Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Masyarakat Bali meyakini manusia lahir berulang kali menuju kesempurnaan
Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Samsara Living Museum atau Museum Kehidupan Samsara merupakan salah satu pengejawantahan Museum Kehidupan Karangasem yang mengangkat tema tentang siklus hidup manusia Bali.
-
Mengapa pantun Bali lucu penting dalam melestarikan budaya Bali? Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional. Melalui bermain pantun, generasi muda dapat terlibat dalam praktik budaya yang khas, yang membantu mewariskan nilai-nilai dan identitas budaya kepada generasi selanjutnya.
-
Bagaimana warga Bali mempertahankan budaya mereka di Kalimantan Barat? Secara umum, warga kampung bali yang tinggal di Kalimantan Barat ini masih menegakkan budaya asli mereka, hanya saja tempatnya yang berbeda. Mereka juga masih menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk menghadiri acara Ngaben dan acara adat lainnya.
-
Kenapa Prasi penting bagi budaya Bali? Prasi juga jadi media melestarikan cerita-cerita yang berkembang di antara masyarakat Bali. Visual Prasi yang memukau dapat membantu mempertahankan eksistensi dari cerita-cerita tersebut.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Kenapa Museum Bale Indung Rahayu menarik bagi penggemar budaya Jawa Barat? Tempat ini jadi destinasi menarik, terutama bagi para penggemar kebudayaan khas Jawa Barat yang mulai langka.
-
Apa saja koleksi yang disimpan di Museum Balaputera Dewa? Museum yang terletak di Jalan Srijaya I No.28, Palembang ini dibangun untuk menjaga dan melestarikan ragam koleksi peninggalan sejarah sebagai sarana edukasi.
Profil
Mengutip situs Pemkab Karangasem, konsep Museum Kehidupan Samsara mengangkat tema tentang siklus hidup manusia Bali.
Dimulai dari berbagai nilai dan tradisi yang melekat sejak bayi berada di dalam kandungan, kemudian lahir ke dunia, hidup dan mati bahkan hingga menyatu dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa dan tercapainya kesempurnaan.
Semuanya dibingkai dalam ritual, sarana upakara.
Isi Museum
Ada 14 rentetan upacara Hindu yang disajikan dalam bentuk foto, beserta penjelasan dan alatnya di dalam museum.
Museum ini juga memperlihatkan aktivitas sehari-hari masyarakat setempat. Mulai pembuatan sarana tetabuhan (arak, brem), meulat-ulatan, mejejahitan, melukis wayang, hingga kegiatan kesenian khas seperti mecakepung/genjek, dan ngoncang.
Keseruan
Mengutip situs indonesia.go.id, saat wisatawan tiba di Museum Samsara, pertama mereka akan diberikan kain beserta selendang dan jamu sebagai minuman selamat datang.
Selanjutnya, wisatawan akan melihat proses ngoncang atau menumbuk padi secara tradisional yang dilakukan oleh ibu-ibu sekitar.
Selanjutnya, pemandu akan menjelaskan isi museum dan apa yang ada di sekitarnya.
Museum ini terbentang di areal seluas 80 hektare atau 8.000 meter persegi. Terdiri dari ruang hijau terbuka dan beberapa bangunan tradisional. Salah satunya gedung museum yang menjabarkan 14 tahapan upacara pada siklus hidup manusia Bali.
- Menengok Jejak Sejarah Perkeretaapian di Museum Lawang Sewu, Kini Jadi Tempat Wisata Favorit di Semarang
- Mengunjungi Museum Keris Nusantara, Simpan Koleksi Keris Berusia Ribuan Tahun
- Mengunjungi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Ada Kendaraan Dewa Siwa Peninggalan Masa Hindu
- Sensasi Menjelajah Museum Kematian Unair, Pamerkan Kisah Kematian Unik dari Seluruh Penjuru Dunia
14 Upacara
Adapun 14 upacara Hindu yang biasa dilakukan masyarakat Bali dan diajarkan di Museum Samsara yakni sebagai berikut.
Museum Samsara BaliNgrujak
Ngrujak diberikan kepada wanita yang sedang hamil muda, dengan tujuan memperkuat kehamilan ibu dan mengurangi risiko keguguran. Beragam buah dicampurkan untuk dikonsumsi pada tahap ini, seperti pisang, delima, pepaya, mangga, belimbing, badung, kecubung, gula aren, dan madu.
Tahap kedua, Magedong-gedongan, yaitu upacara untuk wanita dengan usia kehamilan 3-6 bulan. Tujuannya memurnikan dan menjaga keselamatan janin dan ibu, agar nantinya sang anak lahir menjadi orang baik.
Ketiga, setelah bayi lahir dilakukan Nanem Ari-ari. Tujuannya memohon perlindungan, umur panjang, serta keselamatan bagi si bayi. Prosesnya, ari-ari dicuci sampai bersih, dibungkus dengan kain kasa, diisi rempah-rempah, dimasukkan ke dalam kelapa lalu dikuburkan.
Kelima, Mapag Rare, yaitu penyambutan bayi yang berusia 12 hari sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan.
Keenam, Ngeles Kekambuh, upacara yang dilakukan kepada bayi setelah berusia satu bulan tujuh hari atau 42 hari.
Pada saat bayi berusia tiga bulan atau 105 hari digelar upacara Nelu Bulanin, kemudian pada usia enam bulan digelar Ngenem Bulanin, di mana bayi diizinkan menginjak tanah untuk pertama kalinya.
Tahap kesembilan yaitu Mekutang Rambut, yaitu penanda bahwa bayi telah menjadi manusia sempurna. Pada tahap ini dilakukan upacara pemotongan rambut.
Pada tahap kesepuluh digelar Semayut Meketus lan Menek Kelih, yaitu upacara untuk anak yang kehilangan gigi pertamanya dan ketika anak menginjak remaja.
Setelah menginjak remaja, anak dapat melakukan upacara Metatah atau dikenal potong gigi.
Selanjutnya Pawiwahan atau menikah.
Ketika meninggal dunia, manusia Hindu Bali akan dibuatkan upacara Ngaben. Pada tahap terakhir dalam siklus hidup adalah Atma Wedana, yaitu upacara untuk menyatukan kembali kepada Sang Pencipta.