Tekan Stunting, Dinkes DIY Adakan Gerakan Aksi Bergizi di Sekolah
Dinkes DIY menekankan pemberian nutrisi pada remaja putri agar tidak melahirkan anak stunting
Dinkes DIY menekankan pemberian nutrisi pada remaja putri agar tidak melahirkan anak stunting
Tekan Stunting, Dinkes DIY Adakan Gerakan Aksi Bergizi di Sekolah
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY) mengadakan Gerakan Aksi Bergizi di sekolah. Acara ini dilakukan dengan membagikan tablet penambah darah untuk seluruh remaja putri demi menekan angka stunting.
- Cara Mencegah Stunting Sejak Dini, Perbedaan dan Fakta yang Wajib Diketahui
- Jumlah Anak Stunting di Situbondo Terendah Ketiga di Indonesia, Ini 4 Fakta di Baliknya
- Stunting Adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
- Cegah Stunting, Anies: Enggak Cukup Kasih Makan Siang Anak Gratis
“Dengan gerakan ini kami berharap setiap tahun angka stunting di DIY bisa turun 1,2 hingga 2 persen,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY Endang Pamungkasiwi dikutip dari ANTARA pada Kamis (10/8).
Menurut Endang, pemberian tablet penambah darah perlu digencarkan mengingat angka anemia remaja putri di DIY masih cukup tinggi, sehingga bisa berisiko melahirkan anak stunting.
Berdasarkan data terakhir tahun 2023, angka anemia pada remaja putri di DIY mencapai 19 persen. Selain itu remaja putri di DIY tidak sedikit yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) karena belum optimalnya asupan gizi seimbang.
“Perilaku remaja putri kita terhadap asupan makanan bergizi kan masih belum seperti yang kita harapkan. Sehingga dibutuhkan suplemen untuk memperbaiki pola konsumsi mereka,” ungkap Endang.
Melalui Gerakan Aksi Bergizi di sekolah, Dinkes DIY bersama Dinas Kesehatan di kabupaten/kota juga berupaya membudayakan sarapan pagi serta aktivitas fisik bagi remaja.
Berdasarkan data Dinkes DIY, prevalensi kasus stunting di DIY pada tahun 2019 mencapai 21,04 persen, kemudian menjadi 17,3 persen pada tahun 2021, dan kemudian menurun pada tahun 2022 menjadi 16,4 persen.
Endang mengatakan, selain Gerakan Aksi Bergizi di sekolah, upaya menekan angka stunting juga digalakkan melalui Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) di seluruh desa. Tugasnya melakukan intervensi baik kesehatan maupun non kesehatan. Bentuk intervensinya antara lain memberi makanan tambahan, pemberian tablet atau multivitamin, serta pelayanan kesehatan. “Pada 2024, kami berharap angka stunting di DIY bisa turun menjadi 14 persen,” ujar Endang.