8 Cara Mencegah DBD pada Anak, Lakukan Sejak Dini
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Demam berdarah merupakan penyakit yang sangat memprihatinkan, terutama bagi orangtua yang memiliki anak-anak kecil. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tahu cara mencegah DBD pada anak.
8 Cara Mencegah DBD pada Anak, Lakukan Sejak Dini
DBD, atau demam berdarah dengue, adalah penyakit yang sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. DBD dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan bisa menimbulkan komplikasi yang fatal, seperti syok, gagal organ, atau kematian.
-
Bagaimana cara terbaik untuk mencegah DBD? Langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mencegah terjangkitnya kembali DBD. Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan adalah melalui vaksinasi.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Bagaimana cara mengatasi kejang demam pada anak? Para orang tua dianjurkan untuk tetap tenang dan jangan panik berlebihan ketika melihat si kecil mengalami kejang demam. Tujuannya adalah agar para orang tua bisa berpikir jernih. Sehingga nantinya para orang tua bisa memberikan pertolongan pertama sebagai cara mengatasi kejang demam pada anak. Adapun cara mengatasi kejang demam pada anak adalah sebagai berikut: Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga si kecil nantinya tidak terbentur maupun tertimpa benda tertentu ketika kejang Longgarkan pakaiannya, khususnya pada bagian leher Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh si kecil. Cukup jaga agar posisi tubuhnya tetap aman Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulutnya. Baik itu minuman, sendok maupun obat-obatan Panggil nama anak atau ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar si kecil merasa lebih nyaman Catat berapa lama si kecil mengalami kejang demam Amati kondisinya ketika kejang. Terlebih jika si kecil kesulitan bernapas atau wajahnya menjadi pucat dan kebiruan. Kondisi itu menandakan bahwa si kecil kekurangan oksigen dan membutuhkan penanganan medis secepatnya Jika memungkinkan, rekam kejadian ketika si kecil tengah kejang. Sehingga dokter nantinya dapat mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami si kecil.
-
Bagaimana cara mengetahui apakah anak terkena DBD? Jika demam yang dialami anak terus-menerus tinggi dan tak kunjung reda, ada baiknya bila ibu dan ayah membawanya ke rumah sakit terdekat untuk melakukan tes darah. Dengan melakukan tes darah tersebut, orang tua akan jadi tahu apakah jumlah trombosit yang ada di dalam tubuh anak normal atau tidak. Apabila angka trombosit anak rendah, sudah dipastikan bila ia positif mengalami demam berdarah.
-
Bagaimana cara mengatasi gejala tipes pada anak? Pada tingkat keparahan yang masih ringan, pengobatan bisa dilakukan bersama dengan beberapa tindakan mandiri seperti berikut: 1. Beri Asupan Cairan Pastikan cairan tubuh anak terpenuhi sehingga anak tidak mengalami dehidrasi. Sebab, gejala tipes seperti mual dan muntah, penurunan nafsu makan, diare, dan demam tinggi bisa memicu terjadinya dehidrasi.
Untuk itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mencegah DBD pada anak-anak. Dengan mencegah DBD, kita dapat melindungi anak-anak kita dari penyakit yang mematikan ini.
Cara Mencegah DBD pada Anak
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berikut ini adalah 8 cara mencegah DBD pada anak yang efektif:
Mendapatkan vaksin dengue
Vaksin dengue dapat diberikan kepada anak usia 9–16 tahun, baik yang sudah pernah menderita DBD maupun belum. Vaksin dengue dapat meringankan gejala dan mengurangi risiko komplikasi jika anak terkena DBD. Vaksin dengue diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan.
Mengenakan pakaian tertutup
Pakaian tertutup dapat melindungi kulit anak dari gigitan nyamuk. Pilihlah pakaian yang berbahan tipis, longgar, dan berwarna terang. Hindari pakaian yang berbahan tebal, ketat, dan berwarna gelap, karena dapat menarik perhatian nyamuk.
