Fakta di Balik Gempa M 6,4 yang Guncang Bantul, Alarm Megathrust?
Jumat (30/6) malam, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa yang tidak berpotensi tsunami tapi harus tetap diwaspadai.
Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
Fakta di Balik Gempa M 6,4 yang Guncang Bantul, Alarm Megathrust?
Pada Jumat (30/6) malam pukul 19.57, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa dengan magnitudo M 6,4. Gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Namun tetap saja gempa itu menimbulkan sejumlah dampak. Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa juga terasa hingga Tegal dan menyebabkan seorang warga mengalami luka ringan.
-
Apa yang dilakukan warga Bantul untuk mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
Apa itu Jenang Gempol? Jenang gempol merupakan sebuah hidangan manis yang terbuat dari bubur sumsum dan gempol beras. Dilansir dari Liputan6.com, kuliner ini sudah ada sejak dulu. hidangan ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau sarapan.
-
Apa itu kerupuk banjur? Mengutip Instagram Budaya Jabar, Senin (18/9), kerupuk banjur merupakan kudapan tradisional khas masyarakat Sunda di wilayah Bandung, Jawa Barat.Kerupuk yang digunakan merupakan kerupuk mi berwarna kuning yang besar dan renyah. Kemudian kerupuk disiram dengan kuah bumbu oncom yang menggugah selera.
-
Apa yang terjadi di Batang akibat gempa? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan. Hal itu terlihat dari sebuah video amatir warga. Tak hanya rusak, sejumlah warga tampak panik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kalau gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
“Gempa malam ini merupakan alarm yang mengingatkan kita bahwa zona subduksi di selatan Jawa memang masih aktif,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dikutip dari ANTARA.
Daryono mengatakan bahwa zona subduksi aktif itu tidak hanya menimbulkan gempa bumi, namun juga tsunami yang menerjang wilayah selatan Pulau Jawa.
Berdasarkan catatan sejarah, tsunami di selatan Pulau Jawa pernah terjadi sebanyak delapan kali sejak tahun 1800 dengan rincian tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1957, 1994, dan 2006. “Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa serta tsunami di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya,” kata Daryono.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Yogyakarta adalah kawasan sistemik aktif dan kompleks karena memiliki sumber gempa potensial yang bersumber dari darat maupun laut. Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi gempa bumi berkekuatan hingga M 8,7. Sedangkan di darat terdapat Sesar Opak yang cukup aktif dan berkekuatan hingga mencapai M 6,6.
Dampak Gempa
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa akibat gempa tersebut, sejumlah 93 unit rumah rusak dengan tingkat kerusakan ringan hingga sedang. Di Kabupaten Kebumen, rumah rusak ringan 8 unit dan rusak sedang 2 unit. Di Kabupaten Magelang dan Tegal, rumah rusak masing-masing 1 unit. Sementara di Kabupaten Purbalingga rumah rusak tercatat ada 4 unit. Lalu di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ada 28 unit rumah rusak. Di Kabupaten Bantul, DIY, ada 30 unit rumah rusak dan di Gunungkidul ada 19 unit rumah yang rusak.
Kekuatan Getaran Gempa
Dari intensitas guncangan dengan skala MMI, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen, kekuatan gempa berada pada skala IV MMI. Sedangkan di Kediri pada skala III MMI. Lalu di Mojokerto III MMI. Semakin tinggi tingkat MMI maka dampak yang dirasakan semakin besar.