Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dikenal dengan sebutan sepetak tanah Eropa di Jawa. Pada zaman kolonial, daerah ini memang kawasan penting bagi pihak Belanda.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Dimana lokasi Jawatan Benculuk yang terkenal di Banyuwangi? Lokasi tempat wisata ini berada di Desa Benculuk, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
-
Apa komoditas pertanian unggulan yang sedang dikembangkan di Banyuwangi? Pemkab Banyuwangi terus memacu produksi potensi pertanian, terutama komoditas yang banyak diminati pasar. Salah satunya pisang cavendish atau ambon putih.
Nama Jembatan
Surabaya punya Jembatan Merah yang dikenal memiliki sejarah panjang pada masa kolonial. Sementara Banyuwangi memiliki Jembatan Kudung Kendeng Lembu.
Mengutip Instagram @visitbanyuwangi, istilah kudung berasal dari bahasa Indonesia yang artinyapenutup kepala. Penyebutan ini muncul karena jembatan peninggalan kolonial tersebut memiliki atap.
Mengutip situs smkentaf.sch.id, jembatan ini dibangun oleh perusahaan swasta Belanda sebagai bagian dari infrastruktur untuk mendukung operasional perkebunan mereka.
Satu hal yang menonjol dari jembatan ini adalah adanya atap. Atap ini memberikan perlindungan terhadap cuaca bagi pengguna jembatan serta menambah daya tarik estetika jembatan.
Desain yang kokoh dan tangguh membuat jembatan ini tetap kokoh meski usianya lebih dari satu abad. Hingga kini, jembatan ini menjadi jalur lintas penting bagi masyarakat.
Lebih dari 100 Tahun
Jembatan ini dibangun pada tahun 1914. Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembu
di Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, secara keseluruhan konstruksi jembatan yang terbuat dari kayu ini masih kokoh. Hingga kini, jembatan ini masih digunakan masyarakat.
Material yang digunakan untuk membangun jembatan didominasi kayu berdiameter besar yang terbukti kokoh hingga kini.
Jembatan dan karakter bangunan masih asli sebagaimana pertama kali dibangun. Bahkan, suasana asri di sekitar jembatan pun mirip dengan masa kolonialisme dulu. Adapun perubahan yang dijumpai adalah warna cat jembatan yang berbeda dari masa ke masa.
Jembatan Kudung Kendeng Lembu memiliki nilai sejarah penting karena merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda di Indonesia. Bangunan ini mencerminkan kejayaan dan peran perusahaan perkebunan Belanda di Banyuwangi pada masa lalu.
- Indonesia Punya Jembatan Kaca Terpanjang di Asia Tenggara, Bikin Jantung Deg-degan Tapi Pemandangannya Indah Banget
- Menikmati Festival Arsitektur Nusantara di Lereng Pegunungan Ijen Banyuwangi
- Rindukan Orang Tua, Kakak Beradik Yatim Piatu Bunuh Diri di Jembatan
- Menjelajah Desa Wisata Pronojiwo di Lumajang, Surga Wisata Berlatar Gunung Semeru