Melihat Inovasi Ibu-Ibu di Bantul Cegah Stunting, Buat Produk Abon Lele Tinggi Nilai Gizi
Ketersediaan bahan baku lele yang melimpah serta kandungan gizi yang baik membuat usaha tersebut terus berkembang.
Ketersediaan bahan baku lele yang melimpah serta kandungan gizi yang baik membuat usaha tersebut terus berkembang.
Melihat Inovasi Ibu-Ibu di Bantul Cegah Stunting, Buat Produk Abon Lele Tinggi Nilai Gizi
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Pedukuhan Wonotingal, Kelurahan Poncosari, Bantul, punya cara sendiri dalam mengatasi stunting.
Mereka mengembangkan usaha pengolahan abon dari daging ikan lele yang dapat bermanfaat untuk mencegah stunting.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Kapan angka stunting di Cianjur mulai menurun? Semula angka stunting di sana berada di angka 40 persen atau 200 ribu balita penderita stunting pada tahun 2022 menjadi 37 persen dan tahun 2023 menjadi 13 persen atau turun sebanyak 20 persen.
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
-
Mengapa masalah stunting di Kecamatan Buahbatu diatasi dengan sedekah telur? “Kami berinovasi dengan gerakan satu butir telur. Alhamdulillah, program ini sudah berjalan baik," ujar Camat Buahbatu Edi Juhendi, mengutip bandung.go.id.
-
Kenapa calon pengantin perlu memahami stunting? Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto menjelaskan, para calon pengantin diharapkan segera memahami stunting, sebelum mereka menikah. Pasalnya, kurangnya pemahaman akan stunting dapat berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan.
Pengelola UMKM Minarasaku Abon Lele Wonotingal, Guritna Candra Dewi, mengatakan bahwa usaha itu berawal dari ibu-ibu di desa tersebut yang ingin agar anak-anaknya gemar mengonsumsi ikan. Di sini lele dipilih karena pedukuhan tersebut dekat dengan sentra budidaya lele.
“Ibu-ibu ingin agar anak-anak di sini bisa makan dengan enak. Akhirnya kami membuat abon, kalau abon itu kan butuh lele yang besar-besar. Di sekitar sini bahannya ada, dan lele itu gizinya juga baik mengandung fosfor, omega 3, dan lemaknya sedikit,”
kata Guritna dikutip dari ANTARA pada Jumat (8/3).
Guritna mengatakan bahwa olahan lele yang belum begitu ramai di pasaran adalah abon lele. Padahal abon lele berpeluang menjadi sebuah usaha.
Oleh karena itu peluang tersebut ditangkap ibu-bu di Dusun Wonotingal, Poncosari, Bantul, yang tergabung ke dalam kelompok UMKM Minarasaku.
Menurut Guritna, ketersediaan bahan baku lele yang melimpah serta kandungan gizi yang baik membuat usaha tersebut terus berkembang.
Walaupun baru dimulai pada Juli 2023, namun usaha pengolahan abon lele dapat meraih omzet jutaan rupiah dalam sebulan.
Guritna mengatakan, untuk satu kali produksi olahan abon lele, butuh waktu sekitar lima jam. Daging ikan lele yang digunakan dalam olahan abon lele merupakan lele berukuran besar dengan berat sekitar satu setengah kilogram.
“Untuk memudahkan pengolahannya, kami butuh lele yang besar. Satu lele paling tidak beratnya satu setengah kilogram,” kata Guritna.
Dalam memproduksi Lele, Guritna dibantu oleh 11 tenaga perempuan yang berasal dari warga sekitar.
Abon lele yang telah berhasil produksi dijual dengan harga Rp25 ribu untuk kemasan 100 gram, dan Rp13 ribu untuk kemasan 50 gram. Sementara abon lele curah tanpa kemasan dijual dengan harga Rp195 ribu per kilogram.
“Untuk sementara ini kami produksi hanya seminggu dua kali. Sekali produksi kami biasanya mengolah bahan baku lele sekitar 70 kilogram. Kemudian untuk pemasaran kami offline dan online. Untuk online masih di sekitaran Jawa,” pungkas Guritna dikutip dari ANTARA.