Meninggal Dunia, Ini Fakta Sosok Muhammad Thohir Direktur Pertama Rumah Sakit Islam Surabaya
KH Muhammad Thohir dikenal sebagai dokter, aktivis, sekaligus penulis kebanggaan NU. Kepergiannya menjadi duka mendalam.
Direktur pertama Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya ini meninggal pada Jumat (3/11).
Meninggal Dunia, Ini Fakta Sosok Muhammad Thohir Direktur Pertama Rumah Sakit Islam Surabaya
Dokter kebanggan NU sejak tahun 1980-an, Muhammad Thohir meninggal dunia pada Jumat (3/11/2023) sekitar pukul 04.21 WIB. Almarhum bukan orang biasa.
Sosok Multiperan
Muhammad Thohir atau yang akrab disapa Cak Mat merupakan aktivis organisasi sejak muda, mulai dari IPNU, PMII hingga ke PWNU Jatim. Ia lahir di Peneleh Kota Surabaya, kampung para pejuang seperti HOS Cokromaninoto dan Bung Karno.
- Mengungkap Tabir Kematian Dokter Muda Undip Diduga Bunuh Diri karena Dibully Senior
- Menguak Fakta di Balik Kasus Bunuh Diri Dokter Muda Undip, Diduga Korban Perundungan hingga Sempat Curhat ke Ibunya
- Dokter Spesialis Olahraga Jelaskan Sejumlah Budaya Kebugaran di Indonesia yang Perlu Diubah
- Mengenal Sosok Dokter Dayat, Aktivis NU sejak Kecil yang Berjuang Lewat Jalur Kesehatan
Salah satu peran besar Muhammad Thohir pada PMII Surabaya adalah mengupayakan kantor PMII yang emudian tukar guling dengan Gramedia di Jalan Basuki Rahmad Surabaya.
Karier
Lulus dari pendidikan dokter, ia melanglang buana bertugas di sejumlah rumah sakit. Mulai dari RS Pasuruan hingga RS Jiwa Menur Surabaya.
"Bersama KH. Zakky Ghufran, beliau kemudian menyerahkan RSI Surabaya kepada NU, yang pengelolaannya akhirnya ditangani PBNU sejak masa KH Hasyim Muzadi menjadi Ketua Umum PBNU," terang seorang tokoh NU Jawa Timur, Zaini Ilyas, dikutip dari ANTARA (3/11/2023).
Muhammad Thohir juga merupakan pejuang perintis Majalah Aula NU Jawa Timur, perintis rumah sakit dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta sempat menjadi Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial NU "Khadijah" Surabaya.
Ketika menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, almarhum sangat aktif. Bahkan saat Muktamar NU di Situbondo (1984), ia masuk dalam Tim Perumus Khittah NU 1926 bersama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Dr dr Fahmi D Syaifuddin (putra KH. Syaifudin Zuhri).
Dokter Thohir juga ikut membantu pendirian RSI Pati karena istrinya masih ada hubungan kekerabatan dengan para pejuang NU Pati.
Penulis Produktif
Muhammad Thohir juga dikenal rajin menulis buku. Buku-buku yang ditulisnya adalah Maghfiroh Total, Ayat-Ayat Tauhid, Tafakur Umat Qur'ani, Menjadi Manusia
Pilihan dengan Jiwa Besar, dan buku-buku puisi agamis.
"Kita semua merasa kehilangan seorang yang semangat berjuangnya cukup tinggi di tengah kesibukannya sebagai abdi negara masih meluangkan waktu untuk NU," tandas Zaini yang pernah menjadi khodam/pelayan almarhum Dokter Thohir saat di PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) Jatim.