Sering Digambar Anak SD Era 90-an, Ternyata Ini Sejarah di Balik Pemandangan 2 Gunung
Banyak anak-anak generasi 90-an zaman sekarang yang suka menggambar pemandangan dua gunung ketika SD. Munculnya pola gambar gunung itu dipercaya berasal dari pelukis legendaris Tino Sidin. Bahkan gambar pemandangan dua gunung itu sebenarnya ada di dunia nyata.
Banyak anak-anak generasi 90-an zaman sekarang yang suka menggambar pemandangan dua gunung ketika SD. Pola lukisan itu umum digambar oleh anak-anak. Selain dua buah gunung yang menjulang, anak-anak memberi gambar tambahan seperti jalan, sawah, matahari, rumah, pohon, serta burung-burung.
Munculnya pola gambar gunung itu dipercaya berasal dari pelukis legendaris Tino Sidin. Pada era 1980-an, ia menjadi pembawa acara Gema Menggambar di TVRI dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan menggambar anak-anak Indonesia.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Jadi Acuan Para Guru
©wikipedia.org
Pada saat itu, acara Gema Menggambar begitu populer di kalangan anak-anak. Salah satu metode menggambar yang diajarkan adalah menggambar pemandangan dua gunung dengan sawah di bawahnya.
Pola gambar ini kemudian menjadi acuan bagi guru-guru dalam mengajar dan menurun hingga kini di antara anak-anak Indonesia. Namun lama-lama pola gambar yang dimaksud justru mendapat kritik yaitu pengekangan terhadap kemampuan daya cipta anak dan kebebasan berpikir. Adanya pola ini dinilai membuat anak didik takut untuk menjadi berbeda dan unik.
Dilansir dari Wikipedia, pemandangan ini pula dinilai tidak memperlihatkan keragaman tempat bagi anak-anak yang tinggal di daerah dengan kondisi geografis lain seperti pesisir, padang rumput, bahkan perkotaan.
Ada pula yang menganggap bahwa pemandangan itu sebagai propaganda untuk melanggengkan gagasan bahwa Indonesia merupakan negara maritim.
Ada di Kehidupan Nyata
©2023 brilio.net
Usut punya usut, pemandangan dua gunung itu ternyata ada di kehidupan nyata. Dua gunung itu adalah Sumbing dan Sindoro yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Jika dilihat dari kejauhan, kedua gunung ini terlihat kembar. Apalagi di lerengnya terdapat sawah milik warga dan juga sebuah jalan. Persis apa yang diajarkan Tino Sidin pada anak-anak SD melalui televisi.
Gunung Sumbing terletak di Kabupaten Temanggung dengan ketinggian 3.340 mdpl, sementara Gunung Sindoro terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dengan ketinggian 3.155 mdpl.