Mengulik Karya Sastra Pujangga Ronggowarsito, Penuh Pesan Simbolis dan Tersirat Berisi Kritik Terhadap Penguasa
Karya-karyanya banyak menjadi rujukan para ilmuwan Belanda pada waktu itu.
Karya-karyanya banyak menjadi rujukan para ilmuwan Belanda pada waktu itu.
Mengulik Karya Sastra Pujangga Ronggowarsito, Penuh Pesan Simbolis dan Tersirat Berisi Kritik Terhadap Penguasa
Ronggowarsito merupakan salah satu pujangga tanah Jawa yang pada masanya menciptakan banyak karya sastra. Banyak karyanya berisi pesan-pesan kritik terhadap penguasa. Namun pesan-pesan itu disampaikan secara tersirat, bahkan ada yang berisi kode-kode rahasia yang harus ditemukan sendiri oleh pembacanya.
-
Siapa Ronaldowati? Ronaldowati Saat ini, karier Nona Berlian Sakina di dunia hiburan tidak sepopuler dulu. Meskipun begitu, dia tidak sepenuhnya meninggalkan industri tersebut.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Apa bakat Rimbi di sinetron Ronaldowati? Rimbi, gadis kecil berbakat capuera dengan rambut kriwil, bertransformasi menjadi Alhan yang dewasa dan memesona setelah 15 tahun.
-
Apa yang dilakukan Ronaldowati saat ini? Ronaldowati Saat ini, karier Nona Berlian Sakina di dunia hiburan tidak sepopuler dulu. Meskipun begitu, dia tidak sepenuhnya meninggalkan industri tersebut. Wanita kelahiran Sidoarjo pada tanggal 14 Juni 1999 ini beralih ke dunia e-Sport. Kini, dia dikenal sebagai seorang pemain game serta pembuat konten.
-
Apa definisi dari Gotong Royong? Gotong royong adalah konsep semangat kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana prajurit Romawi mendinginkan anggur? Wadah ini ditempatkan di sekitar pipa air timah, sehingga pipa tersebut berjalan sepanjang sisi panjang wadah.
Ronggowarsito hidup di era abad ke-19. Ia lahir di tengah kecamuk konflik antara rakyat, penguasa, dan penjajah Belanda. Banyak karyanya yang berangkat dari keprihatinannya terhadap kondisi saat itu.
Salah seorang peneliti Ronggowarsito, Anung Tedjowirawan, mengatakan bahwa pada eranya Ronggowarsito juga kerap menjadi rujukan para javanolog, yang anggotanya kebanyakan merupakan para ilmuwan Belanda yang meneliti tentang budaya Jawa.
Pemahaman Ronggowarsito dianggap mendalam mengenai kebudayaan dan kesusasteraan Jawa khususnya Jawa Kuno.
“Karya-karya Ronggowarsito itu meliputi 12 bidang, ada bidang kesusasteraan, pendidikan, bahasa, filsafat, pedalangan, pengetahuan alam, seni suara, babad, ramalan, silsilah, perkamusan, dan perhitungan tahun. Dan yang paling banyak adalah kesusasteraan dengan 24 judul.”
kata Anung dikutip dari kanal YouTube bina_budaya.
Peneliti Ronggowarsito lainnya, Supardjo, mengatakan bahwa Ronggowarsito adalah orang yang menciptakan sastra Jawa baru jenis geguritan. Sastra Jawa baru ini ia susun dalam sebuah karya berjudul “Serat Joko Lodhang”.
“Tulisan awal dari Serat Joko Lodhang itu juga ada sandi asmo-nya. Kalau dibaca dari atas ke bawah suku kata yang pertama akan berbunyi ‘Ronggowarsito boso kadaton’ sedang suku kata terakhir setiap baris bila dibaca dari atas ke bawah akan berbunyi ‘boso kadaton Ronggowarsito,"
Kata Supardjo membicarakan bahwa ada kode-kode tersirat di balik karya sastra milik Ronggowarsito
- Mengenal Tradisi Kerik Gigi Wanita Suku Mentawai, Dijadikan Simbol Kecantikan
- Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius
- Makna Pemberian Keris Emas ke Jenderal TNI AL, Simbol Kepercayaan Raja pada Bangsawan
- Cerita eks Komandan Jenderal Kopasus Kagum pada Tokoh Batak: Fisiknya Kuat, Mereka Jagoan
Menurut Anung, pada masa Ronggowarsito hidup (1802-1873), segala hal serba sensitif untuk dibicarakan. Apalagi Belanda sangat berkuasa atas Sunan (Raja Keraton Surakarta). Maka dari itu, Ronggowarsito mengungkapkan pemikirannya secara simbolis. Hal ini juga dibenarkan oleh Supardjo.
“Misalnya saja ia menulis di Serat Kalatidha. Isi awalnya memang dia hanya mengkritisi kondisi kerajaan. Rajanya sakti, punya kewibawaan, pegawainya baik. Tetapi kondisi saat itu tidak menyelesaikan masalah. Karena ada huru-hara dan sebagainya,” papar Anung.
Sebagai pujangga Keraton Surakarta, Ronggowarsito memelihara hubungan baik dengan para javanolog. Salah satunya adalah Carl Friedrich Winter. Apalagi keduanya sama-sama berlatar belakang sastrawan.
Dalam memahami kesusasteraan Jawa, Winter banyak berguru dari Ronggowarsito. Bahkan mereka berteman dekat dan menerbitkan sejumlah karya sastra, di antaranya Kamus Jawa Kawi, Serat Aji Saka, dan karya-karya lainnya.
“Kami punya beberapa surat Ronggowarsito pada Winter. Beberapa di antaranya adalah surat waktu Ronggowarsito minta maaf karena terlambat memberikan karya penerjemahan. Atau surat saat Ronggowarsito pinjam uang pada Winter waktu istrinya melahirkan.”
Kata Supardjo menjelaskan hubungan antara Ronggowarsito dengan Winter.
Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, merupakan kampung halaman Ronggowarsito. Di sela-sela kesibukannya sebagai pujangga Keraton Surakarta, Ronggowarsito sering mengunjungi desa itu untuk mengunjungi keluarganya. Bahkan di desa itu pula sang pujangga besar itu dimakamkan.
Pada hari-hari tertentu, makam Ronggowarsito banyak dikunjungi para peziarah. Bahkan setelah wafat, masih banyak arsip karya-karyanya yang tersimpan di mana-mana. Beberapa di antaranya bahkan masih ada di negeri Belanda.