Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh
Airlangga dikenal sebagai salah satu raja berpengaruh di Jawa Timur. Ini kisah hidupnya yang jarang dibahas.
Hari bahagia itu justru jadi duka
Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh
Profil
Airlangga lahir di Bali pada tahun 990. Ayahnya Udayana, raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Sementara ibunya adalah Mahendradatta, putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang.
Nama Airlangga memiliki arti "air yang melompat." Julukan ini merujuk pada kisah Airlangga yang berhasil lolos dari bencana Mahapralaya, yang dianggap bencana besar seperti air bah, seperti dikutip dari laman s3ilmusosial.fisip.unair.ac.id.
Airlangga memiliki dua adik, yaitu Marakata Pangkaja (yang menjadi raja Bali setelah ayah mereka meninggal) dan Anak Wungsu (yang naik takhta setelah Marakata).
-
Kapan Raja Narasinga II memerintah? Dia memerintah sejak tahun 1473.
-
Bagaimana cara Airlangga mengatasi kekacauan setelah kematian Raja Dharmawangsa? Airlangga selamat dalam peristiwa itu. Ia kemudian menyiapkan serangan balik terhadap Raja Wura Wari. Serangan itu terbukti sukses sehingga ia menjadi penguasa Medang. Setelah berhasil meredakan kekacauan, Airlangga memindahkan ibu kota Kerajaan Medang ke Kahuripan.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Kenapa Haji Wura-Wari menyerang Kerajaan Medang? Selain mendapat perintah dari Kerajaan Sriwijaya, alasan Haji Wura-Wari menyerang Medang disebabkan dendam karena lamarannya terhadap putri Raja Dharmawangsa ditolak.
-
Bagaimana suasana pertemuan antara Airlangga dan para ketua dewan? Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus menuturkan, pertemuan antara Airlangga dengan para ketua dewan berlangsung cair dan penuh kekeluargaan. Ia menuturkan, kedekatan Airlangga dengan para ketua dewan membuat suasana pertemuan yang dilakukan sambil makan malam berlangsung penuh canda tawa.
-
Apa peran Kerajaan Lasem dalam Kerajaan Majapahit? Dalam Kitab Negarakertagama juga disebutkan bahwa Bhre Lasem pertama, yaitu Duhitendu Dewi merupakan salah satu penguasa dari 11 kerajaan di Jawa. Ia juga menjadi salah satu dari sembilan Dewan Pertimbangan Agung Kerajaan Majapahit.
Pernikahan
Airlangga menikahi putri pamannya. Pernikahan berlangsung di Wwatan, ibu kota Kerajaan Medang, kini lokasinya sekitar Maospati, Magetan, Jawa Timur.
Saat pesta pernikahan Airlangga berlangsung, Kota Wwatan diserbu Raja Wurawari. Raja Wurawari adalah sekutu Kerajaan Sriwijaya dan didukung wangsa Syailendra untuk melakukan pemberontakan.
Kehilangan Orang-orang Tercinta
Serangan Raja Wurawari menyebabkan paman sekaligus mertua Airlangga yakni Dharmawangsa Teguh tewas. Seluruh kerabat raja juga habis tak tersisa. Istana Wwatan pun habis dibakar pasukan Raja Wurawari.
Pelarian
Daerah Wwatan tak lagi bisa dideskripsikan akibat serangan Raja Wurawari. Namun, Airlangga berhasil lolos dari serangan tersebut.
Ia bersama sang istri melarikan diri ke hutan pegunungan yang dikenal sebagai Vana Giri Wonogiri.
Saat itu, usianya 16 tahun.
Airlangga kemudian menjalani hidup sebagai seorang pertapa di tengah hutan pegunungan.
Ia didampingi seorang pembantu bernama Mpu Narotama.
Petilasan
Salah satu bukti petilasan Airlangga pada masa pelariannya dapat ditemukan di Sendang Made, Kudu, Jombang, Jawa Timur. Tempat ini menjadi saksi sejarah dari masa pelarian Airlangga hingga ia kembali ke dunia kerajaan.
(Foto: Dok. Jombang City Guide)
Kerajaan Kahuripan
Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan dan memerintah sekitar tahun 1009-1042 dengan gelar Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Ia memerintah dari Kahuripan, Sidoarjo, dan kemudian memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Wilayah kekuasaannya meliputi Pasuruan hingga Madiun.
Airlangga membangun infrastruktur, seperti bendungan, pelabuhan, jalan-jalan, dan pertapaan. Ia juga menyusun kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Medang.
- Bak Ratu dan Raja Sehari, 100 Pasangan Nikah Massal Ditawari Bulan Madu di Rumah Wali Kota Palembang
- Dulu Jadi Tempat Mandi Putri Raja saat Sakit, Begini Eksotisnya Air Merambat Roro Kuning Nganjuk
- Kisah Perang Saudara Antara Raja Panjalu dan Raja Jenggala, Tak Puas dengan Warisan Orang Tua
- Raja Tega, Pemuda di Aceh Suruh Bocah Jualan di Lampu Merah Cuan Rp1 Juta per Hari
Airlangga dikenal memiliki toleransi tinggi terhadap beragam agama, termasuk Hindu Syiwa dan Buddha.
Ia mendukung pengembangan agama-agama ini dan memfasilitasi pendeta dalam berbagai upacara keagamaan.
(Foto: Freepik)
Bagi Kerajaan
Pada tahun 1042, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua: Kerajaan Kadiri (Daha) dan Kerajaan Janggala.
Sri Samarawijaya, memerintah di Kadiri. Sementara Mapanji Garasakan, memerintah di Janggala.
Akhir Hidup
Setelah membagi kerajaannya, Airlangga turun takhta dan menjadi seorang pendeta dengan gelar Resi Aji Paduka Mpungku. Ia meninggal pada tahun 1049.