Kabar Terbaru Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Rembang, Pelaku Terancam Hukuman Mati
Pada Kamis (11/2), pelaku pembunuhan satu keluarga di Rembang akhirnya berhasil terungkap. Lalu apa motif di balik pelaku tega menghabisi empat nyawa manusia sekaligus?
Setelah satu minggu menjadi misteri, akhirnya pada Kamis (11/2) pelaku pembunuhan satu keluarga di Rembang berhasil terungkap. Dia adalah Sumani (43), warga Desa Pragu, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, sebenarnya Sumani telah ditetapkan sebagai tersangka sejak 8 Februari lalu.
Dilansir dari ANTARA, penetapan Sumani sebagai tersangka dilakukan berdasarkan keterangan para saksi dan rekaman CCTV dari lokasi terdekat. Dari kamera itu, terdapat kesesuaian antara sepeda motor pelaku, helm, maupun jaket yang dipakai pelaku saat datang ke rumah korbannya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Selain itu, penetapan juga dilakukan dari sidik jari gelas berisi minuman yang disuguhkan kepada tersangka juga sama dengan sidik jari pelaku. Ternyata, sebelum melakukan pembunuhan itu pelaku sempat bertamu ke rumah korban.
Lalu sebenarnya apa alasan pelaku untuk menghabisi para korbannya? Berikut selengkapnya:
Lakukan Percobaan Bunuh Diri
©2021 Merdeka.com
Hingga berita ini dinaikkan, pelaku belum bisa dimintai keterangan karena harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Rembang. Perawatan itu harus diberikan karena sebelum diminta keterangan pelaku sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum cairan pestisida.
Tetapi dalam berkas pemeriksaan awal, sempat muncul kata-kata “seng wes yo wes” yang artinya “yang sudah ya sudah”. Berdasarkan kesimpulan polisi, pernyataan itu mengarah ke motif dendam.
“Antara korban dengan pelaku juga saling kenal. Apalagi sebelumnya sudah ada pembayaran pembelian gamelan sebesar Rp15 juta terhadap korbannya,” ungkap Luthfi dikutip dari ANTARA.
Barang Bukti
©2021 Liputan6.com
Dari penggeledahan di rumah tersangka, polisi menemukan barang bukti berupa arit yang digunakan untuk melukai korbannya serta perhiasan seperti gelang,cincin, jarum emas, dan anting. Dari barang bukti itu, bercak darah menempel di anting maupun arit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, bercak darah itu identik dengan anak maupun istri yang ikut menjadi korban.
Tak hanya itu, polisi juga memeriksa kuku dan kunci kontak sepeda motor pelaku yang terdapat bercak darah identik dengan korban. Dari kesimpulan itu, pelaku mengerucut pada tersangka korban yaitu Sumani.
Terancam Hukuman Mati
©2015 Merdeka.com
Aksi pelaku menghabisi empat korbannya diperkirakan terjadi pada Rabu (3/2) malam antara pukul 21.00-24.00 WIB. Hal itu diperkuat dengan hasil autopsi bahwa korbannya meninggal antara rentang waktu tersebut.
Atas perbuatannya itu, pelaku diancam hukuman mati atau seumur hidup, karena melanggar Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP dan/atau 365 ayat (3) KUHP atau Pasal 80 ayat (3) jo Pasal 76C Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Harapan Keluarga Korban
©YouTube/Musyafa Musa
Sutarno, adik almarhum Anom Subekti, mengaku sangat terpukul atas kematian kakaknya. Dia mengatakan, pernah pada suatu malam istrinya bermimpi ada kerumunan dan di tengah kerumunan itu dia bertemu dengan sosok Anom Subekti.
Namun secara pribadi, Sutarno sendiri tidak punya firasat apapun tentang kematian kakaknya dan tak menyangka saudaranya meninggal dengan cara seperti itu. Mewakili pihak keluarga, Sutarno berharap pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya.
"Beliau, orangnya sangat baik. Bila ada saudara-saudaranya yang kesulitan, pasti beliau membantu. Kalau saya berharap, mewakili pihak keluarga, beliau (pelaku) ini diberikan hukuman mati. Karena dia sudah (membunuh) saudara saya, kakak ipar saya, keponakan saya, sekaligus cucu saya,” kata Sutarno dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Rabu (10/2).