Kisah Pilu TKI Cilacap yang Meninggal di Malaysia, Keluarga Sulit Pulangkan Jenazah
Seorang TKI bernama Yulia Silvi (24), warga Desa Sidamulya, Cilacap meninggal dunia di Malaysia pada Selasa (31/8). Sebelum meninggal dunia, Yulia sempat dirawat di rumah sakit di Johor, Malaysia selama 10 hari. Walaupun selalu muncul gejala sesak napas, namun hasil PCR selalu menunjukkan bahwa ia negatif COVID-19.
Kisah pilu pekerja migran Indonesia (TKI) yang mencari nafkah di negeri seberang terjadi lagi belakangan ini. Terbaru, seorang TKI bernama Yulia Silvi (24), warga Desa Sidamulya, Kecamatan Wanareja, Cilacap meninggal dunia di Malaysia pada Selasa (31/8).
Sebelum meninggal dunia, Yulia sempat dirawat di rumah sakit di Johor, Malaysia selama 10 hari. Sebelum meninggal, dia diketahui rutin mengikuti tes PCR sebanyak 3 kali dengan hasil negatif. Meskipun meninggal bukan dalam keadaan positif COVID-19, pihak keluarga tetap sulit memulangkan jenazah.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Begitu adik saya meninggal, saya mendapat kabar langsung dari HRD ASJ Component Malaysia, tempat dia bekerja,” kata Bayu Firmansyah, kakak ipar Yulia dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (2/9). Berikut selengkapnya:
Ada Gejala Sesak Napas
©www.wikihow.com
Sebelum meninggal dunia, Yulia sempat dirawat di dua rumah sakit yang berbeda. Pada saat dirawat itu, sempat muncul gejala sesak napas. Namun saat dites PCR selalu menunjukkan hasil negatif. Hal inilah yang membuat dokter tak berani memulangkannya.
Setelah mendapat informasi dari teman Yulia, Bayu yakin bahwa adik iparnya itu tidak terpapar COVID-19. Sebab saat masuk rumah sakit pertama kali pada Ramadan lalu, ia didiagnosa mengidap penyakit lupus.
“Katanya di paru-parunya ada bakteri. Tapi hasil tes PCR hasilnya selalu negatif COVID-19,” tutur Bayu.
Belum Ada Perkembangan
©2012 Merdeka.com
Untuk memulangkan Yulia, Bayu mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak agensi, perusahaan, asuransi, hingga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnakertrans) Cilacap. Walau begitu hasil koordinasi itu belum menghasilkan perkembangan yang berarti.
Rencananya, keluarga dibantu Dinsosnakertrans akan menghubungi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia untuk memperlancar kepulangan jenazah Yulia. Sementara ini jenazah masih disemayamkan di rumah sakit Johor.
“Kalau lagi sakit biasanya ia selalu ngabari. Awalnya kakinya bengkak. Lalu tangan dan badannya. Tapi belum sampai sesak napas,” kata Bayu dikutip dari Liputan6.com.