Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
Ada tradisi masyarakat Samin di Blora, Jawa Tengah, yang masih terus dijaga dari zaman nenek moyang hingga sekarang. Salah satunya adalah tradisi Ngalungi Sapi.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi tersebut ditandai dengan membuat ketupat dan lepet yang dikalungkan ke sapi.
Acara tersebut digelar pada Selasa Kliwon atau Jumat Pahing yang diadakan setiap selapanan hari sekali.
-
Apa itu tradisi Ngobeng? Di Kota Palembang, terdapat sebuah tradisi yang konon merupakan warisan dari peninggalan leluhur yang bernama Ngidang atau Ngobeng.Tradisi ini sangat tinggi maknanya karena bagian dari adab dalam melayani tamu ketika ada acara sedekahan atau kendurian dan pernikahan yang dilakukan secara lesehan kemudian membagi makanan.
-
Apa itu Tradisi Ngunjung? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Manten Sapi? Salah satu tradisi unik waktu perayaan Iduladha adalah manten sapi. Tradisi ini dilakukan masyarakat Pasuruan Jawa Timur sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan pada hewan kurban yang akan disembelih. Sesuai namanya, sapi yang akan dikurbankan didandani secantik mungkin seperti pengantin. Sapi-sapi tersebut akan diberi kalung bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah.
-
Bagaimana cara melaksanakan Tradisi Ngabungbang? Tradisi ini dilakukan pada tanggal 14 Mulud atau 14 Rabiul Awal yang biasanya bertepatan dengan munculnya bulan purnama di luar rumah atau tempat-tempat keramat yang dianggap suci dan memiliki aura kesaktian.
-
Mengapa tradisi Ngalungsur Geni dilakukan? Tradisi ini merupakan bagian dari penghormatan masyarakat setempat terhadap Sunan Godog alias Prabu Keyan Santang atau Kanjeng Syech Sunan Rokhmat Suci berkat jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Garut.
-
Kenapa tradisi Ngobeng ini penting? Tradisi Ngobeng ini sejatinya akan lebih baik jika diterapkan di kondisi saat ini. Selain mengandung unsur adab yang baik, melainkan juga menekankan prinsip-prinsip yang ada dalam agama Islam.
“Tujuannya zaman dahulu sapi dibancaki, terutama yang dipakai di kebun. Sapi dibawa ke kebun. Lalu dikalungi kupat lepet,” ujar Sugiartono (57), tokoh masyarakat Suku Samin atau dikenal sebagai Sedulur Sikep di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora.
Sugiartono mengatakan, bagi Sedulur Sikep dan masyarakat Kendeng, sapi dan kerbau merupakan Raja Kaya sehingga harus dirawat dan digelar bancakan.
“Sapi kan kayak raja, makan tinggal makan, tidak seperti manusia,” kata Sugiartono dikutip dari Liputan6.com.
Menurut Sugiartono, tradisi tersebut terus dilestarikan hingga sekarang meski perkembangan zaman terus mengalami perubahan. Dengan begitu, orang Samin-lah yang mampu melestarikan tradisi nenek moyang itu hingga sekarang.
Tak hanya di Desa Klopoduwur, tradisi itu juga dijumpai pada beberapa desa di wilayah Kecamatan Jepon dan Jiken. Tradisi itu dimaksudkan agar sapi-sapi petani selalu diberi kesehatan.
Dalam tradisi ini, sapi-sapi milik warga digilir keluar kandang menuju tanah lapang. Ajang tersebut sekaligus menjadi sarana kompetisi dalam usaha beternak sapi.
Dalam tradisi tersebut, masyarakat juga menyiapkan bahan dan membuat anyaman kantong ketupat dari janur kelapa. Doa memohon keselamatan dipanjatkan oleh tokoh adat setempat agar sapi-sapi tersebut diberi keselamatan.
Sumber Foto: Liputan6.com
- Mengenal Mangebang Solu Bolon, Tradisi Perkenalan Kapal Angkut Massal di Danau Toba
- Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu
- Manafo, Tradisi Menginang Ala Masyarakat Nias yang Penuh Makna
- Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus
Di desa tersebut, masyarakat cenderung lebih memelihara dan memperanakan sapi agar ternak mereka menjadi banyak dibandingkan dengan menjualnya ternak sapi tersebut. Kuantitas dan kualitas ternak yang banyak dan bagus secara otomatis meningkatkan status sosial petani pemilik ternak tersebut.