Disebut yang Tertua di Indonesia, Ini Tradisi Unik di Masjid Saka Tunggal Banyumas
Di Desa Cikakak, Banyumas, ada sebuah masjid yang diyakini sebagai masjid tertua di Indonesia. Namanya Masjid Saka Tunggal.Masjid itu dibangun pada tahun 1288 Masehi.
Desa Cikakak merupakan desa yang unik. Terletak di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, biasanya banyak kera ekor panjang memenuhi jalan-jalan kampung. Namun ada satu lagi keunikan dari Desa Cikakak.
Di sana ada sebuah masjid yang diyakini sebagai masjid tertua di Indonesia. Namanya Masjid Saka Tunggal. Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Saka Tunggal dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau tempat itu baru menjadi masjid pada tahun 1522 Masehi di mana waktu itu Islam sudah menyebar di Nusantara.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu seperti apa sejarah pembangunan masjid ini? Dan apa tradisi unik yang ada di dalamnya? Berikut selengkapnya:
Sejarah Masjid Saka Tunggal Cikakak
©YouTube/Kemendesa PDTT
Dilansir dari Liputan6.com, pembangunan Masjid Saka Tunggal dilakukan oleh K.H. Mustholih. Ia merupakan seorang ulama yang telah lama tinggal di Cikakak.
Waktu itu, masyarakat Cikakak sering melakukan tindakan menyimpang yang dilarang agama Islam. Mengetahui kondisi tersebut, K.H. Mustholih berpikir bahwa penting untuk mendirikan pusat dakwah.
Oleh karena itu, dibangunlah Masjid Saka Tunggal Darussalam. Penamaan “saka tunggal” merujuk pada bangunan masjid yang hanya punya satu tiang penyangga.
Tiang penyangga yang berdiri di tengah masjid tingginya mencapai 5 meter. Tiang penyangga itu dipenuhi ukiran bunga dan tanaman, serta dilindungi kaca.
Punya Tradisi Unik
©YouTube/Kemendesa PDTT
Jemaah Masjid Saka Tunggal punya tradisi unik khususnya saat selesai Salat Tarawih. Saat itu para jemaah akan menyanyikan lagu sholawat sambil berdiri diiringi tabuhan rebana.
Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Saka Tunggal memiliki kaitan erat dengan sejarah dan budaya komunitas Islam Aboge. Mereka melaksanakan berbagai ritual keagamaan dengan dasar kepercayaan kepada leluhur.
Hingga saat ini Masjid Saka Tunggal masih menjadi pusat kegiatan sosial warga setempat.