Dulunya Dikenal "Kampung Preman", Kampung di Kota Jogja Kini Dapat Predikat "Kampung Ramah Anak"
Kampung Badran dulu menjadi tempat pelarian para penjahat. Mereka bersembunyi di "Bong Cina" yang tak jauh dari kampung itu
Kampung Badran merupakan salah satu kampung padat penduduk di pusat kota Yogyakarta. Dulu kampung itu dikenal sebagai “kampung preman”. Suharmano ingat benar waktu muda dulu ia melihat preman-preman yang mendiami kampung Badran sangat disegani. Tak hanya kuat, mereka juga solid dan saling membantu satu sama lain. Bahkan salah satu temannya dulu merupakan seorang preman terkenal.
“Kalau yang saya tahu, atau yang muncul pada generasi saat itu namanya Gunjack, atau Gunadi. Kebetulan itu juga teman saya di SMA Nusantara Dagen,” kata Suharmono dikutip dari kanal Youtube Napak Tilas.
-
Apa itu Kampung Madani? Kampung Madani merupakan inisiasi PNM dalam menciptakan lingkungan produktif bagi para pelaku UMKM dan ultra mikro.
-
Apa yang terjadi pada Perang Badar? Meskipun kalah jumlah dan persenjataan, pasukan Muslimin berhasil memenangi perang ini dengan bantuan Allah SWT dan malaikat-Nya. Perang Badar juga menjadi bukti pertama bahwa Islam adalah agama yang benar dan mampu menghadapi tantangan dan musuh-musuhnya.
-
Apa itu Badia Batuang? Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang. Kata 'badia' artinya bedil atau meriam, sedangkan 'batuang' berarti bambu besar. Biasanya anak-anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bambu dengan ukuran besar.
-
Di mana Tukad Badung berada? Selain ingin mencari oleh-oleh atau menikmati aneka bangunan tua era kolonial, pengunjung juga bisa mendatangi bantaran Tukad Badung, tepatnya di Seberang Pasar Kumbasari dan Pasar Badung.
-
Kapan Perang Badar terjadi? Perang Badar adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan kekuatan dan keimanan kaum Muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H atau 13 Maret 624 M, ketika pasukan Muslimin yang berjumlah 313 orang menghadapi pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.
Sejarah Kampung Badran
Dikutip dari Jogjakota.go.id, Kampung Badran dulunya merupakan Bong Cina atau tempat pemakaman warga keturunan Tionghoa. Bong Cina itu kemudian dibongkar karena akan dijadikan kawasan pemukiman.
Pada tahun 1950-an, kawasan Badran mulai dihuni oleh penduduk dan menjadi sebuah kawasan pemukiman yang baru. Jejak adanya bong Cina di Kampung Badran masih dapat ditemui sampai sekarang melalui keberadaan Krematorium Wahana Mulia. Dahulu krematorium itu menjadi tempat kremasi jenazah warga Tionghoa yang abunya akan dimakamkan di tempat lain.
Selain itu, kawasan Badran pada zaman dulu juga dikenal sebagai tempat bebodro atau bermediasi menjalankan laku tirakat. Di dekat Sungai Winongo, ada sebuah pohon besar yang dikeramatkan oleh masyarakat yang konon dihuni oleh penunggu gaib bernama Ki Bodronoyo.
Jadi Kampung Preman
Sutrisno ingat benar masa di mana Kampung Badran tenar dengan sebutan Kampung Preman. Ia merupakan kakak kandung almarhum Gunjack atau Gunadi.
Ia bercerita, dulu orang-orang Kampung Badran banyak yang tidak punya pekerjaan tapi akrab dengan kekerasan. Kebanyakan dari mereka merupakan pendatang yang datang dari desa lain.
- Duduk Perkara Perwira Polisi Siram Kopi ke Wajah Pria Coba Culik Anak SD di Serang Banten
- MK Prediksi Bakal Ada 324 Perkara Sengketa di Pilkada Serentak 2024
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini: Sebagian Wilayah Diprediksi Hujan Ringan Selasa Siang
- Pendatang ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024, Prediksi Hanya 10.000-15.000 Orang
“Kalau waktu itu maling dari daerah lain pada kumpul di Badran. Maling dari Surabaya larinya ke Badran,” kaa Sutrisno dikutip dari kanal YouTube Paradoks.
Bernadetha Wartini, salah satu Ketua RT di Kampung Badran, mengatakan, biasanya preman-preman yang datang di kampung Badran ini bersembunyi di area pemakaman Cina yang berada di sebelah kampung itu. Bong Cina itu waktu itu juga sering menjadi lokasi tindak criminal karena tempatnya yang sepi.
Jadi Kampung Ramah Anak
Kini kondisi Kampung Badran sudah jauh lebih baik dibandingkan dulu. Hal ini tidak lepas dari kehadiran para pendatang yang memberi warna baru pada dinamika kehidupan sosial di sana.
Sekarang kampung itu telah mendapat predikat resmi dari pemerintah sebagai Kampung Ramah Anak. Hal ini tak lepas dari kondisi masyarakatnya yang begitu majemuk dan mereka saling hidup rukun.
Selain itu pada tahun 2019, kampung Badran juga mendapat predikat dari Pemkot Jogja sebagai Kampung Sadar Bencana. Para warganya dianggap sudah sejak lama memiliki komitmen bersama untuk penanggulangan bencana dengan dibentuknya Basis Organisasi Kesiagaan Komunitas (Bokomi) pada tahun 2007.