Teror Ular Serang Warga di Sukoharjo, Ini Penyebab dan Cara Memberantasnya
Di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, warga bersama para sukarelawan menemukan tiga ekor ular saat melakukan kerja bakti membersihkan Lapangan Tempel. Kerja bakti itu dilakukan setelah lingkungan mereka diteror ular dalam beberapa hari terakhir.
Ular berkembang biak di tengah kehidupan sehari-hari manusia. Keberadaan ular berbahaya itu bisa dijumpai di berbagai tempat mulai dari di sawah, di padang ilalang, di tepi sungai, bahkan di rumah-rumah penduduk sekalipun. Ular semakin sering muncul di tengah kehidupan manusia pada saat memasuki musim penghujan.
Di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, warga bersama para sukarelawan menemukan tiga ekor ular saat melakukan kerja bakti membersihkan Lapangan Tempel. Kerja bakti itu dilakukan setelah lingkungan mereka diteror ular dalam beberapa hari terakhir.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Selama beberapa hari warga mengeluh ada ular. Karena itu hari ini warga bersama sukarelawan membersihkan area lapangan yang dipenuhi rumput ilalang,” kata Sriyanto, salah seorang sukarelawan yang mengikuti kerja bakti itu dikutip dari Liputan6.com pada Senin (15/2).
Lalu apa yang menjadi penyebab teror ular itu? Bagaimana pula warga desa itu memberantasnya? Berikut selengkapnya:
Hanya Anak Ular
© Britanica/Wikipedia
Sriyanto mengatakan, kerja bakti berburu ular itu diikuti oleh 100 orang dengan melibatkan para sukarelawan dan warga setempat dari berbagai organisasi. Setiba di lokasi, mereka langsung membersihkan area Lapangan Tempel dengan menggunakan beragam peralatan.
Lapangan itu dibersihkan karena dipenuhi rumput ilalang yang diduga menjadi sarang ular. Dari hasil penyisiran dan pembersihan itu, setidaknya ditemukan tiga ekor ular. Namun yang ditemukan baru anak ular, induknya belum ketemu.
“Padahal yang dilihat warga dan bikin resah itu induk ular dengan panjang tiga meteran. Tapi saat kami bersihkan tadi tidak ketemu. Hanya anak ular yang kami temukan,” ungkap Sriyanto.
Masa Ular Bertelur
©cheryl.A.Wetelt via www.photosphrases.com
Menurut Sriyanto, teror ular hampir terjadi di seluruh wilayah Sukoharjo. Memasuki musim penghujan, teror itu makin meningkat.
Sriyanto mengatakan, pada musim penghujan, ular akan mengalami musim bertelur. Oleh karena itu, dia mengimbau pada warga untuk tidak menumpuk barang bekas di sekitar rumah karena berpotensi menjadi tempat ular bertelur.
Imbauan Kepada Warga
© Britanica/Wikipedia
Selain itu, Sriyanto juga mengimbau pada warga agar membersihkan barang bekas. Tak hanya dipakai ular untuk bersarang, tempat itu juga bisa dijadikan lokasi nyamuk untuk bertelur. Akibatnya, muncul kerawanan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Pada musim hujan seperti sekarang ini kami imbau masyarakat lebih waspada akan ancaman ular,” ujar Sriyanto mengutip dari Liputan6.com pada Senin (15/2).