Gejala Infeksi Helicobacter Pylori dan Cara Mengatasinya, Rentan Terjadi pada Anak
Bahkan, gejala ringan ini menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti ulkus lambung. Jika anak Anda mengalami hal ini, perlu diwaspadai, bisa jadi anak Anda terserang infeksi helicobacter pylori.
Gangguan pencernaan memang masalah umum yang rentan terjadi pada anak-anak. Seperti gejala sakit perut, mual, muntah, atau diare, tentu masalah ini kerap ditemui sehari-hari. Secara umum, gangguan pencernaan ini cukup ringan dan dapat diatasi dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Namun, apa jadinya ketika gejala nyeri perut, mual, muntah, dan diare tersebut dialami dalam beberapa waktu yang cukup lama. Bahkan, gejala ringan ini menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti ulkus lambung. Jika anak Anda mengalami hal ini, perlu diwaspadai, bisa jadi anak Anda terserang infeksi helicobacter pylori.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Dengan begitu, penting bagi Anda untuk mengetahui berbagai gejala infeksi helicobacter pylori yang umum terjadi pada anak. Pengetahuan ini dapat membantu Anda mendeteksi lebih dini, jika benar sang anak mengalami kondisi ini. Selain mengetahui berbagai gejalanya, Anda juga perlu memahami penyebab, faktor risiko, cara mengatasi dan mencegah gangguan pencernaan ini.
Di samping itu, tak kalah penting untuk dipahami berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi ketika kondisi gangguan pencernaan semakin parah. Berikut kami merangkum informasinya, bisa Anda simak.
Gejala dan Penyebab
Infeksi helicobacter pylori adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Infeksi ini biasanya menyasar pada sistem pencernaan, khususnya lambung dan usus halus. Karena menyerang organ pencernaan, maka beberapa gejala yang ditimbulkan juga berkaitan dengan masalah pencernaan.
Beberapa gejala infeksi H. pylori pada anak meliputi:
- Nyeri perut: Anak mungkin mengeluh nyeri perut atau tidak nyaman di bagian atas perut.
- Mual dan muntah: Anak mungkin muntah atau merasa mual.
- Diare: Anak mungkin mengalami diare yang berlangsung beberapa hari.
- Kehilangan berat badan: Anak mungkin kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Anemia: Infeksi H. pylori dapat menyebabkan anemia karena perdarahan dalam saluran cerna.
- Gangguan nafsu makan: Anak mungkin tidak tertarik untuk makan karena nyeri perut atau mual.
- Nafsu makan yang berlebihan: jika terjadi kerusakan pada lambung maka lambung tidak dapat mengeluarkan asam secukupnya sehingga anak akan merasa lapar terus.
Gangguan infeksi helicobacter pylori ini umumnya terjadi ketika anak mendapatkan kontak dari mulut ke mulut secara langsung pada orang yang telah terinfeksi sebelumnya. Selain itu, beberapa penyebab infeksi helicobacter pylori juga bisa terjadi akibat:
- Penyebaran melalui air atau makanan yang terkontaminasi
- Keberadaan faktor genetik atau keturunan dalam keluarga
- Kebersihan yang buruk atau sanitasi yang tidak memadai
- Kelebihan asam lambung (gastritis) yang mungkin merupakan faktor risiko untuk infeksi H. pylori.
Faktor Risiko dan Komplikasi
Setelah mengetahui berbagai gejala infeksi helicobacter pylori, berikutnya akan dijelaskan tentang faktor risiko dan komplikasi yang dapat terjadi. Diketahui, beberapa kelompok orang mendapatkan peluang risiko yang lebih tinggi, termasuk anak yang:
- Memiliki kebersihan yang buruk atau sanitasi yang tidak memadai
- Memiliki faktor genetik atau keturunan dalam keluarga
- Kelebihan asam lambung (gastritis) yang mungkin merupakan faktor risiko untuk infeksi H. pylori
- Lingkungan sosial yang kurang baik atau tinggal di daerah yang padat penduduk
- Keberadaan faktor lingkungan yang merusak, seperti polusi udara atau air
- Konsumsi makanan yang tidak sehat atau kurang gizi.
Jika anak yang mengalami kondisi ini tidak mendapatkan penanganan dan perawatan yang baik, maka peluang kondisi yang lebih parah dapat terjadi. Berikut beberapa risiko komplikasi dari infeksi helicobacter pylori yang perlu diwaspadai:
- Ulkus peptikum: H. pylori dapat menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada lapisan mukosa lambung, yang dapat menyebabkan luka atau ulkus.
- Gastritis: Inflamasi pada lapisan mukosa lambung yang disebabkan oleh H. pylori dapat menyebabkan gejala gastritis seperti nyeri perut, mual, dan muntah.
- Adenokarsinoma lambung: Jika infeksi H. pylori tidak diobati, dapat menyebabkan pertumbuhan sel ganas pada lambung yang disebut adenokarsinoma lambung.
- Anemia: H. pylori dapat menyebabkan perdarahan dalam saluran cerna, yang dapat menyebabkan anemia.
- Perkembangan kanker: jika infeksi H.pylori tidak diatasi, dapat menyebabkan perkembangan kanker lambung
- Gangguan pada sistem imun: infeksi H.pylori dapat menyebabkan perubahan pada sistem imun yang dapat memicu berbagai penyakit.
Cara Mengatasi dan Mencegah
Setelah mengetahui berbagai gejala infeksi helicobacter pylori, penyebab, hingga risiko komplikasinya, terakhir akan dijelaskan bagaimana cara mengatasi dan mencegah gangguan pencernaan ini. Jika anak Anda sudah tertular infeksi helicobacter pylori, terdapat beberapa langkah pengobatan dan perawatan yang bisa membantu penyembuhannya, seperti:
- Menjalani terapi antibiotik: Dokter akan meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri H. pylori. Terapi ini biasanya dilakukan selama 7-14 hari.
- Menjalani terapi proton pompa inhibitor (PPI) atau antasida: PPI atau antasida digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung, sehingga membantu mengurangi gejala infeksi.
- Peningkatan kebersihan: Membuat anak menjaga kebersihan mulut dan tangannya sangat penting untuk mencegah infeksi.
- Peningkatan pola makan yang sehat: Anak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta mengurangi makanan yang tinggi lemak atau asam.
- Mengikuti saran dari dokter: Anak harus mengikuti saran dan instruksi dari dokter serta memantau kondisinya secara berkala.
Sementara itu, bagi anak yang belum tertular infeksi, maka setiap orang tua perlu melakukan langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko penularan. Berikut beberapa cara mencegah infeksi helicobacter pylori pada anak yang bisa diterapkan:
- Menjaga kebersihan: Anak harus selalu menjaga kebersihan mulut dan tangannya, terutama setelah makan atau setelah buang air besar.
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi: Anak harus mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta mengurangi makanan yang tinggi lemak atau asam.
- Menjaga lingkungan sehat: Anak harus tinggal di lingkungan yang sehat dan bersih, dengan sanitasi yang memadai.
- Menghindari kontak dengan penderita H.pylori: Anak harus menghindari kontak dengan orang yang diduga atau terdiagnosa menderita H.pylori.
- Menjalani pemeriksaan rutin: Anak harus menjalani pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatannya dan mendeteksi infeksi H.pylori sejak dini
- Menghindari merokok: Anak harus menghindari merokok, karena merokok dapat meningkatkan risiko infeksi H.pylori.