Bukan karena Mudik, Ini Alasan Para Perantauan Wonogiri Ramai-ramai Pulang Kampung
Memanfaatkan momen libur panjang Kenaikan Isa Almasih, para perantauan asal Wonogiri ramai-ramai pulang kampung. Namun koordinator Terminal Bus Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, menegaskan kalau hal itu bukan disebabkan para perantau yang memilih mudik lebih awal karena adanya larangan mudik lebaran.
Pada 26 Maret 2021, Menko PMK Muhadjir Effendy bersama sejumlah menteri dan lembaga negara menetapkan larangan mudik lebaran pada 6-17 Mei mendatang. Keputusan ini memunculkan kekecewaan dari berbagai kelompok masyarakat. Salah satunya pada supir bus yang sebenarnya telah bersiap menyambut arus mudik tahun ini.
Oleh karena itu, sebelum larangan itu diberlakukan, mulai banyak warga perantauan yang pulang kampung. Hal ini dilakukan para perantauan asal Wonogiri, Jawa Tengah. Mereka memanfaatkan momen libur panjang Kenaikan Isa Almasih untuk pulang ke kampung halaman.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (5/4), arus perantau itu diketahui berdasarkan peningkatan jumlah penumpang kedatangan bus dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung di Terminal Giri Adipura, Wonogiri. Lantas apa alasan mereka pulang ke kampung halaman lebih cepat? Berikut selengkapnya:
Lonjakan Penumpang di Terminal Wonogiri
©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Berdasarkan data dari Terminal Giri Adipura Wonogiri, pada Jumat (2/4) terjadi lonjakan penumpang di mana ada 2.464 orang yang tiba di Wonogiri dengan jumlah bus sebanyak 137 unit. Padahal di hari sebelumnya, Kamis (1/4), jumlah penumpang tercatat hanya 1.610 orang.
Pada hari selanjutnya, Sabtu (3/4) jumlah penumpangnya kembali menurun yaitu 1.687 orang. Sementara jumlah penumpang rata-rata setiap hari di terminal itu adalah 1.600-1750 orang.
Bukan karena Mudik
©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar
Koordinator Terminal Bus Giri Adipura Wonogiri, Agus hasto Purwanto membenarkan lonjakan penumpang itu. Namun dia menegaskan bahwa lonjakan penumpang itu bukan disebabkan karena orang yang ingin mudik lebih dahulu karena mudik lebaran dilarang pemerintah, melainkan karena ada kegiatan atau tradisi lokal.
“Memang kalau biasanya akhir pekan agak ramai. Tapi sekarang kan baru musim nyadran atau nyekar. Sebagian warga Wonogiri masih kerap melakukan budaya itu menjelang Ramadan, sehingga penumpang juga meningkat,” kata Agus dikutip dari Liputan6.
Prediksi Puncak Arus Balik
©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar
Agus mengatakan, diprediksi puncak arus balik akan terjadi pada Minggu (4/4). Namun ternyata berdasarkan pemantauan sementara penjualan bus pada hari itu masih normal. Dia pun pun mengaku tidak ada persiapan khusus dalam menyambut libur panjang Kenaikan Isa Almasih tahun ini.
“Namun kami selalu menekankan agar penumpang dan kru bus untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan disiplin,” kata Agus.