Menjelajahi Kekayaan Alam di Geopark Meratus, dari Hutan Hujan hingga Mata Air Panas Non Vulkanik
Geopark Meratus disebut menyimpan banyak keajaiban alam.
Geopark Meratus disebut menyimpan banyak keajaiban alam.
Menjelajahi Kekayaan Alam di Geopark Meratus, dari Hutan Hujan hingga Mata Air Panas Non Vulkanik
Pegunungan Meratus merupakan kawasan perbukitan yang membujur di bagian selatan Provinsi Kalimantan Selatan. Sisi selatan perbukitan itu merupakan Kawasan Geopark Meratus yang memiliki panjang rute sekitar 67,44 km dan terdapat 14 situs di dalamnya.
-
Apa keunikan Geopark Maros-Pangkep? Satu kekhasan di sini adalah kompleks bebatuan kapurnya yang berderet dan menjulang tinggi menyerupai menara. Letaknya berada di tengah-tengah sawah dan sungai, sekaligus sebagai tempat hidup hewan aneka flora dan fauna di sana.
-
Dimana Geopark Maros-Pangkep berada? Geopark Maros-Pangkep di Kelurahan Leang Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan jadi salah satu taman geologi dunia yang diakui UNESCO sebagai Global Geopark Network 2023.
-
Mengapa Geopark Maros-Pangkep diakui dunia? Keindahan ini juga membuat geopark ini dikenal dunia, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda.
-
Bagaimana cara menikmati keindahan Geopark Maros-Pangkep? Salah satu andalannya adalah menggunakan transportasi perahu mesin kecil, untuk melalui rute Sungai Pute dengan panjang total sekitar 211 km persegi.
-
Dimana lokasi Geopark Merangin berada? Berada di sentral Pulau Sumatra, Geopark Merangin ini memiliki luas sekitar 4.832,32 km persegi yang hampir ditutupi oleh dataran dengan puncak tertingginya berada di Gunung Masurai dengan ketinggian 2.900 mdpl.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di Maroko? Para ahli paleontologi di Maroko telah menemukan sisa-sisa fosil spesies kadal laut yang sangat besar dan belum pernah dilihat sebelumnya dengan gigi "seperti belati".
Situs di kawasan geopark itu cukup beragam mulai dari ladang pertanian, petilasan sejarah dan religi, desa wisata, hingga situs alam. Situs alam di geopark itu juga beragam, dari hutan hujan sampai mata air panas yang berada di kawasan tersebut.
Lalu apa saja hal menarik yang dapat dijumpai di situs tersebut? Berikut selengkapnya:
Situs pertama yang bisa dikunjungi wisatawan adalah Rumah Konservasi Anggrek. Lokasinya hanya sekitar 40 meter dari pusat informasi Geopark.
Taman seluas 1,5 hektare ini memiliki beberapa tempat yang bisa dikunjungi seperti rumah persemaian, rumah aklimatisasi, rumah perawatan, dan rumah display tanaman.
Rumah konservasi ini punya 110 jenis anggrek, terdiri dari 58 jenis anggrek spesies asli dan 52 jenis anggrek yang berasal dari luar wilayah geopark tersebut.
Situs kedua yang kita kunjungi kali ini adalah Batu Kulit Ular. Lokasi situs ini berada di Desa Mandiangin, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Lokasinya dapat ditempuh dari Pusat Informasi Geopark sejauh 6 kilometer menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Mengutip Liputan6.com, lokasi situs ini berada pada ketinggian sekitar 400-600 meter di atas permukaan laut.
Situs Batu Kulit Ular tersusun atas batuan sepertinit yang merupakan bagian dari Kelompok Batuan Ultrabasa yang berumur 180-152 juta tahun yang lalu.
- Kenalan dengan Geopark Maros-Pangkep, Kompleks Bebatuan Kapur yang Mirip Menara
- Luas dan Ketinggiannya Kian Menyusut, Gumuk Pasir Parangtritis Segera Direstorasi demi Wujudkan Geopark Nasional
- Mengunjungi Situs Masjid Keramat & Sentra Dodol Kandangan di Geopak Meratus Kalsel
- Sejarah Terbentuknya Geopark Dieng, Terdiri dari Tiga Episode Letusan
Situs ketiga adalah tempat penambangan Tradisional Intan Cempaka.
Lokasi yang berada di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 10 meter di atas permukaan laut itu terususun atas endapan alluvial seperti batu pasir, kerikil, lanau, lempung, lumpur, serta pembawa intan dan emas yang merupakan bagian Kelompok Aluvium berasal dari endapan Sungai Martapura Purba.
Proses penambangan di kawasan ini telah dilakukan sejak tahun 600 Masehi sampai saat ini, di mana pada 26 Agustus 1975 ditemukan intan dengan berat mencapai 166,7 karat dan diberi nama Intan Trisakti oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
Pada tahun 1998 ditemukan juga intan dengan berat mencapai 200 karat yang diberi nama Putri Malu.
Situs berikutnya adalah mata air panas non vulkanik yang ditemui di daerah Tanuhi, Desa Hulu Banyu, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
(Foto: meratusgeopark.org)
Mengutip ANTARA, fenomena mata air panas di kawasan tersebut terbentuk oleh proses peluruhan radioaktif seperti uranium, thorium, dan potassium yang bercampur sehingga menghasilkan sumber air panas.
Umumnya sistem ini ditemukan pada batuan plutonik (intrusi batuan granit) yang ditemukan pada batuan granit dari kelompok Granit Batanglai atau Belawayan yang berumur kapur awal, atau 95-135 juta tahun.
Di luar beberapa situs yang disebutkan di atas, masih banyak situs-situs alam yang bisa dijumpai di kawasan Geopark Meratus. Apalagi geopark itu disebut banyak menyimpan keajaiban alam.