Sederet Dokter Ini Bagikan Syarat Buat Para Calon Haji, Wajib Jaga Kesehatan
Musim haji makin dekat. Berkaitan dengan pelaksanaan haji, para dokter ini membagikan tips kesehatan bagi para calon haji. Bagi mereka, masalah kesehatan wajib diperhatikan para calon haji demi kelancaran ibadah mereka.
Musim haji makin dekat. Pada 4 Juni 2022 nanti, akan ada pemberangkatan bagi kloter pertama jemaah haji asal Indonesia.
Berkaitan dengan pelaksanaan haji, para dokter ini membagikan tips kesehatan bagi para calon haji. Bagi mereka, masalah kesehatan wajib diperhatikan para calon haji demi kelancaran ibadah mereka.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Masalah kesehatan yang dibagikan antara lain pentingnya memperbanyak minum air mineral, memperhatikan kondisi gigi dan mulut, dan juga pengaturan pola makan selama menjalani ibadah haji.
Lalu seperti apa detail dari saran para dokter itu? Berikut selengkapnya:
Perbanyak Konsumsi Air
©www.newhealthadvisor.com
Dokter spesialis saraf dr. Untung Gunarto Sp.S. MM mengingatkan para calon haji dengan riwayat penyakit stroke untuk memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi saat melakukan ibadah di Tanah Suci.
Selain itu, yang perlu diperhatikan para jemaah haji adalah mengatur pola tidur, memperhatikan asupan makan dan minum, serta berpikir positif untuk menghindari stres. Ia juga mengingatkan para jemaah untuk mewaspadai “heat stroke” saat kondisi cuaca sedang panas ekstrem.
“Seseorang bisa terkena heat stroke ini meskipun kondisi sehat. Tanda-tandanya adalah suhu tubuh di atas 40,5 derajat celcius, penurunan tekanan darah, gangguan napas dan kondisi jantung yang berdebar-debar, kelelahan, pusing, mual, dan juga muntah,” kata dr. Untung, mengutip dari ANTARA pada Senin (30/5).
Calon Haji Perlu Periksa Kondisi Gigi dan Mulut
kingsgrovedental.com.au
Bagi dokter spesialis konservasi gigi drg. Irfan Dwiandhono, Sp.KG., M.Biomed, para calon haji perlu untuk memeriksa kondisi gigi dan mulut ke fasilitas kesehatan terdekat. Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsoed ini mengatakan pemeriksaan itu dapat mengantisipasi sakit gigi selama menjalani ibadah haji.
Selain itu, menyikat gigi secara rutin juga penting dilakukan untuk mencegah bau mulut yang juga dapat mengganggu ibadah diri sendiri maupun orang di sekitarnya.
“Bila upaya pembersihan kita tidak bagus, sisa makanan akan menumpuk. Sisa makanan ini dapat dimetabolisme oleh bakteri yang menghasilkan asam dan melarutkan permukaan gigi,” kata drg. Irfan.
Batasi Konsumsi Makanan Asin
©Pixabay
Sementara itu dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto, dr. Andreas, Sp.PD mengingatkan para calon haji yang memiliki riwayat penyakit hipertensi untuk membatasi konsumsi makanan asin. Selain itu, ia juga mengingatkan soal pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat serta disiplin menerapkan protokol kesehatan mengingat masa pandemi COVID-19 belum berakhir.
“Pola hidup bersih dan sehat serta penerapan protokol kesehatan perlu jadi perhatian mengingat pandemi belum berakhir terutama bagi mereka yang memiliki komorbid seperti hipertensi,” kata dr. Andreas, mengutip dari ANTARA.