Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah
Makam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.
Hingga kini masih ada keluarga yang berziarah di kompleks makam ini
Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah
Kompleks permakaman Belanda di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur nasibnya miris. Di masa lalu, permakaman ini dikenal sebagai kompleks makam mewah. Hal ini tampak dari bangunan makam meneer dan noni Belanda yang dilengkapi dengan nisan batu marmer.
(Foto: TikTok eltha.story)
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Kapan Kyai Makmur ditembak oleh Belanda? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Mengapa Belanda dendam pada Teuku Nyak Makam? Dendam Belanda kepada Teuku Nyak Makam muncul sebagai akibat dari keberhasilan Panglima Teuku Nyak Makam dalam menewaskan banyak Belanda dan terus menjadi ancaman melalui melakukan sabotase dan penyerangan gerilya.
-
Apa ciri khas halaman rumah Belanda? Halaman yang Luas dan Asri Pekarangan rumah yang luas menjadi salah satu ciri khas model rumah ala zaman kolonial. Walaupun model halaman rumah seperti ini mengingatkan kamu pada film film horor, namun apabila kamu menyukai suasana vintage, kamu dapat memasukan ini ke dalam list model rumah masa depan.
-
Mengapa Nyi Mas Gamparan melawan Belanda di Banten? Ia tak ingin warga Banten diremehkan oleh bangsa asing, terlebih kesewenang-wenangan Belanda yang menyiksa masyarakat Banten.
-
Apa yang dilakukan Nyi Mas Gamparan untuk melawan Belanda? Ia banyak melakukan penyerangan dari balik hutan, dan bersembunyi di pedalaman Banten.
Selain makam para meneer dan noni Belanda, di sini juga ada makam terduga anggota PKI yang dibunuh secara kejam. Tak hanya itu, ada pula beberapa makam warga lokal Wlingi. Mengutip TikTok @eltha.story, tidak diketahui pasti kapan pertama kali jenazah dikebumikan di kompleks makam tersebut.
Kondisi Terkini
Saat ini, kompleks makam Belanda ini sudah tidak terawat. Bahkan, lahan di sekelilingnya dijadikan sawah oleh warga sekitar.
Tidak ada informasi jelas siapa saja sosok yang dikebumikan di sini. Apalagi nisan-nisan terbuat dari batu marmer bertuliskan nama-nama jenazah banyak hilang dicuri orang.
(Foto: TikTok eltha.story)
Salah satu makam yang nisannya masih jelas yakni milik Gerardus Antonius Wunveldt yang lahir di Surabaya 3 Desember 1874 dan wafat di Blitar pada 4 Mei 1935.
Sejarah Wlingi
Pada 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap lalu dibuang ke Manado. Penangkapan itu menyebabkan para pendukung setianya bubar dan melarikan diri ke arah barat/timur. Guna mengelabui penjajah Belanda, mereka menyamar sebagai petani, pedagang, pendakwah, dan lain sebagainya.
Prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke arah timur adalan Ki Ageng Pandan Rowo dan Ki Tugusari. Keduanya sampai di sebelah timur Sungai Lekso Kabupaten Blitar yang dulunya masih berwujud hutan belantara.
Setelah mendapatkan izin Kanjeng Bupati Blitar, Ki Ageng Pandan Rowo dan Ki Tugusari membabat hutan. Mereka dibantu rakyat yang ingin ikut menempati apabila nanti menjadi ladang dan hunian. Kebetulan di bagian utara hutan banyak tumbuh rumput Wlingen, sementara di bagian tenggara dan selatan banyak ditumbuhi pohon nangka. Atas dasar banyaknya rumput tersebut maka lahan yang baru dibuka itu diberi nama Desa Wlingi oleh Ki Ageng Pandan Rowo.
Mengutip laman resmi Pemkab Blitar, Ki Tugusari bersama warga membangun jalan, sawah/ladang, sungai dan parit. Sungai yang dibuat di bagian timur dikenal dengan Sungai Dawuhan. Sedangkan bagian barat dinamai Sungai Lekso. Mayoritas warga di daerah tersebut berprofesi sebagai petani. Daerah itu kemudian diberi nama Wlingi Krida Martani.
- Mencari Jejak Keberadaan Pabrik Es Krim Milik Belanda di Jogja, Kini Hilang Tak Berbekas
- Bey Machmudin Batalkan Acara Anies, Ini Reaksi Cak Imin Ditanya Dugaan Campur Tangan Istana
- 5.825 KK Terancam Kena Dampak Pembangunan Waduk Cibeet dan Cijurey
- Heboh Gundukan Tanah Mirip Makam di Kebumen, Setelah Dibongkar Ini Isinya