Mengenal Intuitive Eating, Manfaat dan Cara Melakukannya
Intuitive eating merupakan metode atau cara makan yang mendorong hubungan lebih sehat dengan makanan.Dalam metode ini, Anda didorong untuk mengenali, menghormati, bersikap positif pada rasa lapar. Bukan hanya itu, Anda juga didorong untuk mengonsumsi makanan yang diinginkan tanpa rasa bersalah.
Menerapkan gaya hidup sehat memang menjadi pilihan bagi sebagian orang. Bukan tanpa alasan, menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu Anda mendapatkan kondisi tubuh sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Di samping itu, menerapkan gaya hidup sehat sehari-hari juga bisa membuat tubuh lebih fit dan bugar dalam menjalani aktivitas harian.
Tidak heran jika banyak orang kini mulai menyadari pentingnya hal ini. Meskipun menerapkan gaya hidup sehat bukan suatu hal yang mudah, namun bukan berarti Anda tidak bisa mencobanya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempraktikkan intuitive eating. Intuitive eating merupakan metode atau cara makan yang mendorong hubungan lebih sehat dengan makanan.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Apa yang dimaksud dengan Rampogan Macan? Penamaan aksi Rampogan ini sendiri diartikan sebagai "Rayahan" atau "Rebutan", di mana ratusan orang berebut untuk membunuh harimau menggunakan tombak.
-
Kapan Kidung dan Gading dinyatakan lolos menjadi Polwan? Melansir dari akun Instagram polisi_indonesia, Kamis (11/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kapan Nyi Mas Gamparan memimpin pemberontakan di Pandeglang dan Rangkasbitung? “Tahun 1836 Nyi Mas Gamparan memimpin pemberontakan terhadap kolonial Belanda di daerah Pandeglang dan Rangkasbitung. Meskipun pemberontakan dapat dipadamkan, namun banyak pejuang kita yang melarikan diri,” tulis keterangan di papan yang terdapat pada situs Nyi Mas Gamparan.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
Dalam metode ini, Anda didorong untuk mengenali, menghormati, bersikap positif pada rasa lapar. Bukan hanya itu, Anda juga didorong untuk mengonsumsi makanan yang diinginkan tanpa rasa bersalah. Tentu ini menjadi salah satu masalah yang sering terjadi. Terutama jika Anda sedang menerapkan diet khusus untuk menurunkan berat badan.
Dengan menerapkan intuitive eating, tentu akan membantu Anda untuk lebih menikmati makanan, menghormati sinyal lapar yang diberikan tubuh, dan mengenal rasa kenyang dengan lebih baik. Selain itu, masih terdapat beberapa manfaat lain yang bisa Anda dapatkan.
Dilansir dari Medical News Today, berikut kami merangkum pengertian, manfaat, hingga cara melakukan intuitive eating yang bisa Anda praktikkan.
Mengenal Intuitive Eating
©Pixabay/StockSnap
Intuitive eating adalah metode atau cara makan yang mendorong hubungan lebih sehat dengan makanan. Secara umum, metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenali dan menghormati sinyal lapar dan kenyang yang diberikan oleh tubuh. Saat Anda merasa lapar, Anda bisa menyadari bahwa Anda lapar dan membutuhkan asupan makanan untuk membuat tubuh kembali berenergi.
Orang yang menerapkan metode intuitive eating juga harus menikmati makanan yang sedang dikonsumsi dengan baik. Artinya Anda bisa makan sesuai apa yang diinginkan dengan nikmat dan tanpa ada rasa khawatir dan bersalah. Metode ini juga membantu Anda untuk memahami, apakah rasa lapar yang dialami adalah lapar berdasarkan kebutuhan fisik atau hanya lapar secara emosi.
Dengan cara ini, Anda bisa lebih sadar kapan tubuh benar-benar membutuhkan asupan makanan, bukan karena lapar yang berasal dari hasrat dan keinginan. Selain itu, intuitive eating juga membantu Anda memahami sinyal kenyang secara alami. Jika Anda mulai memahami ini, maka secara otomatis Anda akan tahu kapan saatnya untuk berhenti makan.
