Kisah Inspirasi Muh Shokib, Sang Penjaga Gunung Muria yang Dicintai Masyarakat
Selain dikenal sebagai juru kunci makan Sunan Muria, Muhammad Shokib Garno Suwarno juga berjasa dalam memajukan geliat masyarakat lereng Gunung Muria. Hal inilah yang membuat dia memperoleh penghargaan Kalpataru pada 2016 lalu.
Kawasan Gunung Muria, Jawa Tengah, menyimpan berbagai potensi yang tiada terkira. Selain memiliki keindahan alam, tempat itu juga memiliki potensi pertanian serta budaya berupa makam Sunan Muria di atas bukit yang banyak dikunjungi para peziarah.
Maka tak heran, geliat perekonomian masyarakat di sana terus berkembang. Selain dari sektor pariwisata, banyak pula masyarakat yang membuka usaha kuliner serta kerajinan tangan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun ada sosok yang sangat berjasa di balik majunya geliat masyarakat di lereng Gunung Muria. Dia adalah Muhammad Shokib Garno Sunarno, warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Selain bertugas sebagai juru kunci makam Sunan Muria, sosok Shokib juga dikenal sebagai aktivis sosial yang sangat berjasa bagi kemajuan masyarakat.
Karena jasanya dalam memajukan masyarakat Gunung Muria, dia pernah memperoleh penghargaan Kalpataru pada 2016 untuk kategori Pembinaan Lingkungan. Lalu sebenarnya apa saja yang dilakukan Muh Shokib dalam memajukan masyarakat lereng Gunung Muria? Berikut selengkapnya:
Juru Kunci Makam Sunan Muria
©YouTube/BETA TV
Melansir dari kanal YouTube BETA TV, Muhammad Shokib merupakan keturunan Sunan Muria yang ke-14. Sehari-hari, dia bertugas menjadi juru kunci makam Sunan Muria yang tak pernah sepi dikunjungi para peziarah.
Selain mengurus makam leluhurnya, Muhammad Shokib juga aktif menata keberadaan pedagang maupun ojek yang mengais rezeki di kawasan peziarahan itu. Salah satunya adalah mendirikan paguyuban pedagang bernama “Kinanti” dan membentuk Perkumpulan Ojek Muria.
Di kalangan para anggota perkumpulan itu, Shokib dikenal sebagai sosok yang berwibawa, jujur, dan adil. Tak hanya itu, sosok Shokib juga cukup disegani oleh para petani kopi di kawasan Muria.
“Sosoknya Pak Shokib bagi para petani kopi itu baik sekali, sangat mengayomi. Ya baik, lah. Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Intinya baik, lah,” ungkap Dariyanto, salah seorang petani kopi di lereng Gunung Muria.
Memajukan Perekonomian Masyarakat
©YouTube/BETA TV
Selain dikenal baik, sosok Muh Shokib juga menjadi tokoh inspiratif bagi pelaku usaha di kawasan Gunung Muria. Dia sering mengajak dan membimbing para pelaku usaha untuk melakukan inovasi atau mendorong terciptanya lapangan kerja baru.
Selain itu, sosoknya juga dikenal tegas dan keras. Hal itulah yang dirasakan Budi Wiyono, salah seorang pengusaha batik di kawasan lereng Gunung Muria.
“Dia selalu menetapkan target. Misalnya tahun ini harus begini, harus begini, dan harus terlaksana,” ungkap Budi Wiyono tentang sosok Shokib.
Kerap Keluar Masuk Hutan
©YouTube/BETA TV
Selain dikenal sebagai aktivis sosial, Muh Shokib juga dikenal sebagai pecinta alam. Untuk itulah dia membentuk sebuah Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) pada 1999.
Melalui paguyuban itu, Shokib dan para anggotanya kerap kali melakukan patroli di kawasan hutan lereng Gunung Muria. Selain itu, paguyuban tersebut juga aktif melakukan penanaman pohon di lahan yang gundul.
Mengenai semua hal yang dilakukannya itu, Shokib mengatakan bahwa kepeduliannya untuk menjaga alam merupakan naluri yang diwariskan leluhurnya, termasuk dari Kanjeng Sunan Muria. Saking cintanya pada hutan, pernah suatu kali dia tertidur di dalam goa setelah melakukan patroli menjelajahi hutan Gunung Muria.
“Bayangkan saja 350 tahun yang lalu beliau Kanjeng Sunan Muria sudah berdomisili di tengah hutan. Jadi sifatnya sudah turun temurun. Jadi saya menjaga hutan itu memang sudah nurani,” kata Shokib mengutip dari kanal YouTube BETA TV.
Sosok Shokib di Mata Keluarga
©YouTube/BETA TV
Di mata anak-anaknya, Shokib dikenal sebagai sosok bapak yang bijaksana, bertanggung jawab, tegas, dan disiplin. Argi Cahyaning Wulan, anak pertama Shokib mengatakan, pada awalnya merasa keberatan terhadap aktivitas ayahnya yang sibuk di luar. Namun dia bangga di balik aktivitas yang padat itu, ternyata ayahnya bisa memperoleh penghargaan Kalpataru.
“Emang bapak itu kesannya galak tetapi sebenarnya bentuk perhatian Pak Sokhib kepada anak-anaknya,” kata Argi dikutip merdeka.com dari kanal YouTube BETA TV.