Mengunjungi Kampung Hindu di Pegunungan Banyumas, Suasananya Seperti di Bali
Di pelosok Pegunungan Serayu Selatan, Kabupaten Banyumas, ada sebuah desa yang mayoritas warganya menganut agama Hindu
Desa Klinting merupakan sebuah desa yang terletak di Pegunungan Serayu Selatan, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di desa itu, ada sebuah kampung yang mayoritas warganya menganut agama Hindu.
Di Desa Klinting juga terdapat tempat peribadatan umat Hindu yang cukup besar bernama Pura Pedaleman Giri Kendeng. Pura itu dibangun bertahap dari tahun 1980-an sampai sekarang. Lokasinya cukup strategis karena berada di pinggir Jalan Alternatif Banyumas-Sumpiuh.
-
Kenapa Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan? Hari Raya Galungan dan Kuningan ini merupakan wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Bagaimana umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan? Terdapat lima tradisi yang biasanya dilakukan. Mulai dari Ngelawang Barong, Perang Jampana, Grebek Mekotek, Ngurek, dan Memunjung.
-
Bagaimana cara umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan? Umat Hindu yang merayakan Galungan akan mendatangi Pura guna melakukan persembahyangan.
-
Kapan umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri? Dalam hitungan jam, umat Islam akan menyambut hari kemenangan.
-
Apa yang dirayakan dalam Hari Raya Idul Fitri? Hari Raya Idul Fitri biasanya dikenal dengan Hari Lebaran, yang merupakan momen penting bagi seluruh Muslim di dunia. Ini menjadi tanda akhir dari bulan puasa Ramadhan dan jatuh pada 1 Syawal dalam kalender Islam.
-
Apa yang dirayakan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
Lantas seperti apa kehidupan umat Hindu di Desa Klinting? Seperti apa pula sejarah masuknya ajaran Hindu ke tempat itu? Berikut selengkapnya:
Kampung Hindu di Banyumas
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyumas, Bapak Slamet Raharjo, mengatakan bahwa penganut Hindu di Desa Klinting ada 68 kepala keluarga atau sekitar 200-an orang. Sementara ajaran Hindu di tempat tersebut sudah diajarkan sejak zaman nenek moyang.
Kegiatan peribadatan di Pura Pedaleman Giri Kendeng dilaksanakan 15 hari sekali. Kegiatan itu belum termasuk peribadatan hari-hari besar seperti Hari Raya Nyepi, Galungan, Puja Wali, Kuningan, Saraswati, dan sebagainya.
“Selain itu kami juga di sini menjalankan sekolah minggu bagi anak dari PAUD sampai SMA. Tapi tidak menutup kemungkinan di sini ada wadah belajar tentang budaya, seperti seni, tari, dan lain sebagainya,” kata Bapak Slamet Raharjo dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Hidup Berdampingan
Di Desa Klinting, umat Hindu hidup berdampingan dengan umat Muslim. Mereka saling bantu-membantu bila ada upacara keagamaan. Pak Slamet mengatakan, pada saat perayaan Idulfitri maupun Iduladha ia beserta umat Hindu lain ikut membantu mengurus acara. Mereka pun saling membaur bila ada kegiatan gotong royong.
- Eksotisme Pura di Lereng Gunung Semeru, Sempat Ditolak Pejabat Kini Berdiri Megah Berkat Kekompakan Warga Hindu Lumajang dan Bali
- Menelusuri Kampung Ampel Surabaya, Dulunya Rawa-rawa Hadiah Raja Brawijaya Kini Dihuni Banyak Keturunan Arab
- Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
- Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara
Sehingga tampak bahwa kerukunan antar warga pemeluk agama di Desa Klinting terus dijaga. Apalagi ada satu keluarga yang masing-masing anggotanya berbeda agama.
“Saya muslim, tapi keluarga besar saya Hindu. Adik kandung saya juga Islam, dan adik sepupu juga,” kata salah seorang warga yang ditemui pemilik kanal YouTube Tedhong Telu.
Rayakan Hari Pujawali
Desa Klinting yang melaksanakan perayaan hari raya Pujawali. Tampak para ibu-ibu datang dengan baju kebaya berwarna hitam dengan rok panjang bermotif batik. Ada pula yang mengenakan baju kebaya berwarna putih.
Sedangkan untuk laki-laki mereka mengenakan baju Surjan berwarna hitam dan belangkon untuk menutupi kepala. Saat upacara dimulai, banyak warga umat Hindu yang mengikuti acara itu. mereka memadati halaman pura dan mengikuti acara tersebut dengan khidmat. Suasananya benar-benar terasa di Bali.
“Pujawali adalah hari lahirnya Pura Pedaleman Giri Kendeng. Sekarang kami melaksanakan Pujawali yang ke-35, di mana Pujawali ini kita maknai sebagai pensucian tempat yang kita gunakan untuk beribadah,” kata Bapak Slamet Raharjo dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.