Desa di Dieng Ini Pernah Lenyap dalam Semalam, Begini Penampakannya Sekarang
Walaupun sudah lama berlalu, kisah tragisnya longsor Desa Legetang pada tahun 1955 yang menewaskan warga satu kampung masih terus dikenang hingga kini. Lalu bagaimana tanggapan warga setempat terkait tragedi dahsyat yang pernah terjadi di tempat mereka?
Walaupun sudah lama berlalu, kisah tragisnya longsor Desa Legetang pada tahun 1955 yang menewaskan warga satu kampung masih terus dikenang hingga kini. Apalagi kisah itu mengandung pelajaran hidup yang begitu bermakna. Demi mengenang peristiwa itu, di tempat terkuburnya Desa Legetang dibuat sebuah tugu monumen yang menjulang tinggi.
Kini, lahan yang di bawahnya terkubur Desa Legetang telah banyak yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Saat tim YouTube Tedhong Telu mengunjungi tempat itu, para petani setempat sedang menggarap lahan pertanian mereka. Lalu bagaimana tanggapan mereka terkait peristiwa longsor di Desa Legetang? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kisah Nyata
©YouTube/Tedhong Telu
Para petani yang tampak sedang menikmati hidangan makan siang saat itu, sepakat bahwa peristiwa lenyapnya Desa Legetang merupakan kisah nyata. Mereka mengatakan, peristiwa itu terjadi dalam waktu sekejap. Namun ada satu orang yang berhasil selamat dalam peristiwa itu.
“Desa Legetang itu memang ada. Tapi karena peristiwa itu semua penduduknya habis, cuma sisa satu orang. Tapi sekarang orangnya sudah meninggal,” kata salah seorang petani, mengutip dari kanal YouTube Tedhong Telu pada Kamis (8/9).
Sanak Saudara Ikut Meninggal
©YouTube/Tedhong Telu
Salah seorang petani lain yang juga berada di sana, mengatakan bahwa satu-satunya warga selamat dari peristiwa itu bernama Ibu Rana. Petani itu mengatakan tempat terkuburnya Desa Legetang tepat berada di bawah lahan pertanian miliknya. Ia sendiri mengaku bahwa saudara ayahnya dulu ikut menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
“Dulu bapak saya punya saudara di sini, punya enam anak, semuanya meninggal. Nggak ada yang kelihatan. Dicari nggak ada. Kekubur,” kata petani itu.
Tugu Peringatan
©YouTube/Tedhong Telu
Tepat di atas tanah tempat terkuburnya Desa Legetang, terdapat sebuah tugu peringatan. Di sekeliling tugu itu terdapat lahan kentang milik Amrudin. Amrudin percaya bahwa kisah tragis terkuburnya Desa Legetang memang benar-benar terjadi. Dari lahan miliknya dapat terlihat jelas Gunung Pengamun-Amun.
“Jadi longsoran gunung itu terbang dari sana lalu menimpa tempat ini. Kejadiannya mulai dari jam 11 jam 12 sudah habis,” kata Amrudin, mengutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.