Mengenal Sosok Ki Ageng Henis, Tokoh Hebat di Balik Kejayaan Kampung Batik Laweyan Solo
Ki Ageng Henis merupakan leluhur raja-raja Mataram.
Ki Ageng Henis merupakan leluhur dari Raja-Raja Mataram
Mengenal Sosok Ki Ageng Henis, Tokoh Hebat di Balik Kejayaan Kampung Batik Laweyan Solo
Di tepian Sungai Jenes, Kampung Laweyan, Kota Surakarta, terdapat sebuah makam tua. Di makam itu bersemayam seorang tokoh yang disegani pada masanya. Dia adalah Ki Ageng Henis, tokoh hebat di balik kejayaan Kampung Batik Laweyan, Solo.
-
Mengapa Batik Solo memiliki makna mendalam? Motif batik Solo cenderung berlatar cokelat atau warna gelap yang bermakna kerendahan hati, kesederhanaan, dan sifat membumi.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Mengapa arus lalu lintas di Jalan Raya Jogja-Solo tersendat? Kuatnya angin menyebabkan sebuah baliho berukuran 8x4 meter roboh dan menimpa satu buah sepeda motor yang sedang terparkir. Akibatnya arus lalu lintas di Jalan Raya Jogja-Solo tersendat.
-
Di mana letak tempat wisata Solo yang disebut surga tersembunyi? Bak surga tersembunyi, Air Terjun Jumog memiliki nuansa sejuk dan cantik untuk dinikmati bersama orang-orang terdekat.
-
Kapan selat solo mulai dikenal? Kuliner hasil percampuran dengan budaya Eropa ini sudah kian populer.
Mengutip Liputan6.com, Ki Ageng Henis merupakan sosok pengajar agama Islam dan ahli batik. Selain mengajarkan Islam kepada penduduk setempat, Ki Ageng Henis juga berjasa dalam mengenalkan teknik membatik pada warga sekitar.
Secara garis keturunan, Ki Ageng Henis adalah putra dari Ki Ageng Sela, trah langsung dari silsilah Raja Brawijaya V, yang diyakini merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Ki Ageng Henis merupakan putra dari Ki Ageng Sela. Kelak Ki Ageng Sela memiliki seorang putra bernama Danang Sutawijaya yang dikenal dengan nama Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam di Kotagede.
Tak hanya itu, Ki Ageng Henis juga merupakan guru spiritual dari Joko Tingkir, raja dari Kerajaan Pajang. Sikapnya yang selalu bijaksana membuat Ki Ageng Henis menjadi sesepuh dan kepercayaan Joko Tingkir.
Sebagai pemeluk Islam yang taat, Ki Ageng Henis dikenal luas sebagai ulama yang sering melakukan syiar Islam ke banyak orang, termasuk ke warga Desa Laweyan pada waktu itu. Karena pendekatan ke warga tetap memperhatikan budaya lokal, banyak pemeluk Hindu di Laweyan yang hijrah memeluk Islam.
Salah satu tokoh Hindu yang berhasil diislamkan Ki Ageng Henis adalah Ki Ageng Beluk. Ia tertarik masuk Islam karena suka dengan teladan hidup, sikap, dan kebijaksanaan Ki Ageng Henis dalam menyampaikan dakwah secara damai dan sejuk.
Semasa hidupnya di Desa Laweyan, Ki Ageng Henis juga menginspirasi banyak dibukanya pondok-pondok pesantren dengan jumlah santri yang terus berkembang. Pada 1546, ia membangun Masjid Laweyan yang hingga kini masih difungsikan sebagai tempat beribadah umat Islam.
Mengutip Surakarta.go.id, keteladanan Ki Ageng Henis juga terlihat pada jiwa seni yang ia miliki. Ia menjadi pelopor batik tulis di Desa Laweyan. Sembari berdakwah, ia juga mengajarkan membatik pada warga desa.
Salah satu motif batik yang diciptakan Ki Ageng Henis adalah motif Batik Sido Luhur. Hasil ciptaannya memiliki makna yang kuat dan dalam. Hingga kini batik tersebut digunakan untuk pasangan yang melangsungkan pernikahan, khususnya untuk malam pengantin juga tradisi mitoni (tujuh bulan kehamilan).
Selain itu, Ki Ageng Henis juga punya kontribusi bersar terhadap perekonomian warga Laweyan. Saat itu, Bandar Kabanaran yang berada di tepian Sungai Kabanaran (sekarang Sungai Jenes) menjadi salah satu dermaga yang cukup sibuk dengan berbagai komoditas seperti kain, benang, dan kapas, guna menunjang industri batik.