Memasang kelambu
Kelambu dapat mencegah nyamuk masuk ke tempat tidur anak. Pastikan kelambu tidak ada lubang atau robek, dan tidak menyentuh lantai. Kelambu yang mengandung insektisida dapat memberikan perlindungan tambahan.
Memasang kawat kasa
Kawat kasa dapat dipasang pada jendela dan ventilasi rumah untuk menghalau nyamuk masuk ke dalam rumah. Kawat kasa juga dapat membantu sirkulasi udara di dalam rumah.
Menggunakan losion antinyamuk
Losion antinyamuk dapat dioleskan pada kulit anak yang tidak tertutup pakaian. Losion antinyamuk biasanya mengandung zat kimia DEET yang dapat mengusir nyamuk. Pastikan losion antinyamuk yang digunakan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan yang bersih dan bebas dari genangan air dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk. Lakukan pembersihan rutin di sekitar rumah, seperti menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan menyingkirkan sampah yang menumpuk.
Memberikan larvasida pada penampungan air
Larvasida adalah zat kimia yang dapat membunuh jentik nyamuk. Larvasida dapat diberikan pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, seperti gentong, drum, atau pot bunga. Pastikan larvasida yang digunakan aman untuk kesehatan dan lingkungan.
Menanam tanaman pengusir nyamuk
Tanaman yang memiliki aroma kuat dapat mengusir nyamuk. Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk adalah lavender, serai, kemangi, geranium, dan rosemary. Tanaman ini dapat ditanam di halaman, pot, atau pekarangan rumah.
Gejala dan Cara Penularan DBD pada Anak
Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut:
- Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
- Sakit kepala. Anak akan mengeluh sakit kepala berat, terutama di belakang mata. Sakit kepala ini bisa disertai dengan nyeri otot, sendi, dan tulang.
- Gangguan pencernaan. Anak akan mengalami mual, muntah, nyeri perut, dan nafsu makan berkurang. Muntah bisa berupa darah, dan feses bisa mengandung darah.
- Bintik merah. Anak akan muncul bintik merah di seluruh tubuh, terutama di bagian dada dan perut. Bintik merah ini tidak hilang saat ditekan dan menunjukkan adanya perdarahan di bawah kulit.
- Pendarahan. Anak bisa mengalami pendarahan di hidung, gusi, atau mulut. Pendarahan ini disebabkan oleh penurunan jumlah keping darah atau trombosit yang berfungsi membantu pembekuan darah.
- Lemas dan mengantuk. Anak akan terlihat lemas, lesu, dan mengantuk. Hal ini bisa menunjukkan adanya gangguan pada organ dalam, seperti hati, ginjal, atau otak.
Untuk penularannya, tiga cara penularan DBD pada anak, yaitu:
- Penularan dari nyamuk ke anak. Ini adalah cara penularan DBD yang paling umum. Ketika nyamuk yang terinfeksi virus dengue menggigit anak, virus akan masuk ke dalam darah anak dan menginfeksi sel-sel yang sehat. Virus akan berkembang di sejumlah organ, seperti sel darah putih dan jaringan limfatik. Virus kemudian akan terlepas dan beredar dalam sirkulasi darah.
- Penularan dari anak ke nyamuk. Ini adalah cara penularan DBD yang dapat memperluas penyebaran penyakit. Ketika nyamuk yang sehat menggigit anak yang terinfeksi virus dengue, nyamuk akan tertular virus. Virus akan berkembang di usus nyamuk, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk kelenjar ludah. Nyamuk yang terinfeksi virus dengue ini dapat menularkan virus kepada orang lain selama sisa hidupnya.
- Penularan dari ibu hamil ke janin. Ini adalah cara penularan DBD yang jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius. Jika ibu hamil terinfeksi virus dengue, virus dapat menyebar melalui plasenta dan menginfeksi janin. Hal ini dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan gejala DBD.