Cegah Komplikasi DBD, Ketahui Masa Kritis dan Risiko Perdarahan pada Anak
Kasus DBD meningkat di musim hujan. Waspadai gejalanya, terutama pada anak, karena penanganan terlambat bisa berakibat fatal dan menyebabkan perdarahan.

Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) cenderung meningkat pada pertengahan musim hujan, sehingga masyarakat harus lebih waspada. Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit ini, dan keterlambatan dalam penanganan dapat berakibat fatal, bahkan menyebabkan kondisi kritis dengan perdarahan.
DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. Nyamuk ini memiliki ciri khas belang hitam putih, dan saat menghisap darah, virus DBD masuk ke dalam aliran darah manusia, memicu gejala seperti demam tinggi, mual, muntah, serta kehilangan nafsu makan.
Jika demam anak mencapai 40°C, turun hanya sementara setelah diberi obat, serta disertai nyeri perut, pusing, dan muntah, segera bawa ke rumah sakit. Kondisi ini bisa menandakan fase kritis, yang jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan syok, perdarahan, atau komplikasi serius lainnya.
Ketahui Tiga Tahap Demam Berdarah
Dr. Hutomo menjelaskan bahwa demam berdarah pada anak memiliki risiko tinggi menyebabkan kematian, terutama pada kelompok usia 0 hingga 14 tahun. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, angka kematian tertinggi akibat DBD terjadi pada kelompok ini, mencapai 74,48 persen, sehingga penting bagi orang tua untuk memahami tiga fase penyakit ini agar dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Fase pertama berlangsung hingga hari ketiga atau keempat, ditandai dengan demam tinggi yang fluktuatif dan risiko dehidrasi akibat hilangnya nafsu makan serta muntah. Fase kedua, yang disebut fase kritis, terjadi antara hari ketiga hingga kelima, di mana demam menurun tetapi kondisi anak bisa memburuk karena risiko syok dan perdarahan. Jika penanganan tepat, fase ketiga atau fase pemulihan akan terjadi pada hari ketujuh hingga kesepuluh, di mana pasien mulai membaik dan nafsu makannya kembali normal.
Lindungi Diri Anda dengan Vaksinasi
Mandaya Royal Hospital Puri bekerja sama dengan cegahdbd.com mengadakan health talk bertema "Cara Baru Lindungi Keluarga dari DBD". Dalam acara ini, dijelaskan bahwa pencegahan DBD dapat dilakukan dengan metode 3M Plus, salah satunya melalui vaksinasi yang dirancang untuk melindungi dari virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 pada individu berusia 6 hingga 45 tahun.
Vaksin DBD bekerja dengan memperkenalkan versi virus yang dilemahkan ke dalam tubuh agar sistem imun dapat mengenalinya dan membentuk antibodi. Jika individu yang telah divaksinasi terpapar virus dengue di kemudian hari, sistem kekebalan tubuh akan lebih cepat merespons dan mencegah infeksi berkembang menjadi demam berdarah yang parah.
Menurut Erwin Suyanto, Public Relation Mandaya Hospital Group, vaksinasi DBD membawa kabar baik karena efektivitasnya dalam mengurangi risiko keparahan penyakit cukup tinggi. Vaksin ini diberikan melalui suntikan di lengan atas dan untuk perlindungan optimal, individu harus menerima dua dosis dengan interval tiga bulan.