Pasutri Asal Kulon Progo Ini Sukses Beternak Puyuh, Hanya Kerja 2 Jam Per Hari Raih Omzet Hingga Jutaan Per Bulan
Waktu luang yang berlimpah merupakan nikmat yang saat ini mereka dapatkan dari hasil jerih payah beternak puyuh
Waktu luang yang berlimpah merupakan nikmat yang saat ini mereka dapatkan dari hasil jerih payah beternak puyuh
Pasutri Asal Kulon Progo Ini Sukses Beternak Puyuh, Hanya Kerja 2 Jam Per Hari Raih Omzet Hingga Jutaan Per Bulan
Bekerja di kota besar dengan gaji fantastis merupakan sesuatu yang didambakan banyak orang. Namun hal itu bukanlah prinsip hidup Sukirman dan Evi, pasangan suami istri asal Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Bagaimana Dini dan suami meningkatkan skala usaha mereka dari dagangan kecil-kecilan? Saat menikah, hobi Dini berdagang tetap dilakukan dengan dukungan sang suami. Keduanya mulai meningkatkan nilai usaha mereka dengan membuka usaha garmen yang memproduksi seragam kerja dan perusahaan.
-
Siapa yang memberikan motivasi kepada santri untuk menjadi entrepreneur? Dalam kesempatan tersebut pria yang akrab disapa Hendi itu pun menyemangati para santri dan santriwati untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses di masa depan.
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
Evi misalnya, perempuan lulusan sarjana ekonomi itu sebenarnya sudah lama bekerja di Jakarta. Setelah itu ia keluar dan memutuskan untuk menekuni dunia wirausaha.
“Dan jadilah usaha puyuh ini. Benar juga, dalam waktu dua jam hasilnya dua kali lipat dibanding gaji saya saat masih bekerja di perusahaan di mana saya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore,” kata Evi.
Dalam dua tahun belakangan, Evi dan Sukirman merasakan benar hasil dari beternak puyuh. Bukan gaji besar yang didapat, melainkan waktu luang yang amat melimpah.
Sukirman mengatakan, pagi hari waktu Subuh, ia dan istrinya sudah berada di kandang untuk memberi makan burung puyuh sekaligus membersihkan kandang.
Jam enam pagi mereka sudah punya waktu luang untuk bersepeda keliling desa. Begitu pula saat sore hari mereka bisa jalan-jalan ke manapun mereka suka.
Foto: YouTube Dari Kami Untuk Kamu
Evi mengakui keuntungan itu tidak diperoleh secara instan. Sebelumnya mereka sempat berjualan sembako dan obat-obatan pertanian.
Beda dengan Evi yang sempat menjadi karyawan, Sukirman sudah memulai usaha sebelum ia menikah. Saat itu ia berjualan pupuk dan obat-obatan pertanian. Omzetnya mencapai Rp2-3 juta per hari. Namun di kemudian hari, usahanya makin tidak laku.
“Jualan saya utuh. Manten baru malah dikasih cobaan,” ujar Sukirman dikutip dari kanal YouTube Dari Kami Untuk Kamu.
Setelah itu mereka mulai merintis beternak puyuh. Uang Rp10 juta hasil pinjaman dari bank digunakan untuk modal awal serta pembangunan kandang seluas 3x6 meter.
“Untuk mendirikan kandang ini kit acari bahan-bahan yang bekas, biar murah. Cor-corannya bekas, gentengnya bekas, kayu-kayunya. Pokoknya semuanya bekas,” kata Evi dikutip dari kanal YouTube Dari Kami Untuk Kamu.
- Kuli Bosan Hidup Susah, Banting Setir Jualan Pisang Keju Ramainya Minta Ampun Sampai Difitnah Pakai Dukun
- Tinggalkan Pekerjaan Mapan, Pasutri Asal Kediri Pilih Jualan Bawang Merah, Kini Omzetnya Capai Ratusan Juta Rupiah per Bulan
- Kisah Pasutri Asal Tulungagung Nekat Tinggalkan Pekerjaan dan Pilih Jualan Baju, Modal Rp1 Juta Hasilkan Rp2 Miliar
- Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Kini, usaha ternak burung puyuhnya telah berjalan hampir tujuh tahun. Total kini mereka telah memiliki 9.600 burung puyuh. Selain itu mereka kini telah merasakan betul keuntungan dari beternak puyuh.
“Yang saya suka di puyuh itu tidak ada sampahnya. Telur pasti laku, kotoran juga sama, seperti kacang goreng. Karung itu juga banyak yang membutuhkan. Plastik-plastik karung juga bisa kita jual ke tukang rongsok,” kata Evi.
Dalam sehari, pasangan suami istri itu berhasil memperoleh omzet Rp200-300 ribu. Namun yang paling disyukuri oleh mereka bukan penghasilannya, melainkan banyaknya waktu luang yang bisa mereka dapatkan.
Foto: YouTube Dari Kami Untuk Kamu
Bagi mereka, modal utama untuk memulai usaha bukanlah uang, melainkan keberanian. Apalagi kondisi tak selalu menguntungkan. Alih-alih mendapatkan penghasilan, yang ada justru kerugian bisa mereka dapatkan.
“Kalau prinsip kita jangan pikir aneh-aneh sebelum dicoba. Pokoknya coba aja. Kalau nggak dicoba, kan kita nggak tau,” ungkap Sukirman.