Petahana Kalah, Anggota DPRD Jember Lakukan Aksi Cukur Gundul karena Ini
Beberapa anggota DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan aksi cukur gundul sebagai ungkapan syukur setelah Pilkada 9 Desember 2020. Ternyata ini alasannya.
Beberapa anggota DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan aksi cukur gundul sebagai ungkapan syukur. Hal itu dilakukan setelah calon bupati petahana Faida dan calon wakil bupati Vian kalah dalam Pilkada Jember 2020 menurut hasil hitung cepat lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Selain melibatkan sejumlah anggota DPRD Jember, aksi spontan itu juga diikuti oleh pendukung pasangan calon Hendy-Gus Firjaun, serta aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dikutip dari Antara, aksi cukur gundul itu dilakukan di ruang lobi DPRD setempat, Kamis (10/12) kemarin.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Apa saja yang terjadi saat Jamasan Jimat? Setelah jimat-jimat dikeluarkan, sang juru kunci bersama para kerabat Amangkurat segera membuka kain mori kusam yang membungkus pusaka sebelum dicuci menggunakan air jeruk bali.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa itu Jurig Jarian? Dalam bahasa Sunda, Jurig berarti hantu dan Jarian adalah tempat yang kotor. Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor seperti tempat sampah.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
Alasan Lakukan Aksi
©2020 Merdeka.com/Muhammad Permana
"Aksi cukur gundul itu bentuk ungkapan syukur kami bahwa cabup-cawabup yang kami dukung unggul dalam pilkada dan bentuk ungkapan untuk menjaga silaturahim antarsemua pihak," jelas Ketua Komisi C DPRD Jember David Handoko Seto.
Setelah pelaksanaan Pilkada, lanjut David, kini tidak ada lagi pasangan calon nomor urut 1, 2, dan 3. Pasalnya semua sudah menjadi masyarakat Jember, menjadi satu kesatuan untuk menjadikan Jember lebih baik.
"Tentunya sudah tidak ada lagi perbedaan dan semuanya bersatu untuk Jember dalam upaya mengejar ketertinggalan, sehingga yang dulu berbeda pandangan saat pilkada, sudah saatnya bersama kembali," lanjutnya.
Harapan ke Depan
Senada, anggota Komisi B DPRD Jember Nyoman Aribowo yang ikut aksi cukur gundul menyatakan hal serupa. Meskipun ia tidak mendukung pasangan calon nomor urut 2 Hendy-Gus Firjaun dalam pilkada 9 Desember 2020.
"Saatnya bersatu kembali dan perbedaan pilihan di antara anggota DPRD Jember sudah selesai, sehingga harus bekerja sama untuk memperbaiki kabupaten ini agar bisa lebih baik," ungkapnya.
Dia berharap, komunikasi buruk yang terjadi antara eksekutif dengan legislatif pada era kepemimpinan Bupati Jember Faida tidak terulang kembali. Sehingga, ke depan sinergi antara DPRD dan Pemkab Jember yang dipimpin bupati baru bisa berjalan optimal.
Hasil Hitung Cepat
©2020 Merdeka.com/Instagram @kpujember
Berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup-cawabup) nomor urut 2 Hendy Siswanto-M Balya Firjaun Barlaman unggul dengan perolehan suara 47,95 persen.
Sementara pasangan cabup-cawabup nomor urut 1 Faida-Dwi Arya Nugraha Oktavianto memperoleh suara 30,41 persen, dan pasangan cabup-cawabup nomor urut 2 Abdussalam-Ifan Ariadna mendapatkan suara 21,64 persen.