Karier Terhenti karena Cedera, Mantan Pesepak Bola Ini Banting Setir Jual Pakaian, Bisnisnya Pernah Nyaris Bangkrut Sisakan Satu Karyawan
Ia bahkan pernah mengajak karyawannya menjual opak karena bisnis pakaiannya tak jalan.
Ia bahkan pernah mengajak karyawannya menjual opak karena bisnis pakaiannya tak jalan.
Karier Terhenti karena Cedera, Mantan Pesepak Bola Ini Banting Setir Jual Pakaian, Bisnisnya Pernah Nyaris Bangkrut Sisakan Satu Karyawan
Mimpi Muhammad Fajar Muklisin menjadi pesepak bola profesional gagal setelah ia mengalami cedera lutut. Padahal sejak SMP, ia sudah sering ikut kompetisi sepak bola dan prestasinya diakui di tingkat nasional.
- Karyawan Ini Dibully Teman Kerja, Mata Dipukul hingga Pecahan Kacamata Lukai Kornea dan Kelopak
- Tinggalkan Pekerjaan Mapan, Pasutri Asal Kediri Pilih Jualan Bawang Merah, Kini Omzetnya Capai Ratusan Juta Rupiah per Bulan
- 30 Kata-kata Sibuk Kerja Lupa Pacar, Sindiran Halus buat Pasangan
- Karyawan Bobol Gudang Sembako Milik Bosnya, Mentega Senilai Rp200 Juta Raib Dicuri
Putus Asa
Fajar sempat putus asa setelah terpaksa harus berhenti di dunia sepak bola.
"Berminggu-minggu sempat enggak bisa berdoa karena bingung. Apa yang saya rintis sejak SD (jadi pesepak bola profesional) terputus di sini," ungkapnya, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Titik Balik
Usai mengalami berbagai dinamika, Fajar kemudian diberi kepercayaan orang tuanya untuk melanjutkan bisnis konveksi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Saat itu, kondisi bisnis konveksi tersebut sedang terpuruk.
Kendati tak punya latar belakang bisnis, Fajar yakin menerima mandat dari orang tuanya. Ia bahkan menolak tawaran dari sang kakak yang memintanya kuliah terlebih dahulu sebelum melanjutkan bisnis orang tua."Saya menolak (kuliah). Bisnis itu ibarat tanaman, kalau udah hampir mati tidak dipupuk, tidak disiram pasti mati. Saya belajar bagaimana cara agar dapat konsumen, bagaimana jualan di marketplace," jelas Fajar, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Jatuh Bangun
Pada tahun 2019 silam, bisnis konveksi milik Fajar nyaris bangkrut. Saat itu, ia hanya memiliki satu karyawan. Bahkan, satu karyawan itu tidak mengerjakan apapun karena produknya sama sekali tidak laku di pasaran.
Saat pandemi, Fajar berinisiatif memproduksi masker. Tak disangka produknya laris terjual. Bahkan, omzetnya melebihi penjualan produk-produk asli yang dikerjakan konveksinya.
Sejak saat itu, Fajar belajar semakin keras menyelami seluk-beluk dunia bisnis konveksi. Berkat kerja kerasnya, kini konveksi yang memproduksi pakaian dalam anak dan dewasa itu sudah punya pasar di berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Bahkan, untuk memenuhi pangsa pasar, Fajar juga mengambil produk dari orang lain. Pasalnya, produk dari konveksinya sendiri belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Kondisi Terkini
Fajar mengaku inspiratornya dalam berbisnis ialah orang tuanya sendiri. Ia sering berbagi cerita dengan orang tuanya mengenai bisnis dan seluk-beluk kehidupan. Selain itu, ia juga memiliki seorang mentor bisnis.