Jadi Cikal Bakal Kerajaan Mataram Islam, Ini 3 Fakta Unik Petilasan Kembang Lampir
Petilasan Kembang Lampir merupakan tempat bersemedi Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Tempat inipun disebut menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Kini tempat ini dikenal keramat dan banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, ada sebuah petilasan yang cukup dikenal oleh warga sekitar. Namanya Petilasan Kembang Lampir.
Dulunya, petilasan ini merupakan bekas tempat bersemedi Ki Ageng Pemanahan. Dia merupakan keturunan Brawijaya V yang juga murid dari Sunan Kalijaga.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Tempat ini pula yang kemudian dijadikan lokasi bersemedi dari Panembahan Senopati yang merupakan anak Ki Ageng Pemanahan. Kelak, Panembahan Senopati inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Mataran Islam.
Di sini pula terdapat benda-benda peninggalan Ki Ageng Pemanahan seperti mahkota rumah yang pecah dan berbagai benda pusaka lainnya.
Lantas bagaimana sejarah petilasan ini hingga banyak dikunjungi oleh peziarah di masa kini? Berikut selengkapnya:
Cikal Bakal Kerajaan Mataram Islam
©2020 liputan6.com
Melansir dari Etnis.id, dalam sejarahnya petilasan Kembang Lampir merupakan awal mula Kerajaan Mataram Islam berdiri. Waktu itu, Ki Ageng Pemanahan diminta oleh Sunan Kalijaga untuk bertirakat di tempat itu guna memperoleh petunjuk mengenai siapa sosok yang tepat untuk memimpin kerajaan setelah era Majapahit.
Saat Ki Ageng Pemanahan hendak bertapa, di sana sudah ada bunga semampir yang bertengger di sebuah pohon besar. Atas perintah Sunan Kalijaga, Ki Ageng Pemanahan mengambil bunga semampir itu.
Tempat itu pula yang kemudian dijadikan Panembahan Senopati sebagai lokasi semedi sebelum menjadi Raja Mataram Islam. Oleh Panembahan Senopati, tempat itu dinamakan “Mbang Lanpir” yang artinya membangun ketajaman berpikir.
Pemugaran Kembang Lampir
©jogjasiana.net
Pada tahun 1975, Sri Sultan HB IX menginisiasi pemugaran petilasan Kembang Lampir. Setelah jadi, petilasan itu dinamakan Gunung Mahenka karena letaknya yang berada di atas perbukitan.
Tempat itupun menjadi petilasan bersejarah bagi Keraton Yogyakarta. Tak hanya direnovasi, di petilasan itu juga dibuatkan monumen berupa patung Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati.
Tak hanya sebagai petilasan, pada bangunan induk di sana tersimpan benda pusaka Wuwung Gubug Mataram dan Songsong Ageng Tunggul Naga.
Pantangan di Kembang Lampir
©2021 Brilio.net
Seperti tempat-tempat keramat lainnya, ada pantangan yang harus dihindari pengunjung yang ingin berziarah ke petilasan Kembang Lampir. Dalam seminggu, petilasan itu hanya dibuka pada hari Senin dan Kamis. Selain itu, pengunjung juga tidak boleh mengenakan pakaian berwarna ungu terong dan hijau lumut.
Sutrisno, seorang warga sekitar yang dipercaya Keraton Yogyakarta mengurus petilasan itu mengatakan, kedua warna itu terlarang bagi pengunjung karena keberadaan Nyi Roro Kidul yang konon sering datang ke petilasan itu. Jika pengunjung mengenakan baju warna itu, ia akan disukai Nyi Roro Kidul dan kemudian dijadikan budaknya.
Tak hanya sebatas pakaian, melansir dari Brilio.net, pengunjung juga tidak boleh memotret bangunan dalam, tidak boleh memakai sandal, dan khusus pengunjung wanita harus dalam keadaan suci.