Pertanyaan Seputar Ramadhan Beserta Jawabannya, Perlu Diketahui
Sebagai ibadah wajib yang dilakukan setiap tahun, tentu muncul banyak pertanyaan seputar Ramadhan yang berkaitan dengan hukum pelaksanaan ibadah. Mulai dari hal-hal apa sajakah yang membatalkan puasa, bagaimana hukum jika tak sengaja meminum air saat berenang, atau bagaimana ketika lupa membaca niat puasa saat sahur.
Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang selalu dinantikan oleh seluruh umat muslim. Di mana umat muslim menjalankan puasa selama 30 hari penuh. Bukan hanya puasa, umat muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah sunah lainnya untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Sebagai ibadah wajib yang dilakukan setiap tahun, tentu muncul banyak pertanyaan seputar Ramadhan yang berkaitan dengan hukum pelaksanaan ibadah. Mulai dari hal-hal apa sajakah yang membatalkan puasa, bagaimana hukum jika tak sengaja meminum air saat berenang, atau bagaimana ketika lupa membaca niat puasa saat sahur.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Mengapa Kaesang dianggap unggul dalam Pilkada Jateng? Mengapa Kaesang Pangarep unggul? Selain karena popularitasnya paling tinggi juga karena ada pengaruh Jokowi, di situ orang yang puas kepada presiden cenderung mendukung Kaesang," kata Djayadi, dalam paparannya secara daring.
-
Kapan puasa Arafah jatuh? Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Di mana petugas pemilu di Jateng meninggal dunia? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Selain Dewi, ada satu lagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang meninggal dunia usai bertugas. Petugas KPPS bernama Joko Basuki (55) bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepet, Klaten.
Bukan hanya itu, pertanyaan seputar Ramadhan yang sering muncul juga berkaitan dengan hukum bagi orang hamil dalam menjalan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan cara membayar zakat fidyah untuk mengganti puasa yang ditinggalkan.
Meskipun termasuk hal sederhana, namun ini termasuk pengetahuan dasar tentang hukum Islam dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan yang perlu diperhatikan. Dengan begitu, Anda bisa memahami dengan jelas hal-hal yang sudah pasti membatalkan puasa dan hal yang tidak, sebab sering kali muncul kesalahpahaman tentang hal ini. Dilansir dari laman Cari Ustadz, berikut kami merangkum beberapa pertanyaan seputar Ramadhan beserta jawabannya yang perlu diketahui.
Apa Saja yang Membatalkan Puasa
iStock
Berikut beberapa pertanyaan seputar Ramadhan tentang hal-hal yang membatalkan puasa, perlu diketahui:
1. Bolehkan menangis ketika puasa? Apakah menangis membatalkan puasa?
Jawaban: Menangis diperbolehkan saat puasa, apa pun penyebabnya tidak akan membatalkan ibadah puasa yang sedang dijalankan. Termasuk menangis karena mengingat dosa-dosa, menangis karena melihat bencana atau musibah yang menimpa orang lain, atau menangis karena mengingat kebesaran Allah. Berbagai penyebab yang membuat Anda menangis tidak akan membatalkan puasa, sehingga ibadah puasa tetap sah dijalankan.
2. Apakah memakai obat tetes mata membatalkan puasa?
Jawaban: Tidak, memakai obat tetes mata tidak akan membatalkan puasa. Sejauh ini tidak ada dalil atau hukum yang menyebutkan bahwa memakai obat tetes mata dapat membatalkan puasa. Terlebih lagi, ketika penggunaan obat tetes mata ini sangat diperlukan untuk tujuan kesehatan, maka perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa.
3. Bagaimana hukumnya bermimpi basah ketika puasa?
Jawaban: Seperti diketahui, mimpi di luar kendali dan kuasa manusia, dan tidak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Termasuk ketika Anda mengalami mimpi basah tentu ini di luar kendali Anda sehingga dapat terjadi begitu saja. Dengan begitu, jika keluar sperma saat mengalami mimpi basah maka ini tidak membatalkan puasa. Namun, baiknya melakukan mandi wajib agar tubuh bersih dan suci saat menjalankan puasa.
4. Bolehkah meneruskan kebiasaan berenang saat Ramadhan? Bagaimana jika ada air yang terminum dengan tidak sengaja?
Jawaban: Berenang ketika berpuasa tentu saja dibolehkan. Bahkan Nabi Muhammad menganjurkan setiap umat muslim untuk rajin berolahraga agar bisa menjaga tubuh tetap sehat. Dan jika tidak sengaja Anda menelan air ketika berenang, sungguh Islam memberikan toleransi terhadap hal ini. Hal yang dilakukan dengan terpaksa atau tidak sengaja tidak membatalkan puasa, selama orang tersebut sudah melakukan berbagai upaya untuk menghindarinya.
