Ada Ikan Purba, Ini Potret Rambut Monte Tempat Pemujaan Agama Hindu Zaman Majapahit
Telaga Rambut Monte di Blitar, Jawa Timur merupakan tempat pemujaan penganut agama Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit. Telaga itu dihuni oleh ikan legenda yang oleh warga sekitar disebut Ikan Dewa.
Candi Rambut Monte di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit.
Selain candi, kompleks wisata Rambut Monte juga dikenal karena keberadaan telaga dengan air berwarna kehijauan. Telaga itu dihuni oleh ikan legenda yang oleh warga sekitar disebut Ikan Dewa.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Apa hubungan antara burung gagak hitam dan kematian di Jawa Timur? Dalam Primbon Jawa, burung gagak hitam erat kaitannya dengan kematian. Konon katanya, apabila terdengar bunyi kicauan burung tersebut menjelang waktu ibadah magrib, maka akan menjadi pertanda kematian.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Kapan pantun Jawa lucu populer? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer dalam kesusastraan Nusantara.
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Blitar, wisatawan tidak diperbolehkan berenang di area telaga yang berisi Ikan Dewa. Ada kolam tersendiri yang disediakan bagi para wisatawan yang ingin berenang sembari menikmati hijaunya kawasan wisata alam Rambut Monte.
Keberadaan Ikan Dewa
Hingga saat ini, keberadaan Ikan Sengkaring di Telaga Rambut Monte masih terjaga. Penamaan Ikan Sengkaring sebagai Ikan Dewa diselimuti mitos yang berkembang di dalamnya.
Ikan yang hampir punah itu dikeramatkan di Telaga Rambut Monte Kabupaten Blitar dan Mata Air Banyu Biru Kabupaten Pasuruan (Jurnal Historia, 2021).
Folklor terkait Danyang di Telaga Rambut Monte menjaga keberadaan Ikan Dewa dan menghindarkan dari kepunahan. Ritual Danyang menjadi acuan masyarakat bertindak sesuai etika dan norma saat berhadapan dengan alam.
Danyang Telaga Rambut Monte menjelma menjadi sistem pengendali norma sosial, kontrol sosial, alat pendidikan, serta sistem proyeksi yang diwariskan secara turun-menurun.
Kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Danyang Telaga Rambut Monte di Desa Krisik menjadi bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cikal bakal pendahulu desa menjaga kelestarian alam (Sulistyorini, 2020).
Kepercayaan masyarakat terhadap Danyang diyakini menjadi dasar pelaksanaan ritual bersih desa. Ritual ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam semesta.
Larangan Mengambil Ikan
Masyarakat sekitar meyakini bahwa mengambil Ikan Dewa di Telaga Rambut Monte akan mendatangkan malapetaka. Bentuk malapetakanya pun beragam, di antaranya mendapatkan cobaan, sakit, hingga meninggal dunia.
Pada tahun 1991, terjadi peristiwa nahas yang hingga kini terus dikenang warga. Saat itu ritual larung wedhus kendit, di mana kepala, tulang, dan ekor kambing dimasukkan ke dalam Telaga Rambut Monte agar dimakan Ikan Dewa. Namun, kepala desa menggantinya dengan kambing biasa yang kepalanya dibungkus menggunakan kain kafan.
Sepekan setelah ritual berlangsung, kepala desa yang bersangkutan meninggal dunia. Masyarakat meyakini kejadian tersebut disebabkan karena penyimpangan ritual.
Asal-usul Rambut Monte
©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkab Blitar
Masyarakat percaya bahwa Telaga Rambut Monte berasal dari kisah Mbah Monte yang berperang melawan Rahwana. Kesombongan Rahwana membuat peperangan itu dimenangkan oleh Mbah Monte.
Kekalahan Rahwana disimbolkan dengan batu menyerupai monyet dengan rambut gimbal. Masyarakat percaya batu tersebut sebagai peninggalan Mbah Monte sehingga dinamakan Candi Rambut Monte. Kemudian, telaga yang berada di sekitar Candi Rambut Monte dinamakan Telaga Rambut Monte.
Sementara itu, kepercayaan terhadap Danyang yang ada di Telaga Rambut Monte mendorong masyarakat melaksanakan beberapa ritual. Di antaranya, nyadran, ruwatan desa, ritual larung wedhus kendi).
Selain itu, masyarakat Desa Krisik yang akan memiliki hajat biasanya melakukan nyadran terlebih dahulu di Rambut Monte. Hal itu dilakukan sebagai bentuk menghormati leluhur dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah yang diberikan.