Cawapres dari Kalangan Militer Kurang Diminati, Ini Penjelasan Pakar Politik Unsoed
Tahun politik 2024 semakin dekat. Peta kekuatan politik makin jelas terlihat. Namun pakar Unsoed, Indaru Setyo Nurprojo memprediksi bahwa cawapres yang memiliki latar belakang militer kurang diminati publik pada pemilu nanti.
Tahun politik 2024 semakin dekat. Peta kekuatan politik makin jelas terlihat. Para tokoh publik yang diperkirakan akan meramaikan berasal dari berbagai latar belakang mulai dari akademisi, pengusaha, maupun dari kalangan militer.
Namun terkait hal terakhir, pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, memprediksi bahwa cawapres yang memiliki latar belakang militer kurang diminati publik pada pemilu nanti.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Sekarang ini kita melihat ada Erick Thohir, Sandiaga Uno, lalu ada Pak Mahfud MD, itu yang sekarang banyak dibicarakan media,” kata Indaru, dikutip dari ANTARA pada Minggu (30/4).
Lalu kenapa cawapres dari kalangan militer kurang diminati? Berikut selengkapnya:
Berkaitan dengan Isu Tertentu
Liputan6 ©2021 Merdeka.com
Indaru mengatakan bahwa cawapres yang akan mencalonkan diri pada 2024 nanti harus memainkan isu yang selama ini ramai menjadi perhatian publik. Isu-isu tersebut antara lain terkait dengan warga NU dan Muhammadiyah, perempuan atau bukan perempuan, berlatar belakang militer atau bukan, maupun isu strategis lainnya.
“Sepertinya pada pemilu 2024 nanti, militer nggak begitu laku dicalonkan. Menurut saya hal ini dikarenakan eks militer tidak begitu laku. Ini tinggal apakah mereka yang berbasis pada ormas dengan massa terbesar atau kaitannya dengan perempuan dan sebagainya,” kata Indaru.
Hasil Riset Tidak Bisa Diabaikan
©2015 Merdeka.com
Indaru mencontohkan, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi salah satu bakal cawapres yang merepresentasikan kaum perempuan dan warga NU. Menurutnya, salah satu opsi itu bisa jadi pilihan yang rasional, belajar dari pemilu 2019.
Menyinggung soal peluang Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal cawapres yang berlatar belakang militer, Indaru mengatakan bahwa putra sulung presiden ke-6 RI itu kemungkinan bisa menjadi pendamping bakal calon presiden Anies Baswedan.
“Mungkin bisa diambil Anies. Tapi catatan besarnya kan tidak ada progres positif di survei atau apa pun dalam kerja-kerja DPR RI atau riset manapun yang menunjukkan Demokrat mengalami kenaikan. Karena walau bagaimanapun hasil riset tak bisa diabaikan,” terang Indaru, dikutip dari ANTARA.
Nama-Nama yang Muncul
©©2014 Merdeka.com
Hingga saat ini, sudah ada tiga nama yang muncul terkait bakal capres pemilu 2024. Nama pertama ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan didukung oleh Partai Hanura dan PPP, nama kedua ada Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) beranggotakan Partai Gerindra dan PKB, lalu nama ketiga ada mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan yang terdiri atas Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.
Pendaftaran bakal calon presiden ini akan dibuka pada 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol harus memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen kursi di DPR atau memperoleh 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.