Menilik Sejarah Perkembangan Islam Paling Awal di Jawa Timur
Islam di Jawa Timur memang sudah jauh berkembang dibanding saat pertama kali datang. Kenyataan itu meneguhkan bahwasanya upaya untuk menilik kesejarahan Islam di masa-masa paling awal kedatangannya senantiasa perlu dilakukan.
Jawa Timur dan Islam merupa dua entitas yang tidak terpisahkan. Di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, nama Jawa Timur masyhur sebagai salah satu wilayah dengan nuansa dan kesejarahan Islam yang kental dan khas. Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) lahir di Jawa Timur.
Selain tersohor sebagai tanah kelahiran NU, Jawa Timur juga dipandang sebagai salah satu provinsi dengan jumlah pondok pesantren paling banyak di Indonesia. Beberapa pondok pesantren besar dan terkenal seperti Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Darul Ulum, dan Pondok Pesantren Lirboyo ada di sana.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi lokasi semedi para raja Jawa di masa lalu? Konon, gua ini menjadi lokasi semedi para raja Jawa di masa lalu. Bahkan, Soeharto disebut mendapatkan wangsit bakal menjadi Presiden Indonesia di gua ini.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Di mana saja lokasi yang dikunjungi dalam acara Jelajah Histori? Tempat pertama yang akan dikunjungi adalah Museum Jenderal Ahmad Yani dan Museum Jenderal Besar AH Nasution.Setelah itu disambung acara diskusi di Kantor KLY, Jl RP Soeroso, Jakarta Pusat. Kegiatan akan berlanjut mengunjungi Museum Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur.
©2020 Merdeka.com/nu.or.id
Jauh sebelum NU dan banyak pondok pesantren itu hadir dan banyak dikenal seperti hari ini, perkembangan Islam di Jawa Timur memiliki kesejarahan yang panjang dan menarik untuk ditelisik. Pengetahuan mengenai sejarah perkembangan Islam di Jawa Timur perlu terus-menerus digaungkan supaya hakikat Islam tidak tercerabut dari akarnya.
Islam di Jawa Timur memang sudah jauh berkembang dibanding saat pertama kali datang. Kenyataan itu meneguhkan bahwasanya upaya untuk menilik kesejarahan Islam di masa-masa paling awal kedatangannya senantiasa perlu dilakukan.
Dari Penemuan Makam Islam Pertama Hingga Dakwah Walisongo
Prakiraan masuknya Islam di Jawa Timur tidak lepas dari ditemukannya makam atas nama Fatimah binti Maimun. Makam Islam pertama yang ditemukan di Gresik itu bertahun 1082. Selain makam Fatimah, ditemukan juga sejumlah makam Islam di kompleks pemakaman Kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1349, Sultan Zainal Abidin Bahiyah Syah yang merupakan Raja Samudera mengutus Malik Ibrahim dan Maulana Ishak menjalankan misi dakwah di wilayah Gresik.
Tahun 1415-1432, Man Huan mengabarkan keberadaan komunitas muslim pertama di Jawa bagian timur. Komunitas muslim itu terdiri dari tiga kelompok. Penduduk muslim yang dari barat, komunitas Cina yang memeluk islam, dan penduduk pribumi yang menduduki pemukiman bernuansa islam.
2020 Merdeka.com/romadecade@org
Di zaman pemerintahan Prabu Kertawijaya, beberapa bangsawan dan punggawa kerajaan sudah menganut ajaran Islam. Latar belakang dari kejadian itu ialah tersiarnya kabar mengenai masa kejayaan Islam di wilayah timur.
Islam berjaya di wilayah Persia, Afganistan, Pakistan, dan India. Tidak butuh waktu lama, melalui pelabuhan-pelabuhan di Jawa, ajaran islam lekas menyebar di wilayah Aceh dan Malaka.
Perkembangan Islam di Jawa Timur juga tak lepas dari peran Walisongo. Dari sembilan wali, lima di antaranya menjalankan misi dakwah Islam di Jawa Timur.
Kelima wali tersebut ialah Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Bonang di Tuban, Sunan Drajat di Lamongan, dan Sunan Giri serta Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik terletak di kota yang sama yaitu Gresik. Sampai saat ini, makam dari lima wali itu tidak pernah sepi pengunjung.
2020 Merdeka.com/nahdlatululama.id
Para wali terkenal dengan metode dakwah Islam yang santun. Mereka tidak serta merta menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang asing bagi masyarakat lokal.
Dakwah Islam dilakukan dengan pendekatan budaya yang sudah lebih dulu berkembang di masyarakat.Sunan Bonang misalnya menggabungkan syiar islam dengan musik jawa dan budaya lainnya.
Demikian halnya dengan sunan-sunan lain, mereka memegang teguh konsep akulturasi antara nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai yang sudah lebih dulu dianut oleh masyarakat lokal. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah menerima Islam sebagai sesuatu yang baru dan indah. Islam sebagai ajaran Ilahiah yang tidak berupaya mengikis kebudayaan mereka.
Agama dan Adat Istiadat
2020 Merdeka.com/wisatanabawi.com
Pada paruh abad ke-14, Maulana Malik Ibrahim alias Sunan Gresik sampai di tanah Jawa. Sunan Gresik singgah di daerah Leran, sekitar 9 kilometer dari Kota Gresik.
Di masa-masa awal kedatangannya, beliau tidak melakukan dakwah. Pilihannya ialah mengobati masyarakat setempat secara gratis.
Tujuan pengobatan itu selain sebagai amal sosial, juga untuk menarik perhatian masyarakat. Setelah merasa bisa mendapatkan hati masyarakat, barulah Sunan Gresik memulai misi dakwahnya. Misi itu ditandai dengan didirikannya pondok pesantren di Leran.
Dakwah Sunan Gresik juga tidak lekas ditandai dengan menyiarkan nilai-nilai agama di hadapan masyarakat. Ia lebih memilih menunjukkan dirinya sebagai kaum agama islam dengan sikap-sikapnya.
Tutur bahasanya santun, sikapnya lemah lembut, menghormati kaum miskin dan orang tua, menghargai yang lebih muda, dan lain sebagainya. Sosoknya yang demikian perlahan-lahan mendapat perhatian dari masyarakat lokal yang mulai tertarik dengan islam.
Jika diamati, sebenarnya persebaran Islam di Jawa Timur pertama-tama justru terjadi di antara nelayan. Wilayah pesisir menjadi wilayah yang paling awal mendapat pengaruh Islam dari dunia luar karena para pendakwah islam ialah seorang pedagang yang hilir-mudik di wilayah laut.
Sebelum memengaruhi wilayah pedalaman termasuk wilayah kerajaan, wilayah pesisir lebih dulu terpapar ajaran-ajaran islam. Sebagai simpul pertemuan antar pedagang dari berbagai daerah. Wilayah pesisir juga identik dengan masyarakat yang berpikiran lebih terbuka.
Keberhasilan penyebaran agama Islam di Jawa Timur abad ke 15 dan 16 ditunjukkan penguasaan para penyebar Islam terhadap simpul-simpul perdagangan laut. Di pelabuhan Gresik sekitar tahun 1371, Ibrahim Asmarakandi dan Maulana Mashfur diangkat sebagai syahbandar yang menguasai wilayah pelabuhan.
Pada tahun 1378, perjuangan kedua syahbandar itu dilanjutkan oleh Maulana Malik Ibrahim. Penguasaan wilayah tersebut menimbulkan tumbuhnya komunitas-komunitas muslim di Jawa Timur dengan pelabuhan Gresik sebagai pusat berkembangnya islam.