5. Berkumur atau memasukkan air ke hidung saat berwudhu apakah membatalkan puasa?
Jawaban: Baik berkumur atau memasukkan air ke hidung saat berwudhu adalah dua anjuran Nabi Muhammad yang baik dilakukan. Sehingga melakukan kedua hal ini saat berpuasa dapat dibenarkan, namun tetap harus berhati-hati agar air tidak masuk ke dalam tenggorokkan. Namun jika tidak sengaja masuk karena tersedak dan yang lainnya, puasa tetap memiliki hukum sah dan tidak batal.
Hukum Puasa
Berikut beberapa pertanyaan seputar Ramadhan tentang hukum menjalankan puasa, perlu diketahui:
1. Bagaimana hukumnya pengambilan darah guna pemeriksaan kesehatan yang dilakukan saat berpuasa?
Jawaban: Membekam dan mengambil darah untuk donor atau pemeriksaan kesehatan tidak membatalkan puasa. Dua hal ini diperbolehkan, dan puasa tetap memiliki hukum sah.
2. Saya sakit gula dan disuntik insulin setiap hari. Sahkah puasa saya?
Jawaban: Perlu diketahui, pada dasarnya suntikan tidak membatalkan puasa. Namun sebagian ulama menilai bahwa suntikan insulin untuk orang yang dengan penyakit diabetes berbeda dengan suntikan biasa. Sehingga sebagian ulama menyarankan untuk melakukan suntikan insulin pada malam hari agar siang hari dapat menjalankan ibadah puasa dengan sah.
3. Makruhkah menggosok gigi bagi orang yang berpuasa?
Jawaban: Tidak, menggosok gigi tetap diperbolehkan saat Anda menjalankan ibadah puasa. Namun Anda tetap harus berhati-hati agar air atau pasta gigi tidak tertelan melewati tenggorokan. Selama dilakukan dengan baik, menggosok gigi tidak membatalkan puasa.
4. Bagaimana hukum membatalkan puasa karena terpaksa bekerja?
Jawaban: Orang yang bekerja di siang hari karena terpaksa sehingga membatalkan puasanya tidaklah berdosa. Meski begitu, wajib baginya untuk mengganti puasa yang ditinggalkan di kemudian hari. Sebab, puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang harus ditunaikan oleh setiap umat muslim.
5. Bagaimana hukum jika lupa membaca niat puasa dan tidak sahur karena tertidur hingga terbit matahari?
Jawaban: Disebutkan bahwa niat puasa sebaiknya dibaca sejak tenggelam matahari hingga sesaat sebelum terbit fajar. Dalam hal ini, sebagian besar ulama menjelaskan bahwa mengucapkan niat tidak wajib, cukup tekad di dalam hati.
Dalam mazhab Abu Hanifah, jika seseorang berniat puasa Ramadhan sesudah terbitnya fajar, maka puasanya tetap sah. Di sisi lain, mazhab Maliki tidak mensyaratkan bahwa niat harus dilakukan setiap malam. Sebab, bagi mereka, niat berpuasa sebulan penuh di awal Ramadhan sudah cukup dan dengan demikian, tidak harus melakukan niat setiap hari.
Puasa bagi Wanita Hamil dan Menyusui
Berikut beberapa pertanyaan seputar Ramadhan tentang hal-hal yang membatalkan puasa, perlu diketahui:
1. Bagaimana hukum berpuasa bagi orang hamil? Apakah puasanya berpengaruh pada janin?
Jawaban: Dalam hal ini, Islam memberikan toleransi bagi wanita hamil boleh tidak berpuasa jika khawatir bahwa jika menjalankan puasa bisa mempengaruhi kesehatan dirinya dan janin dalam kandungan. Namun, jika dokter memberikan pernyataan bahwa puasa dalam menyebabkan gangguan kesehatan selama kehamilan, maka wanita hamil tersebut tidak boleh berpuasa. Sebab, kesehatan tetap menjadi prioritas utama, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa.
2. Bolehkah wanita yang menyusui bayinya mengganti puasa dengan membayar fidyah? Kalau boleh, kepada siapa, dan berapa besarnya?
Jawaban: Ibu yang mengkhawatirkan kesehatan anak bila tidak menyusuinya, maka dia wajib membayar fidyah dan wajib juga mengganti hari-hari dia tidak berpuasa dengan puasa setelah bulan puasa. Fidyah yang dibayarkan berupa makanan untuk sehari semalam untuk fakir miskin sebagai ganti setiap hari tidak berpuasa, ditaksir sekira setengah liter beras dari jenis yang sehari-hari dimakan.
(mdk/ayi)