Jumlah Haji yang Meninggal di Tahun 2023 Asal DIY-Jateng Cukup Tinggi, Ini Faktanya
Jumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah Jemaah Haji yang Meninggal di Tahun 2023 Asal DIY-Jateng Cukup Tinggi, Ini Faktanya
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hingga masa pemulangan kloter 69, tercatat ada 119 jemaah haji yang meninggal. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 45 orang.
-
Kapan calon jamaah haji plus berangkat? Dalam hal waktu tunggu, periode untuk haji plus biasanya lebih singkat dibandingkan haji reguler.Akibatnya, biaya untuk program haji plus cenderung lebih tinggi.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kenapa jemaah haji dilarang berdebat sengit? Selama ihram, dilarang terlibat dalam perdebatan sengit atau pertengkaran. Hal ini untuk menjaga suasana yang harmonis dan khusyuk dalam menjalankan ibadah haji.
-
Kapan para jamaah haji Banyuwangi dijadwalkan pulang? “Insyallah untuk kepulangannya ke tanah air pada 8 Juli besok,” pungkasnya.
-
Mengapa jemaah haji melempar jumrah? Melempar jumrah merupakan gambaran umat Islam yang sedang melawan setan, nafsu yang disebabkan olehnya, dan melawan segala keburukan yang dibisikkan setan.
-
Siapa Raja Ali Haji? Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1808 silam.
Humas PPIH Debarkasi Solo Gentur Rama Indriyadi mengatakan bahwa hingga Rabu (26/7), total 119 jemaah haji yang meninggal rinciannya tujuh orang meninggal di tanah air dan 112 orang meninggal di tanah suci.
Selain itu, ada tambahan dua jemaah haji yang meninggal. Mereka adalah Pangat Karso Pawiro (68), warga Toriyo RT 02/03 Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Jateng, dan Henry Tri Susilo (47), warga Pakembaran RT 02/03 Slawi Kabupaten Tegal. Pangat meninggal di RSU Moewardi Solo pada Selasa (25/7) pukul 16.58 WIB karena sakit Cardiongenic Shock. Sedangkan Henry meninggal di RSAS, Selasa (25/7), pukul 19.37 WAS, karena sakit Cardiovascular Diseases.
Haji Pangat Karso Pawiro, jemaah haji asal Sukoharjo, sebelum meninggal sempat bersama kloter 66 ikut proses serah terima di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan, tetapi dia kemudian mengalami pingsan dan dibawa ke Poliklinik Asrama Haji Donohudan lalu dirujuk ke RSU Moewardi Solo. "Namun, beliau setelah di RSU Moewardi Solo, sudah dinyatakan meninggal dunia," kata Gentur.
Menurut Gentur, tingginya angka jemaah haji yang meninggal karena jemaah yang diberangkatkan pada tahun ini rata-rata usia lansia. Selain itu kondisi cuaca di Arab Saudi yang panas ekstrem juga berpengaruh terhadap kesehatan jamaah Indonesia.
Sementara itu, PPIH juga mencatat ada 32 haji Debarkasi Solo yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) karena sakit. Mereka tersebar di beberapa kota, baik di Jedah, Mekah, dan Madinah.
Berdasarkan keterangan dari PPIH Debarkasi Solo, pada Rabu (26/7) ada kedatangan jemaah haji dari empat kloter yakni kloter 68 asal Kabupaten Sukoharjo dan Cilacap, pada pukul 06.51 WIB, kloter 69 asal Cilacap pukul 07.17 WIB, Kloter 70 asal Cilacap pukul 15.50 WIB dan terakhir kloter 71 asal Cilacap dan Purbalingga pukul 18.50 WIB. Jemaah haji yang sudah dipulangkan ke daerahnya masing-masing hingga pukul 11.30 WIB ada 69 kloter dengan jumlah sebanyak 27.726 haji atau sekitar 78,6 persen dari total yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini sebanyak 35.270 orang.