Awalnya Jualan Celana ke Teman Kampus Kini Jadi Pemilik Toko Oleh-oleh Paling Terkenal di Kota Batu, Pria Ini Ungkap Rahasia Bisnisnya
Muhammad Shofiyullah memulai bisnisnya dengan jualan celana jeans kepada teman-teman kuliahnya di Malang. Kini ia jadi crazy rich daerah.
Muhammad Shofiyullah, pria asal Kabupaten Pati Jawa Tengah merantau ke Malang Jawa Timur untuk menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Malang (Unisma).
Selama kuliah, ia tak hanya sibuk belajar akademik, tetapi juga menyelami langsung dunia bisnis. Jiwa bisnis Shofiyullah merupakan warisan dari sang ibu yang merupakan pedagang di Kabupaten Pati.
- Pernah Dituduh Pelihara Tuyul, Begini Kisah Sukses Pengusaha Criping Asal Magelang Beromzet Rp6 Juta Sehari
- Kisah Pasutri Asal Tulungagung Nekat Tinggalkan Pekerjaan dan Pilih Jualan Baju, Modal Rp1 Juta Hasilkan Rp2 Miliar
- Menelusuri Jejak Pelarian Caleg DPRK Aceh Tamiang, Sofyan dari Kejaran Polisi Buntut Kasus Narkoba 70 Kg
- Kisah Crazy Rich Pemilik Pabrik Gula di Probolinggo, Punya Rumah Mewah di Daerah Terpencil
"Berawal dari jualan celana jeans dan baju saja, door to door jualnya. Mengambil barang dagangan dari Kudus dan beberapa tetangga yang punya bisnis konveksi," terangnya, dikutip dari YouTube PecahTelur, Jumat (30/8/2024).
Celana dan baju yang dikulak dari rekan-rekan pedagang ibunya di Pasar Kudus, kemudian dijual Shofiyullah kepada teman-teman kampusnya. Ada kalanya, ia juga berjualan di depan kampus Unisma.
"Dulu jualan di sebelah ATM karena ramai. Setiap orang habis ambil uang, saya tawari (celana jeans dan baju)," tutur Shofiyullah.
Pilih Jadi Pengusaha
Lahir dalam keluarga yang relijius membuat Shofiyullah dekat dengan budaya pondok pesantren sejak kecil. Ia menghabiskan masa SD hingga SMA di pondok pesantren.
Lulus SMA, kedua orang tua Shofiyullah tetap meminta sang putra untuk melanjutkan pendidikan tinggi sembari mengaji di pondok pesantren yang sama.
"Saya ini anak bandel, sempat di Pondok Pesantren Al Anwar Rembang sebentar lalu saya pamit pada kiai saya, Mbah Maimoen Zubair. Saya bilang ingin kuliah sambil kerja untuk membahagiakan orang tua. Soalnya seluruh saudara saya sudah di pondok pesantren, kalau saya juga di pondok pesantren nanti tidak ada yang menjadi pengusaha," ungkap Shofiyullah sambil terkekeh mengenang perbincangannya dengan Kiai Maimoen Zubair.
Shofiyullah mengaku keinginnya menjadi pengusaha sudah tertanam sejak kecil. Saat duduk di bangku SD, ia sudah berjualan es lilin atas inisiatifnya sendiri. Saat SMP dan SMA, Shofiyullah dipercaya mengelola koperasi pondok pesantren.
"Ibu saya pedagang, ayah saya kiai, jadi penghasilannya tidak seberapa. Kenapa saya ingin jadi pengusaha ya karena saya ingin mengubah kehidupan keluarga saya," imbuhnya.
Restu Orang Tua
Melihat keinginan kuat Shofiyullah, ayah dan ibunya akhirnya memberikan izin sang putra untuk kuliah sembari merintis bisnis kecil-kecilan. Meski demikian, kedua orang tuanya tidak memberikan modal berupa uang sepeser pun.
"Abah saya bilang dia merestui saya kuliah sambil kerja (berjualan celana dan baju) dan ingin melihat saya sukses," tutur Shofiyullah menirukan sang ayah.
Mendengar ucapan sang abah, Shofiyullah pun mengungkapkan cita-citanya. Jika ia sukses dalam bisnisnya, hal pertama yang akan dilakukan ialah memberangkatkan haji kedua orang tua. Cita-cita ini telah berhasil ia tunaikan.
Toko Oleh-oleh Terkenal
Selain jualan door to door, Shofiyullah kemudian memberanikan diri menawarkan dagangannya kepada para pedagang pasar. Beberapa waktu kemudian, ia juga menyewa kios di salah satu pasar di kawasan Malang Raya.
"Tiga tahun saya tidur di toko pasar yang saya sewa itu. Kemudian mencoba buka toko di pinggir jalan, ramai juga," ungkap Shofiyullah.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, kini Shofiyullah memiliki salah satu pusat oleh-oleh paling terkenal di kawasan Malang Raya. Toko oleh-oleh ini menjual berbagai macam buah tangan, mulai makanan ringan, kaus, celana, dan masih banyak lagi. Selain itu, pusat oleh-oleh milik Shofiyullah ini tempat makan khas Malang Raya.