Peduli Pendidikan, Ini Kisah Inspiratif Mantan Buruh Migran di Wonosobo Dirikan Sekolah PAUD Gratis
Sepulang dari Taiwan, tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sekolah PAUD gratis di desanya.
Sepulang dari Taiwan, tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sekolah PAUD gratis di desanya.
Peduli Pendidikan, Ini Kisah Inspiratif Mantan Buruh Migran di Wonosobo Dirikan Sekolah PAUD Gratis
Maizidah Salas merupakan seorang mantan buruh migran asal Desa Tracap, Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo. Dia tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sekolah PAUD gratis di desanya.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara anak-anak di Kampung Timbulsloko pergi ke sekolah? Anak-anak terpaksa pergi sekolah menggunakan perahu. Karena daratan sudah tertutup air. Anak-anak harus mendayung perahu sejauh satu kilometer ketika berangkat sekolah.
-
Di mana Sulaiman bersekolah? Oki Setiana Dewi dan anak-anak tercinta sudah berada di Mesir.
-
Apa manfaat utama dari keberadaan bus sekolah di Bantul? Dalam pengoperasiannya, para siswa yang naik bus sekolah itu tak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan keberadaan bus itu diharapkan bisa mengurangi padatnya arus lalu lintas di pagi hari.
-
Di mana Sagil bersekolah? Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) asal Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki postur tubuh yang tak biasa.
Ia mendirikan sekolah gratis tersebut untuk mendidik anak-anak para pekerja migran yang pergi ke luar negeri. Selain itu, ia juga mendirikan koperasi bagi para pekerja migran sehingga saat kembali ke tanah air mereka memiliki penghasilan.
Salas mendirikan sekolah tersebut pada tahun 2017. Biaya operasional sekolah berasal dari dana pribadi Salas dan suaminya, serta koperasi yang ia dirikan untuk desa.
“Para buruh migran di luar negeri banyak sekali yang tidak bisa mengirimkan uang dan lain sebagainya, maka sekolah ini gratis tidak dipungut biaya sepeserpun,” kata Salas dikutip dari YouTube Liputan6 pada Kamis (2/5).
Selain sebagai pengajar di sekolah PAUD tersebut, Salas juga sering diundang untuk menjadi pembicara dalam berbagai acara pelatihan. Sementara alat peraga yang digunakan pada sekolah itu berasal dari bekas kegiatan workshop atau seminar.
“Alat-alat itu saya kumpulkan, saya bawa pulang, saya kumpulkan ke mereka, untuk bisa digunting-gunting, dibentuk, diwarnai, atau untuk coretan-coretan mereka belajar,” lanjut Salas.
Dalam menjalankan PAUD, Salas dibantu dua orang pengajar lainnya. Ia berharap, PAUD yang ia dirikan mampu mengatasi permasalahan para orang tua pekerja migran yang kesulitan memantau perkembangan anaknya. Apalagi mayoritas warga Desa Tracap bekerja sebagai pekerja migran.
“Wadah inilah untuk mengumpulkan anak-anak balita yang ditinggal orang tuanya agar mereka bisa belajar secara ekudatif, bisa berinteraksi satu sama lain, dan bisa tercipta karakter yang baik,” ungkap Salas dikutip kanal YouTube Liputan6.
Hadirnya PAUD milik Salas disambut baik oleh warga. Mereka terbantu tak hanya dari segi pendidikan, namun juga dari sisi ekonomi.
“Terima kasih sekali karena sudah ada sekolah gratis. Jadi anak-anak senang, tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Yang seharisnya buat bayar SPP bisa buat jajan anak-anak,” kata Imam Nur Faedah, salah seorang wali murid di PAUD itu.
- Mahasiswi Unair Ini Ceritakan Momen Kuliah Gratis di Kampus Bergengsi Taiwan, Ngobrol dengan Waga Lokal Berbekal Google Translate
- Pendidikan Gratis, Pemprov DKI Gandeng 2.090 Sekolah Swasta
- Langganan Juara Kelas, Siswa dari Keluarga Transmigran di Pelosok Sulawesi Barat Ini Bisa Kuliah Gratis di UGM
- Perhimpunan Guru Tolak Rencana Dana BOS untuk Makan Siang Gratis, Ini Alasannya
Di Desa Tracap, Salas juga mendirikan kooperasi bagi anggota dan buruh migran agar aktif berwirausaha. Hal itu dilakukan sehingga buruh migran yang pulang ke rumah tidak kehilangan pekerjaannya.
“Kita juga punya kelompok buruh migran yang setiap bulan mengadakan pertemuan bergilir dengan mengadakan simpan pinjam, arisan, dan kita juga melakukan sosialisasi terkait persoalan pekerja migran, sosialisasi pencegahan tindak pidana perdagangan orang, pokoknya kita mengikuti isu yang ada di situ,” kata Salas dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Kamis (2/5).