Melihat Keseruan Kirab Tebu Manten di Bantul, Tetap Berlangsung Meriah Walau Diguyur Hujan
Acara itu rutin digelar setiap tahun sebelum musim giling tebu
Acara itu rutin digelar setiap tahun sebelum musim giling tebu
Melihat Keseruan Kirab Tebu Manten di Bantul, Tetap Berlangsung Meriah Walau Diguyur Hujan
Pabrik Gula Madukismo merupakan satu-satunya pabrik gula yang masih tersisa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Proses penggilingan tebu di sana berlangsung setiap tahun. Pada bulan April 2024 ini, Pabrik Gula Madukismo akan memasuki masa penggilingan tebu.
Sebelum proses itu dimulai, pihak pengelola pabrik gula menggelar acara Kirab Tebu Temanten. Acara ini menjadi Puncak Ritual Cembengan di Pabrik Gula dan Spritus Madukismo.
-
Bagaimana tebu manten diaarak? Kedua buah tebu yang menjadi mempelai pria dan mempelai wanita dipilih yang memiliki kualitas baik saat masa panen.
-
Apa itu ketombe? Ketombe merupakan sel kulit kepala yang telah mati lalu kemudian terlepas dan menjadi serpihan putih kecil.
-
Kapan Teuku Nyak Makam wafat? Teuku Nyak Makam meninggal pada 21 Juli 1896. Tepat pada hari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
-
Kenapa Kirab Kebo Bule dianggap membawa berkah? Masyarakat percaya bahwa Kirab Kebo Bule ini dianggap membawa berkah.
-
Apa itu Keteng-keteng? Keteng-keteng Memiliki Senar Seperti disinggung sebelumnya, alat musik ini memiliki bentuk menyerupai gitar. Di sana, terdapat tiga senar namun bukan berbahan nilon atau logam melainkan dari kulit bambu itu sendiri.Mengutip Instagram @sumut.berbudaya, senar menjadi unsur melodis dari alat musik ini. Dengan adanya senar, suaranya menjadi mendayu dan merdu.Senar juga yang membuat suaranya semakin beragam, tergantuk proses penyetemannya dan sisi mana yang dipukul.
Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4). Walau digelar di tengah guyuran hujan yang cukup deras, namun acara itu tetap berlangsung meriah.
Lalu seperti apa keseruan acara tersebut?
Selain melestarikan budaya, tradisi ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan agar proses giling dan penyulingan berjalan lancar, menyejahterakan seluruh karyawan, dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
Proses ini juga bermakna agar proses panen tebu berikutnya menjadi lebih melimpah.
Kirab itu diiringi oleh berbagai kesenian tradisional dan pawai prajurit Keraton Yogyakarta. Kirab tebu temanten dimulai dari Gedung Madu Candia, kemudian diarak mengelilingi kompleks pabrik gula.
Sebelum diarak mengelilingi kompleks pabrik, sepasang tebu temanten yang diberi nama Kyai Buda dan Nyai Manis singgah di Masjid An-Nur untuk melaksanakan prosesi ijab qobul selayaknya pasangan temanten manusia.
Prosesi ijab qobul dengan maskawin sebesar Rp4.000 ini mengandung harapan agar gula yang dihasilkan dalam proses giling dapat mencapai 40 ribu ton.
- Ini Penyebab Mengapa Mulut Menganga saat Tidur yang Membuat Tenggorokan Kering saat Bangun
- Melihat Kemeriahan Kirab Budaya Toa Pe Kong di Tegal, Diikuti Oleh 70 Kelenteng di Indonesia
- Cuci Tikar Sambil Main Air, Begini Keseruan Warga Bantul Sambut Bulan Ramadan
- Ribuan Emak-emak Pendukung Ganjar Gelar Senam Bareng
“Acara ini boleh dikatakan nguri-uri budaya Jawa. Jadi membudayakan yang ada di tanah Jawa khususnya di Pabrik Gula Madukismo. Memang sudah menjadi kesepakatan keraton bahwasanya untuk ijab tebu dari luar dan dari dalam sudah menjadi kebudayaan. Harapannya acara ini proses giling dan proses suling pabrik gula mendapatkan ridho Allah dengan hasil yang diharapkan,”
kata Supandowo selaku penghulu manten tebu, dikutip dari kanal YouTube Bantul TV pada Rabu (24/4).
Pasangan tebu temanten diserahkan dari kepala bagian tanaman ke kepala bagian instalasi melalui upacara serah-serahan. Pasangan tebu temanten selanjutnya diistirahatkan di stasiun gilingan yang nantinya akan mengawali proses giling pada 4 Mei mendatang.