Berat Badan Hanya 5 Kg, Begini Nasib Pilu Balita di Brebes Penderita Gizi Buruk
Kondisi keluarga yang kekurangan membuat sang balita hanya dirawat di rumah dengan perawatan seadanya.
Balita di Indonesia banyak yang menderita gizi buruk, meskiangkanya dari tahun ke tahun terus berkurang. Namun, sebagian besar dari keluarga balita penderita gizi buruk tak mampu membiayai pengobatan. Sehingga sang balita tak kunjung diberi kesembuhan.
Di Brebes, seorang balita penderita gizi buruk atau stunting kondisinya semakin memprihatinkan dari hari ke hari. Tak hanya soal kondisi tubuh yang sangat kurus, sang balita menderita komplikasi penyakit lainnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kondisi keluarga yang kekurangan membuat sang balita hanya dirawat di rumah dengan perawatan seadanya. Berikut selengkapnya:
Berat Badan hanya 5 Kilogram
©YouTube/Liputan SCTV
Nasib malang menimpa balita bernama Cintya Rizki Azalia (3 tahun), anak dari pasangan Isfandi dan Lina Handayani, warga Kaligangsa Wetan, Kabupaten Brebes.
Tak seperti balita pada umumnya yang bermain di luar, Cintya hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur karena penyakit gizi buruk yang diperparah dengan komplikasi penyakit lain.
Berat badannya hanya lima kilogram, setengah berat badan anak balita seusianya.
Bahkan untuk bisa mengonsumsi susu khusus gizi buruk, ia harus menggunakan selang yang diberikan setiap tiga jam sekali. Demi kesehatan sang buah hati, ayah dan kakak dari sang balita rela mengamen tiada henti sehingga kebutuhan susu sang balita terpenuhi.
“Gaji saya nggak cukup. Saya terpaksa cari sampingan berkeliling menjual suara sama anak saya,” kata Isfandi dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (29/5).
Harapan Orang Tua
©YouTube/Liputan SCTV
Kedua orang tua Cintya hanya bisa pasrah menerima kondisi sang anak. Mereka berharap ada bantuan dari pemerintah atau orang dermawan untuk biaya perawatan kesehatan gizi anaknya.
“Inginnya saya, anak saya normal kembali, kakinya bisa tumbuh, bisa normal, bisa ketawa lagi, bisa berbicara, bisa makan dari mulut lagi, dia stabil lagi. Cuma inginnya saya seperti itu. Anak saya tumbuh besar seperti anak-anak yang lain, tumbuh sehat,” ungkap Lina Handayani, sang ibu dari balita itu.