Perempuan Asal Magelang Berhasil Jadi CEO Lewat Tani Gula Kelapa
Kelompok ini beranggotakan 94 wanita, dan berhasil mengekspor produknya ke Korea, Belanda dan lainnya.
Kelompok ini beranggotakan 94 wanita, dan berhasil mengekspor produknya ke Korea, Belanda dan lainnya.
Perempuan Asal Magelang Berhasil Jadi CEO Lewat Tani Gula Kelapa
Memiliki semangat bisnis yang tinggi dan pandai melihat peluang, Ella berhasil mengembangkan potensi pertanian desanya dan mengangkat kehidupan warga desa terutama para ibu rumah tangga serta menjadi CEO pertanian gula kelapa di usianya yang masih 28 tahun.
Melansir dari youtube pecah telur pada, Senin(3/6) Ella Rizki Farihatul Maftuhah atau yang akrab disapa Ella, perempuan muda asal dusun semen, Kabupaten Magelang yang sedang menempuh pendidikan doktoral S3 Prodi Kimia Universitas Gadjah Mada. Awal mula bisnisnya dimulai ketika dia melihat potensi kelapa yang melimpah di desanya.
Kecamatan Candimulyo memiliki 480 hektar yang belum diberdayakan, rata-rata para warga terutama ibu-ibu banyak yang bekerja ke kota setiap pagi sampai sore dengan upah yang sangat rendah yaitu Rp20.000 per hari.
Melihat kondisi ini, Ella bersama keluarganya yang memiliki latar belakang sebagai pembuat produk dari kelapa, memutuskan untuk mengajak para ibu-ibu di desa untuk mengolah kelapa menjadi gula semut. Tujuan awalnya agar mereka tetap bisa berperan sebagai ibu rumah tangga tetapi juga dapat membantu perekonomian keluarga.
"Kami ya saya beserta keluarga itu miris sekali, anak-anak di desa kami kurang terurus karena ibunya pergi ke kota akhirnya kami berinisiatif karena memang basic keluarga saya itu turun-temurun bikin kelapa, Yuk kita bikin gula-gula kelapa," kata ella, dikutip dari youtube Pecah Telur pada, Senin(3/6).
Kemudian, Ella mulai membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Mira Lestari, untuk mengoptimalkan potensi kelapa di desa tersebut. Untuk memfasilitasi kegiatan dari KWT, Ella mendirikan koperasi yang bernama Nira Lestari Makmur, koperasi tersebut yang mengelola pembagian hasil dari pertanian secara merata, dan PT Nira Lestari International untuk urusan ekspor dan hubungan dengan pembeli.
Pada awalnya, hanya lima orang yang mau beralih dari pekerjaan di kota ke pembuatan gula semut. Namun, setelah melihat hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja di kota, jumlah anggotanya meningkat.
Pendapatan dari membuat gula semut bahkan bisa mencapai tiga hingga lima kali lipat dari pekerjaan mereka sebelumnya di kota.
Seiring berkembangnya usaha gula semut, usaha Ella tidak hanya berhenti disitu, dia melihat peluang dicabang lain, yaitu Vega Nectar, madu yang terbuat dari bunga kelapa dan alat pembuatan Virgin Coconut Oil(VCO) yang bisa mengurangi kadar air sehingga kualitasnya lebih baik dan proses produksinya lebih cepat.
Keberhasilan Ella tidak lepas dari tiga prinsip yang ella utamakan dalam kelompoknya, yaitu memastikan untuk berada pada visi dan misi yang sama, transparansi, dan profesionalisme.
Ella selalu memastikan setiap anggota mengerti tujuan besar dari kelompok tani, menjaga sistem keuangan yang transparan, dan mengelola kelompok tani dengan cara profesional, sehingga kelompoknya tetap bertahan dan berkembang.
Di tengah usahanya tentu pasti ada tantangan yang dihadapi, salah satu tantangannya adalah bagaimana menyampaikan inovasi dan teknologi yang rumit menjadi sesuatu yang mudah dipahami oleh ibu-ibu di desa.
"Saya menerjemahkan teknologi yang saya temukan di disertasi saya, ataupun di penelitian-penelitian saya itu ke sesuatu bahasa yang mudah dipahami, semisal es konten gitu kadar Abu itu nanti saya terjemahkan menjadi endapan, ibu-ibu nanti ketika produksi tidak boleh ada endapannya ya seperti,"ucap Ella
Namun dengan ketekunannya Ella berhasil mengatasi dengan mendesain alat-alat yang sederhana dan memberikan pelatihan yang mudah dimengerti.
Dengan keberhasilannya, kini kelompok taninya beranggotakan 94 wanita, dan berhasil mengekspor produknya di tidak hanya lokal tapi juga keluar negeri, seperti korea, belanda dan lainnya. Bahkan, PT Nira Lestari International kini sudah memiliki cabang di Malaysia dan produknya, Golden Nira, telah diakui di pasar internasional.
Ella juga aktif dalam kegiatan sosial dengan mengalokasikan CSR untuk pendidikan anak-anak dan mendanai fakir miskin di desanya, dan berharap bisa lebih mensejahterakan desanya.
Ella menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan keberanian untuk berubah dapat membawa dampak positif yang besar. Selain itu, usahanya membuktikan bahwa usaha dengan tekad kuat dan visi yang jelas, bisa membawa perubahan besar, dimulai dari langkah kecil di sebuah desa.
Reporter Magang : Tasya Ananda.