Masih Berpotensi Hujan, BMKG Minta Pemudik Waspadai Ini Saat Masuk Jateng
Mendekati masa puncak arus mudik, hujan masih terjadi pada sejumlah daerah di Jateng. Oleh karena itu, BMKG mengimbau para pemudik yang melintasi jalur selatan Jateng untuk mewaspadai turunnya hujan itu.
Mendekati masa puncak arus mudik, hujan masih terjadi pada sejumlah daerah di Jateng. Oleh karena itu, BMKG mengimbau para pemudik yang melintasi jalur selatan Jateng untuk mewaspadai turunnya hujan itu.
“Hingga saat ini potensi hujan di Jateng selatan masih ada. Karakteristik hujannya adalah hujan masa transisi,” ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo dikutip dari ANTARA pada Selasa (26/4).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Ia mengatakan bahwa hujan pada masa transisi itu ditandai dengan kondisi cuaca pagi yang cenderung panas, namun pada siang harinya mulai banyak terdapat awan, terutama awan Cumulonimbus. Berikut selengkapnya:
Bisa Terjadi Angin Puting Beliung
©2021 Merdeka.com/Instagram @infomdr
Hujan itu cenderung terjadi pada sore hingga malam hari dengan intensitas yang sedang hingga sangat lebat, namun durasinya lebih pendek dan kadang disertai petir dan angin kencang. Menurut Teguh, kondisi ini bisa memicu terjadinya angin puting beliung.
Oleh karena itu, bagi pemudik terutama bagi yang mengendarai motor diimbau untuk berhati-hati dan mewaspadai terjadinya hujan disertai angin kencang di jalur selatan Jateng, khususnya ruas Panulisan (perbatasan Jateng-Jabar) hingga Wangon. Apalagi di sana terdapat banyak titik rawan longsor dan ambles.
“Meskipun sedikit, longsoran tanah yang jatuh ke jalan raya saat hujan akan membuat jalan jadi licin. Sehingga berbahaya kalau dilalui dengan kecepatan tinggi,” kata Teguh.
Bibit Siklon Tropis
©2022 Antara
Saat disinggung mengenai bibit siklon tropis, Teguh mengatakan saat ini tekanan rendah yang masih ada hanyalah 98S yang berada di Samudra Hindia barat daya Jawa. Sedangkan 99S yang sebelumnya muncul di Laut Banda telah menghilang. Bahkan kondisi tekanan rendah 98S sekarang ini sudah melemah dan dampaknya terhadap curah hujan juga berkurang.
“Dengan demikian, faktor pemanasan lokal yang intensif akan lebih berperan untuk memicu terbentuknya awan konfektif pemicu hujan,” terang Teguh.