Mengenal Sindrom Moebius dan Gejalanya, Gangguan Saraf Langka pada Bayi
Sindrom moebius adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelemahan pada otot yang mengontrol gerakan bibir, lidah, dan mata. Bukan hanya itu, kelainan ini juga akan mempengaruhi kemampuan bayi dalam berbicara, mengunyah, hingga menelan.
Risiko cacat atau kelainan bayi sejak lahir merupakan kondisi yang selalu diwaspadai oleh wanita hamil. Tidak heran, jika setiap ibu hamil dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat seperti istirahat cukup, rutin berolahraga, dan tak kalah penting mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendukung perkembangan janin dalam rahim.
Meski begitu, terdapat beberapa masalah perkembangan bayi yang terkadang sulit untuk dicegah, salah satunya adalah sindrom moebius. Sindrom moebius adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelemahan pada otot yang mengontrol gerakan bibir, lidah, dan mata. Bukan hanya itu, kelainan ini juga akan mempengaruhi kemampuan bayi dalam berbicara, mengunyah, hingga menelan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Karena dapat terjadi pada siapa saja, maka penting bagi setiap ibu hamil untuk mengetahui beberapa gejala sindrom moebius pada bayi. Selain itu, Anda juga perlu memahami faktor penyebab dan risiko dari sindrom ini. Dengan memahami hal ini, Anda bisa mengukur tingkat risiko kelahiran bayi, khususnya jika Anda mengalami kondisi serius selama kehamilan.
Di samping gejala dan penyebabnya, Anda juga bisa menerapkan beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan sindrom moebius. Berikut, kami merangkum informasinya bisa Anda simak.
Pengertian dan Gejala Sindrom Moebius
Moebius syndrome adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelemahan pada otot yang mengontrol gerakan bibir, lidah, dan mata. Ini biasanya disertai dengan keterbatasan dalam gerakan kepala dan leher, serta kelainan dalam perkembangan wajah.
Bukan hanya itu, kondisi ini juga memengaruhi kemampuan bayi dalam berbicara, mengunyah, menelan, hingga mengendalikan ekspresi wajah. Ini memang termasuk kelainan bawaan sejak lahir, namun biasanya kondisi sindrom ini tidak akan memburuk dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, perlu mengetahui berbagai gejala sindrom moebius yang umum terjadi. Dengan mengetahui gejala, Anda bisa mendeteksi lebih cepat dan segera memberikan perawatan yang tepat, jika ternyata anak Anda memiliki kondisi ini.
Beberapa gejala dari sindrom moebius meliputi:
- Kekurangan atau kekurangan pada otot yang mengontrol gerakan bibir, lidah, dan mata
- Keterbatasan dalam gerakan kepala dan leher
- Kelainan dalam perkembangan wajah, seperti bibir yang lebih tipis atau lubang hidung yang lebih kecil dari biasanya
- Gangguan pada perkembangan saraf perifer, seperti keterbatasan dalam gerakan tangan atau kaki
- Gangguan pada perkembangan otak, seperti masalah dengan koordinasi atau keterlambatan dalam perkembangan bicara
- Gangguan pada perkembangan penglihatan atau pendengaran.
Itu hanya beberapa gejala yang mungkin terjadi pada sindrom Moebius, setiap individu dapat memiliki gejala yang berbeda-beda.
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Moebius
Setelah mengetahui pengertian dan beberapa gejala, berikutnya akan dijelaskan faktor penyebab dan risiko dari bayi dengan sindrom moebius. Secara umum, belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab utama dari sindrom ini. Namun, terdapat beberapa faktor yang dinilai dapat memicu sindrom moebius, yaitu:
- Masalah pada perkembangan otak dan saraf yang terjadi selama masa kehamilan, seperti infeksi, keracunan, atau kondisi genetik.
- Gangguan dalam aliran darah atau oksigen yang menyebabkan kerusakan pada otak dan saraf.
- Faktor genetik, beberapa kasus dari sindrom Moebius dapat diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan.
- Beberapa obat yang digunakan saat masa kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Moebius.
- Itu hanya beberapa faktor yang dicurigai sebagai penyebab sindrom Moebius, penyebab pasti masih belum diketahui.
Sementara itu, beberapa orang diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi melahirkan bayi dengan sindrom ini. Beberapa faktor risiko ini termasuk:
- Kehamilan dengan masalah plasenta, seperti plasenta previa atau plasenta abrup
- Infeksi pada ibu selama masa kehamilan, seperti rubella, cytomegalovirus, atau toksoplasmosis
- Penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan, seperti retinoid, antikonvulsan, atau obat anti-tiroida
- Riwayat keluarga dengan sindrom Moebius atau kondisi genetik lain yang berhubungan dengan perkembangan saraf.
- Beberapa kondisi medis yang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan saraf, seperti sindrom Smith-Lemli-Opitz.
Perlu dicatat bahwa faktor risiko ini tidak selalu menyebabkan sindrom Moebius dan seseorang dapat memiliki sindrom Moebius tanpa ada faktor risiko yang dikenal.
Cara Mencegah dan Cara Mengatasi
Setelah memahami penyebab dan faktor risiko, terakhir akan dijelaskan bagaimana langkah pencegahan dan perawatan yang tepat dari sindrom moebius. Sindrom moebius termasuk kondisi langka yang tidak selalu dapat dicegah.
Namun terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan kondisi ini. Beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan seperti:
- Melakukan vaksinasi sebelum hamil untuk mencegah infeksi selama masa kehamilan
- Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan saraf selama masa kehamilan
- Menjaga kondisi kesehatan yang baik selama masa kehamilan
- Mendapatkan perawatan prenatal yang baik dan tepat waktu untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi selama masa kehamilan
Namun perlu diingat bahwa meskipun dilakukan segala upaya preventif, sindrome Moebius masih dapat terjadi karena faktor yang tidak diketahui.
Sementara bagi anak yang telah mengalami sindrom ini, terdapat beberapa cara perawatan yang bisa dilakukan. Berikut beberapa cara mengatasi sindrom moebius yang bisa dilakukan:
- Terapi fisik dan otot: Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot yang terkena, serta meningkatkan koordinasi dan gerakan.
- Terapi bicara: Terapi bicara dapat membantu individu dengan sindrom Moebius yang memiliki masalah dengan komunikasi, seperti mengajarkan cara berbicara yang berbeda atau menggunakan perangkat bantuan komunikasi.
- Terapi pendengaran: Terapi pendengaran dapat membantu individu dengan sindrom Moebius yang memiliki masalah dengan pendengaran.
- Terapi saraf: Terapi saraf dapat membantu meningkatkan fungsi saraf yang terkena dan mengurangi kesemutan atau rasa sakit.
- Perawatan estetik: Beberapa perawatan estetik dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan wajah yang mungkin terjadi pada sindrom Moebius.
- Pendidikan khusus: Pendidikan khusus dapat membantu individu dengan sindrom Moebius untuk mencapai potensi maksimal mereka dan beradaptasi dengan masalah yang mungkin terjadi.
Itu hanyalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sindrom Moebius, setiap individu dapat memerlukan perawatan yang berbeda dan bekerja dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya dapat membantu untuk menemukan rencana perawatan yang tepat.