Cara Mempraktikkan Intuitive Eating
healthline.com
Setelah mengetahui pengertian dasar dari intuitive eating, berikutnya terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan intuitive eating dalam keseharian. Cara ini didasarkan atas prinsip-prinsip dasar dalam intuitive eating.
Prinsip dasar ini seperti menghormati rasa lapar, berdamai dengan makanan, menemukan faktor kepuasan, memahami rasa kenyang, hingga menghormati bentuk tubuh yang dimiliki. Berikut beberapa cara mempraktikkan intuitive eating yang bisa Anda lakukan:
- Memahami dan menghormati sinyal lapar yang diberikan oleh tubuh. Saat lapar, usahakan untuk mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup.
- Berdamai dengan makanan, artinya jangan menganggap makanan adalah musuh, kecuali jika Anda memiliki alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu. Usahakan makan sesuai dengan keinginan, agar Anda merasa cukup dan tidak kekurangan. Sebab, membatasi makanan hanya akan mendorong keinginan makan secara berlebihan.
- Temukan faktor kepuasan saat makan. Makan secara intuitif membantu Anda menikmati makanan dengan lebih baik, bahwa Anda bisa merasa senang saat mengonsumsi makanan. Bukan merasa khawatir dan bersalah saat sedang menyantap makanan. Dengan cara ini, Anda bisa lebih merasa puas setiap kali mengonsumsi makanan.
- Kenali dan hormati sinyal rasa kenyang yang diberikan oleh tubuh. Saat Anda bisa menemukan faktor kepuasan saat mengonsumsi makanan, tentu ini dapat membantu Anda untuk mengenali sinyal kenyal dalam tubuh. Saat itulah, Anda tahu kapan saatnya berhenti makan karena sudah merasa puas dan kenyang setelah mengonsumsi makanan.
- Hindari makan secara emosi. Terkadang makan dijadikan cara pelampiasan ketika Anda sedang stres atau merasakan emosi negatif. Dengan intuitive eating, Anda akan terbantu untuk memahami rasa lapar yang sedang dirasakan. Apakah itu lapar karena kebutuhan fisik secara alami atau hanya sebuah keinginan maupun hasrat untuk menuruti emosi.
- Olahraga secara teratur. Intuitive eating juga membantu Anda fokus pada latihan olahraga untuk mendukung proses metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik dan lancar. Pola pikir ini dinilai lebih sehat dibandingkan berolahraga dengan tujuan untuk membakar kalori sebanyak mungkin.
- Hormati bentuk tubuh. Intuitive eating mendorong Anda untuk berpikir lebih realistis tentang penampilan tubuh. Metode ini membantu Anda meningkatkan penerimaan diri terhadap bentuk tubuh yang dimiliki. Sebab, mengkritik bentuk tubuh hanya akan mendorong Anda pada gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Manfaat Intuitive Eating
©MBC
Setelah mengetahui beberapa cara mempraktikkan intuitive eating, terakhir akan dijelaskan tentang berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari metode makan ini. Dikatakan, metode makan secara intuitif dapat memberikan manfaat fisik maupun mental. Berikut penjelasannya.
Manfaat fisik
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa orang yang menerapkan intuitive eating dapat mengenali sinyal tubuh lebih tinggi dan akurat dibandingkan orang yang tidak menerapkan metode tersebut. Bahkan, bagi penderita gangguan makan seperti anoreksia, metode intuitive eating dapat membantu mereka mengenali sinyal lapar dan kenyang alami dengan lebih baik.
Manfaat mental
Manfaat intuitive eating bagi kesehatan mental, dikatakan dapat meningkatkan citra tubuh yang lebih positif. Berdasarkan penelitian, orang yang menerapkan metode makan secara intuitif dengan memahami sinyal lapar dan kenyang, mempunyai citra tubuh positif yang lebih tinggi. Meskipun begitu, penelitian ini masih terbatas pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) yang rendah, sehingga penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan pada peserta yang lebih bervariasi untuk membuktikan temuan yang ada.
(mdk/ayi)