Pabrik Permen Mint Tertua di Indonesia Ternyata ada di Purbalingga, Begini Kisahnya
Nama “Davos” sendiri berasal dari nama sebuah kota pegunungan berhawa sejuk di negara Swiss.
Nama “Davos” sendiri berasal dari nama sebuah kota pegunungan berhawa sejuk di negara Swiss.
Pabrik Permen Mint Tertua di Indonesia Ternyata ada di Purbalingga, Begini Kisahnya
Davos merupakan merk permen mint pertama di Indonesia. Industri permen ini didirikan pada 28 Desember 1931 saat Belanda masih menjajah negeri ini.
Tak banyak yang tahu, permen Davos tercipta di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, yaitu Purbalingga. Kini pabrik permen Davos masih berdiri di kota itu, malah terus berkembang menjadi pabrik yang besar.
-
Apa yang dimaksud dengan 'persen'? Persen atau persentase adalah sebuah cara untuk menyatakan perbandingan antara sebagian dan keseluruhan dalam bilangan per seratus.
-
Apa yang dimaksud dengan perdamaian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perdamaian berarti penghentian permusuhan, atau perihal damai.
-
Apa yang Pertamina pastikan menjelang World Water Forum di Bali? Pertamina memastikan seluruh sarana fasilitas Pertamina Patra Niaga dalam kondisi optimal. Jelang World Water Forum, Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi di Bali Aman Jelang perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Bali, Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi berjalan optimal.
-
Kapan Dirut Pertamina masuk dalam daftar wanita berpengaruh? Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
Dilansir dari Wikipedia, permen Davos pertama kali didirikan oleh seorang pemuda bernama Siem Kie Djian. Nama “Davos” sendiri berasal dari nama sebuah kota pegunungan berhawa sejuk di negara Swiss.
Seiring waktu industry permen Davos berkembang pesat. Namun pada saat pendudukan Jepang, pabrik ini sempat mengalami keterpurukan.
Namun selang tiga tahun kemudian pabrik ini bisa bangkit kembali.
Dilansir dari kanal YouTube Jejak Siborik, usaha permen legendaris ini kini telah dilanjutkan oleh generasi keempat.
Melalui sebuah video yang diunggah pada Rabu (5/6), pemilik kanal YouTube Jejak Siborik berkesempatan mengunjungi pabrik permen tersebut di Purbalingga.
Walaupun kini sudah modern, beberapa peninggalan zaman dulu masih tersimpan di pabrik tersebut. Salah satunya adalah pedati pengangkut gula pasir dari Kroya, Cilacap, menuju pabrik tersebut.
Canggih Setiawan, divisi markom pabrik permen Davos, mengatakan, dulu kereta pedati itu pernah ditarik hingga Semarang.
Di pabrik tersebut, masih ada bangunan yang dijaga keasliannya. Hingga kini bangunan itu masih berfungsi sebagai ruang kerja.
“Dulunya bangunan ini jadi tempat nongkrong para tentara Belanda. Mereka dulu santai-santai sambil makan limun di sini. Bahkan bertahun-tahun kemudian anak cucu mereka masih rutin berkunjung ke sini. Terakhir tahun 2019 sebelum pandemi,” kata Canggih.
Di pabrik itu juga masih tersimpan mesin cetakan permen yang digunakan pertama kali. Kini mesin itu sudah tidak berfungsi dan hanya sebagai pajangan.
- Prihatin dengan Pertanian di Tanah Air, Pria Brebes Ini Rela Pulang ke Indonesia Setelah 6 Tahun Kerja di Jepang
- Ini Dia 6 Pabrik Tekstil yang Bangkrut di Awal Tahun 2024
- Kilas Balik Kilang Minyak Plaju, Peran Penting Pengolahan Minyak Mentah di Bumi Sumatera
- Berawal dari Temuan Batu Menarik oleh Perwira Belanda, Ini Kisah Pabrik Semen Pertama Indonesia yang Ternyata Ada di Padang
Canggih mengatakan, mesin tua itu hanya bisa untuk mencetak satu permen. Kini satu mesin press bisa mencetak banyak permen sehingga produksinya bisa lebih cepat.
Mengingat usia pabrik yang hampir satu abad, beberapa pegawai di sana ada yang sudah bekerja cukup lama. Salah satunya adalah Pak Darsono. Ia sudah bekerja di pabrik Davos selama 40 tahun.
“Dari bujangan saya sudah kerja di sini. Sekarang saya sudah berusia 60 tahun,” kata Pak Darsono.
Walaupun penghasilan yang diperoleh tidak banyak, namun Pak Darsono rajin menyisihkan gaji yang diperoleh untuk ditabung. Dari tabungan itulah, pada tahun 2004, ia menggunakannya untuk modal mendirikan kos-kosan.
Selain itu, ada sosok Pak Willy yang juga sudah bekerja hampir 42 tahun di pabrik itu. Kini ia menjabat sebagai manager produksi.
Ia bercerita, dulu produksi permen Davos masih dijalankan di rumah pemiliknya. Usaha itu terus berkembang hingga mereka bisa membangun pabrik sendiri.
Tak hanya permen mint, Pak Willy bercerita dulu pabrik itu juga memproduksi minuman limun. Selain itu ia juga bercerita, dulu proses produksi permen dilakukan dengan cara dijemur, belum ada proses oven seperti sekarang.
“Dulu saya sempat ditugasi untuk menjemur bahan permen yang sudah dicampur gula. Hampir tiap hari saya mengamati cuaca,” kata Pak Willy dikutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.