Ingin Konflik Segera Usai, Ini Kata Putri Solo Setelah Berhasil Keluar dari Keraton
Setelah berhasil menghirup udara bebas, dua orang putri Solo meminta semua pihak untuk mengakhiri konflik di Keraton Surakarta. Mereka pun meminta pada pihak luar keraton agar mereka tidak ikut campur dalam permasalahan keluarga itu.
Setelah dikurung sejak Kamis (11/2), pada Sabtu siang (13/2), dua putri Solo, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koes Moertiyah dan Gusti Timoer Rumbai bersama tiga abdi dalemnya berhasil keluar dari kurungan di dalam Keputren Keraton Surakarta.
Setelah berhasil menghirup udara bebas, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau akrab disapa Gusti Moeng meminta semua pihak untuk mengakhiri konflik di Keraton Solo. Dia meminta konflik yang sudah terjadi sejak 2004 ini bisa diakhiri dengan jalan kekeluargaan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Kami ingin menyelamatkan Sinuhun, yang lain kami tidak peduli karena bukan siapa-siapa. Yang bukan siapa-siapa jangan ikut bicara. Membuat runyam keadaan, ini saatnya menyelamatkan Keraton Solo apapun caranya,” kata Gusti Moeng mengutip dari Liputan6.com pada Senin (15/2).
Senada dengan Gusti Moeng, Gusti Timoer meminta hanya orang yang memiliki darah keraton saja yang terlibat dalam persoalan konflik Keraton Solo. Dia pun menyoroti keberadaan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nur Adiningrat.
Seperti apa sosok Dani sehingga menjadi sorotan dalam konflik di Keraton Surakarta? Seperti apa perkembangan konflik di Keraton Solo? Berikut selengkapnya:
Hanya Urusan Orang Dalam
©2017 Merdeka.com
GKR Timoer dan GKR Wandansari meminta hanya orang-orang yang masih memiliki darah keraton sajalah yang terllibat dalam persoalan konflik keraton. Oleh karena itulah dia menyorot sosok KRA Dani Nur Adiningrat yang disebutnya tidak memiliki darah langsung Keraton Solo.
Kepada wartawan, GKR Timoer mengatakan, dia lahir, besar, menikah, hingga menjanda di Keraton Solo. Selama itu pulalah dia tidak mengenal sosok KRA dani yang disebut bukan anggota keluarga.
“Kalau memang ini urusan keluarga, orang lain tidak usah bicara. Cukup darah dalem. Saya tidak kenal itu Dani, dia masuk setelah kami pergi. Kemarin malam anda (media) berbicara dengan Dani kan? Saya tidak mengenal dia,” kata GKR Timoer mengutip dari Liputan6.com
Sosok Dani
©2021 Liputan6.com
Sementara itu, KRA Dani Nur Adiningrat mengatakan bahwa seharusnya kedua putri Solo itu memahami adat istiadat yang berlaku di mana penyataan atau dawuh dari dalem (Raja Keraton Surakarta) bisa disampaikan siapa saja. Diapun mengatakan tidak pernah mengunci dua putri Keraton itu. Dani mengatakan bahwa sebenarnya kedatangan kedua putri Solo itu ke Keraton Surakarta tanpa undangan dan izin dari Puakubuwana XIII.
“Saya ini memang bukan darah dalem. Tapi saya duduk di kelembagaan Keraton Solo dan diperintah Sinuhun untuk menyampaikan dawuh kepada mereka. Tetapi kenapa mereka malah bersikap seperti itu. padahal wajar kalau dawuh dalem lewat Sasana Wilapa,” kata Dani.
Tidak Terkunci
©2021 Liputan6.com
Beda halnya dengan GKR Wandansari dan GKR Timor yang merasa dirinya terkunci, KRA Dani Nur Adiningrat mengatakan bahwa sebenarnya mereka berdua tak dikunci dan bisa keluar kapan saja.
Bahkan dia berpendapat informasi bahwa Kanjeng Edhy Wirabhumi bisa keluar meninggalkan Keraton Solo. dia mengatakan rombongan Gusti Moeng sebenarnya ada belasan orang, bukan lima orang saja. Mereka pun bisa meninggalkan Keraton Solo dengan selamat.
“Mereka datang tanpa izin Sinuhun lalu tanpa undangan lalu seolah-olah dikurung. Saya itu ada surat resmi dari dawuh dalem. Termasuk saat menyampaikan ke media. Tidak mungkin juga saya tidak mendapatkan tugas lalu statement,” ungkap KRA Dani.
Tanggapan GKR Wandansari
©2021 Liputan6.com
Menanggapi dirinya yang berhasil kembali menghirup udara bebas setelah sekian lama tidak keluar dari kurungan, dia mengajak semua pihak seperti sentono dalem, budayawan, dan masyarakat untuk mencintai Keraton Solo. Diapun meminta agar pihak keluarganya bersatu untuk menyelesaikan konflik di sana.
“Kepada seluruh keluarga besar Dinasti Mataram Keraton Surakarta, diimbau untuk tetap kompak bersatu dan bergotong-royong sesuai kemampuan dan kapasitasnya untuk menyelamatkan Keraton Surakarta Hadiningrat bersama-sama pemerintah Indonesia, para pecinta dan pemerhati budaya, juga segenap abdi dalem maupun kawula dalem, di dalam negeri maupun luar negeri,” kata GKR Wandansari mengutip dari Liputan6.com.