Melihat Saluran Air Peninggalan Belanda Tersembunyi di Tengah Hutan Kendal, Dibangun di Bawah Kuburan
Pada masa Agresi Militer, terowongan itu dimanfaatkan para pejuang sebagai tempat bersembunyi.
Pada masa kolonial, Pemerintah Hindia Belanda membangun berbagai infrastruktur untuk menunjang pertanian. Salah satu infrastuktur yang dibangun saat itu adalah saluran irigasi. Mereka membangun saluran irigasi di berbagai tempat. Apalagi fungsinya penting untuk mengalirkan air dari sungai ke ladang.
Dalam membangun saluran irigasi itu, Belanda memanfaatkan berbagai teknologi pengairan yang sebelumnya diterapkan di negeri mereka. Salah satunya adalah terowongan air.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Apa yang dilakukan Jaka Sembung untuk melawan Belanda? Ia kemudian marah dan menghancurkan patok-patok serta papan besar yang menjadi penanda bahwa tanah serta sawah warga menjadi milik Belanda. Bermodalkan golok, Parmin alias Jaka Sembung mematahkan papan dan meminta petani menginjak-injaknya sebagai bentuk dukungan anti kolonialisme.
-
Bagaimana Belanda mengelola penambangan timah di Belitung? Pada penambangan timah di tempat ini, Belanda menggunakan para kuli-kuli tambang yang kebanyakan dari Cina yang disebut sebagai 'Singkek' atau sekarang dikenal dengan Peranakan Tionghoa.
-
Apa yang dilakukan para tentara Belanda saat pelarian dari Jepang? Pada akhir Februari 1942, Cilacap penuh sesak oleh pengungsi yang berdatangan dalam jumlah besar dari berbagai kota di Pulau Jawa. Mereka hendak melarikan diri dari serbuan Jepang menuju kota kecil bernama Broome yang terletak di bagian barat Australia.
-
Kenapa Terowongan Sawahlunto dibangun oleh Belanda? Pembangunan terowongan ini diharapkan bisa membuka akses transportasi dari dan ke Sawahlunto.
Di beberapa tempat, terowongan air peninggalan Belanda masih bisa ditemukan. Bahkan terowongan itu masih difungsikan hingga sekarang. Salah satu terowongan air itu berada di Desa Surokonto, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal.
Lokasi terowongan itu benar-benar tersembunyi di tengah hutan. Menurut penuturan warga, terowongan air itu dibangun di bawah area pemakaman. Berikut selengkapnya:
Mencari Terowongan Tersembunyi
Melalui video yang diunggah pada 14 September 2024, pemilik kanal YouTube Vista Holic berkesempatan melihat sendiri terowongan air itu. Sebelumnya ia mengetahui keberadaan saluran air itu dari penuturan warga sekitar.
Untuk menuju ke sana, Vista Holic harus blusukan ke tengah hutan. Pertama-tama ia menemukan sebuah saluran air yang airnya mengalir deras. Ia pun melihat mulut terowongan di kejauhan.
Namun, pemilik akun Vista Holic kebingungan untuk mencapai mulut terowongan itu. Tak ada akses jalan khusus untuk menuju ke sana. Apalagi saluran air itu dibangun di antara tebing yang curam.
- Melihat Pesona Curug Telu Kalices, Air Terjun Tiga Tingkat yang Letaknya Tersembunyi di Hutan Kendal
- Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas
- Melihat Menara Air Peninggalan Kolonial di Kota Tegal, Bukti Kecanggihan Belanda dalam Mengelola Air Tanpa Mesin
- Bendungan Megah Peninggalan Belanda Ini Punya 70 Pintu Air, Dulu jadi Andalan Kini Terbengkalai
Singkat cerita, setelah perjuangan mencari jalur yang aman, mereka akhirnya sampai di mulut terowongan. Berdasarkan penuturan warga, terowongan itu menjadi tempat persembunyian para pejuang Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda. Mulut terowongan itu tampak sempit, memanjang dari atas ke bawah, dan untuk masuk ke mulut terowongan terdapat sebuah bambu panjang.
Dibangun di Bawah Kuburan
Saluran air yang jalurnya melewati terowongan itu sebenarnya cukup dangkal. Saat Vista Holic mencoba masuk ke air, ternyata dalamnya cuma selutut. Makin dekat ke mulut terowongan, terlihat cahaya di ujung sana yang merupakan ujung lain dari terowongan ini.
Kondisi yang membuat kesan angker terowongan itu begitu kuat adalah lokasinya yang berada di bawah kuburan. Pemilik akun Vista Holic mencoba masuk terowongan itu. Namun belum ada selangkah menjajakan kaki, nyali pemilik kanal YouTube itu ciut. Ia mengurungkan niat dan memutuskan menuju perkampungan warga terdekat untuk menggali informasi.
“Dulu yang bangun warga sini, tapi yang menyuruh Belanda,” kata Mbah Misih, warga tertua di kampung itu.
Tak ingin berlama-lama, pemilik akun Vista Holic segera menuju ujung selatan dari terowongan peninggalan Belanda itu. Siapa tahu di sana ada informasi lain terkait terowongan tersebut.
Masih Berdiri Kokoh
Berbeda dengan ujung terowongan di sebelah utara, ujung terowongan di sebelah selatan cukup mudah dijangkau. Di mulut terowongan itu ada tulisan “Soerokonto 1932”. “Soerokonto” merujuk nama tempat lokasi terowongan, sedangkan angka “1932” kemungkinan merupakan tahun dibangunnya terowongan itu.
Dari penelusuran itu, diperkirakan panjang terowongan lebih dari 100 meter. Terowongan itu kemungkinan dibangun agar air dari mata air yang dialirkan ke ladang-ladang petani tidak meluber ke permukiman warga.
“Yang saya heran itu ini kan tebing, rawan longsor. Tapi kok bisa Belanda membangun mulut terowongan di bawah tebing ini,” ungkap Mas Nabaksa, salah satu YouTuber yang ikut penelusuran itu, dikutip dari kanal YouTube Vista Holic.
Hingga kini, bagaimana terowongan itu dibuat dan teknologi seperti apa yang digunakan masih menjadi misteri. Yang jelas, hingga di usianya yang menjelang satu abad sekarang, terowongan itu masih tetap berdiri kokoh.
Fungsi Saluran Air Peninggalan Belanda
Sampai sekarang, saluran air peninggalan Belanda yang mengalir melewati Desa Surokonto memiliki peran vital bagi warga sekitar. Desa Surokonto merupakan desa yang subur. Bahkan desa tersebut merupakan satu-satunya desa di Kabupaten Kendal yang dapat menanam padi selama tiga periode dalam setahun.
Tak hanya sebagai saluran irigasi, warga juga memanfaatkan saluran air ini untuk keperluan lainnya. Mereka bergotong-royong membuat pipa-pipa yang bisa mengalirkan air dari saluran itu ke rumah-rumah.
Mengutip situs Kemdikbud.go.id, warga Desa Surokonto menggelar ritual Nyadran sebagai bentuk rasa syukur atas keberadaan saluran irigasi itu. Mereka menggelar ritual tersebut tiga tahun sekali yang diadakan pada hari Jumat Kliwon Bulan Sadran.