Kisah Gadis Blitar Bikin Jam Tangan Kece dari Limbah Kayu, Awalnya Coba-coba Kini Omzetnya Puluhan Juta Rupiah per Bulan
Terinspirasi dari banyaknya limbah kayu yang dihasilkan dari produksi alat musik, gadis ini mencoba berinovasi dengan teman-temannya
Terinspirasi dari banyaknya limbah kayu yang dihasilkan dari produksi alat musik, gadis ini mencoba berinovasi dengan teman-temannya
Kisah Gadis Blitar Bikin Jam Tangan Kece dari Limbah Kayu, Awalnya Coba-coba Kini Omzetnya Puluhan Juta Rupiah per Bulan
Ryssa Putri, gadis 22 tahun asal Kota Blitar, Jawa Timur berhasil mengekspresikan kreativitasnya sekaligus meraup cuan cukup besar dari limbah kayu. Ia menyulap limbah kayu menjadi jam tangan kece dengan harga jual relatif mahal.
- Mengenal Tingkilan, Ketika Warga Kutai Berbalas Pantun Sambil Bermain Musik Gambus
- Kisah Hidup Slamet Riyadi Difabel Asal Trenggalek, Diremehkan Orang sejak Kecil Kini Buktikan Sukses Jadi Musisi dan Kreator Konten
- Mengenal Kompang, Alat Musik dari Jazirah Arab yang Populer di Tanah Melayu Riau
- 10 Artis Indonesia yang Gagal Ikut Ajang Pencarian Bakat, Sekarang Menjadi Penyayi Terkenal
Limbah Kayu
Ide kreatif Ryssa muncul saat ia melihat banyaknya limbah kayu sisa pembuatan alat-alat musik. Ia kemudian mendapat inspirasi mengolah limbah kayu itu menjadi benda bermanfaat berupa jam tangan. Agar lebih menarik, desain jam tangan dibuat kekinian dengan ciri khas tabrak warna.
Untuk membuat jam tangan, Ryysa memanfaatkan limbah kayu pembuatan gitar yakni jenis maple. Kayu jenis ini menarik karena memiliki warna yang cerah dibanding jenis kayu lain.
Proses Pembuatan
Produksi jam tangan kayu dilakukan Ryssa bersama tiga orang temannya. Proses produksi dimulai dengan memotong kayu maple sesuai modal jam yang akan dibuat. Selanjutnya, kayu tersebut dihaluskan dan dirangkai dengan komponen jam serta bahan lain.
Nilai Ekonomis
Desain yang menarik dengan kayu berwarna khas membuat jam tangan karya Ryssa punya nilai ekonomis tinggi. Ia membanderol jam tangan kayu senilai Rp250 ribu hingga Rp350 ribu per biji.
Motivasi
Mengutip YouTube Liputan6, Ryssa mengaku termotivasi memproduksi jam tangan kayu karena sejumlah alasan. Pertama, karena banyaknya limbah kayu sisa pembuatan alat musik yang dibuang begitu saja oleh pengrajin.
"Aku suka dan sudah punya ilmunya," jelas gadis berkacamata tersebut.
Pemasaran
Ryssa menjual produk jam tangan kayu kreasinya secara luring maupun daring. Selain dijual di galeri, penjualan luring juga terjadi saat produknya mejeng dalam sejumlah pameran di berbagai kota. Sementara penjualan daring dilakukan melalui marketplace.
Limbah KayuOmzet
Kini, dalam sebulan Ryssa bisa menjual sekitar 100 jam tangan. Jika dirata-rata omzet yang ia dapatkan dari produk jam tangan berbahan limbah kayu ini mencapai puluhan juta rupiah per bulan.