Menguak Fakta Artefak Kuno di Situs Kerto Bantul, Diduga Peninggalan Majapahit
Artefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Artefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Menguak Fakta Artefak Kuno di Situs Kerto Bantul, Diduga Peninggalan Majapahit
Pada Selasa (7/9), Tim eskavasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan sebuah artefak fragmen gerabah di Situs Keputren, Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret, Bantul. Artefak itu diduga merupakan wadah air era Kerajaan Majapahit.
-
Kenapa situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Di mana letak situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Situs tersebut berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan.
-
Kapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit? Ratu yang memerintah Kerajaan Majapahit selama 12 tahun ini bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi Jayawisnuwardhani. Ia dikenal sebagai sosok yang berkepribadian kuat.
-
Kapan Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya? Mengutip situs Jadesta Kemenparekraf, Kerajaan Majapahit mengalami puncak kejayaan pada tahun 1400 Masehi.
Koordinator Lapangan (Korlap) Tim Ekskavasi Situs Keputren, Hery Priswanto, mengatakan bahwa ekskavasi di Situs Keputren merupakan rangkaian akhir dari penelitian yang dilakukan Disbud DIY pada tahun 2023.
“Selama saya melakukan penelitian di Pleret sejak tahun 2007 lalu, temuan ini baru pertama kali dan ornamen serupa juga ditemukan di Trowulan Mojokerto sehingga ada kemiripan dengan era Majapahit,” kata Hery dikutip dari ANTARA.
Hery mengatakan, wadah air terbuka dengan motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit itu ditemukan saat ekskavasi Situs Keputren yang dilakukan di lahan pribadi milik warga setempat sejak 10 Agustus 2023 hingga 7 September 2023.
Usai ekskavasi, tim menutup kembali situs dan artefak fragmen yang ditemukan. Tim kemudian menyerahkan tugas ke Disbud DIY untuk kegiatan pelestarian dan pengamanan.
Menurut Hery, fragmen gerabah wadah air tanpa tutup berukir peninggalan Majapahit abad 13 itu ditemukan pada salah satu kotak area ekskavasi yang diduga merupakan saluran air kuno berasal dari abad 17 atau era Kerajaan Mataram Islam dalam kondisi tidak utuh berbentuk kepingan.
Menariknya meski telah hancur, karakter motif hias yang bercirikan era Majapahit kuno masih tampak jelas dan menonjol ukirannya. Wadah air terbuka itu diperkirakan memiliki diameter sekitar 50 cm yang biasa digunakan kalangan bangsawan kala itu.
"Keberadaan artefak ini dimiliki bukan orang sembarangan. Keputren sendiri merupakan sebuah pemukiman Pleret yang digunakan para putri raja dan selirnya. Dengan temuan artefak berupa wadah-wadah air kemudian struktur ini bisa menjawab bahwa Keputren ini punya peran dan nilai penting serta bagian dari Keraton Pleret yang pernah ada pada abad 17"
Ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Tim Ekskavasi Situs Keputren, Hery Priswanto,
Herry mengatakan bahwa di saluran air kuno tersebut banyak ditemukan artefak fragmen kuno atau wadah tempat air yang sudah tidak utuh. Wadah air ini bentuknya sangat bervariasi, ada yang tertutup ada pula yang terbuka. Wadah air yang tertutup banyak ditemukan berupa pecahan dari kendi, kemudian wadah air yang terbuka berupa ukiran yang ditempel.
Dengan demikian, keberadaan benda itu sudah ada dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak sembarangan di Situs Keputren tersebut mengingat artefak wadah air yang dimiliki masyarakat pada umumnya polos tanpa ukiran. Temuan artefak fragmen kuno itu selanjutnya di data dan diserahkan kepada Disbud DIY untuk dilakukan kegiatan pelestarian dan pengamanan serta disimpan di Museum Pleret.
- Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng
- Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
- 5 Fakta Anggota DPRD Ngawi Korban Tabrak Lari Tewas di TKP, Pengurus Pencak Silat Ternama
- Fakta Mayat Terbungkus Karpet di Bawah Tol Ngawi, Ditemukan Warga saat Cari Rumput
Kerabat pemilik lahan Situs Keputren sekaligus Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto menyampaikan lokasi situs itu memang masih lahan pribadi milik bibinya yang kini bermukim di Malang sehingga yang mengurus tanahnya diserahkan kepada ayahnya.
Sebelum dimiliki sang bibi, kebun ini dulunya merupakan hutan bambu dan permakaman sinden. Warga pun banyak yang mengambil bata dan batu andesit di lokasi ini hingga digunakan sebagai kandang ternak warga setempat.
"Awal digali memang ada batu bata di atas batu andesit yang membujur sehingga kita presentasikan di Disbud DIY dan akhirnya dibuka. Ini pertama kali ekskavasi yang status tanahnya belum dibebaskan, hal ini berkaitan dengan tugas saya di KCB Kerto-Pleret. Harapannya lahan ini bisa dibebaskan agar menjadi pengayaan dan kelengkapan cerita sejarah KCB Kerto - Pleret,"
Ungkap Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto