Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
Tempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Tempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
Pondok Tegalsari di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo disebut sebagai cikal bakal berdirinya pondok pesantren di Pulau Jawa. Banyak tokoh besar yang pernah menimba ilmu agama maupun pengetahuan umum di pondok ini.
-
Kapan Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Pesantren di Tegal? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kapan Pondok Pesantren Canga'an didirikan? Berdiri sejak tahun 1711, kini pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari tiga abad.
-
Apa contoh cerpen yang menceritakan tentang pengalaman pribadi di pondok pesantren? Pengalaman di Pondok Pesantren Pondok Pesantren, tempat yang sangat berkesan bagi saya. Sejak kecil, saya sudah mengenal pondok pesantren ini. Ayah saya adalah seorang guru di sana, jadi saya sering berkunjung ke sana.Ketika saya berusia 12 tahun, ayah saya memutuskan untuk mengirim saya ke pondok pesantren untuk belajar agama.
-
Di mana Pondok Pesantren Canga'an berlokasi? Pondok Pesantren Canga'an di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Pulau Jawa.
-
Apa yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Canga'an? Penamaan kompleks kamar santri menggunakan nama daerah di nusantara. Mulai dari Madura, Bangkalan, Jawa. Penyebutan kata Jawa pada masa Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Ada kemungkinan para santri berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Sejarah
Pada tahun 1669, Kiai Ageng Muhammad Besari melakukan babat alas di wilayah timur sungai Jetis untuk mendirikan masjid. Selanjutnya, pada tahun 1680, ia mendirikan Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari. Tahun 1724, ia mendirikan masjid kedua untuk memperluas dakwah keislamannya. Selepas meninggalnya Kiai Ageng Muhammad Besari pada tahun 1747, kepemimpinan pondok diteruskan ke putra dan cucunya. Setiap tahun, jumlah santrinya mencapai 3.000 orang.
Mengutip laman resmi Ponpes Modern Gontor, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, karisma, dan kepiawaian para kiai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Pondokan-pondokan santri didirikan di beberapa desa sekitar untuk menampung jumlah santri yang membludak. Alumni Pondok ini banyak yang menjadi tokoh besar dan berjasa bagi bangsa Indonesia. Ada yang menjadi kiai, tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan, pengusaha, dan lain sebagainya.
Para Santri
Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito. Hingga kini, pondokan tempatnya tinggal selama menimba ilmu di Tegalsari masih berdiri kokoh.
(Foto: Google Maps)
Selain Ronggowarsito, Pakubuwono II dan HOS Tjokroaminoto juga pernah menjadi santri di sini. Tak hanya itu, sejumlah pendiri pondok pesantren besar di Jawa dulu juga menimba ilmu di Pondok Tegalsari.
(Foto: Google Maps)
Tanah yang Merdeka
Kebesaran hati Kiai Ageng Besari menerima Pakubuwono II sebagai santrinya diganjar kemerdekaan. Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat sebagai desa perdikan (bebas pajak) oleh Pakubuwono II. Kiai Ageng kemudian mendirikan sebuah masjid dan tempat tinggal.
- Tidak Terawat, Begini Potret Makam Para Pejuang Indonesia di Sumedang Terbengkalai
- Potret Kalimas Surabaya, Pintu Gerbang Menuju Ibu Kota Kerajaan Majapahit
- Mengunjungi Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Didirikan Santri Indonesia Pertama yang Belajar di Al Azhar Mesir
- Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Pasang Surut
Selepas meninggalnya Kiai Ageng Muhammad Besari, Pondok Tegalsari mengalami masa pasang surut di bawah kepemimpinan anak dan cucunya.
(Foto: Google Maps)
Berikut kondisi Pondok Tegalsari usai meninggalnya Kiai Ageng Muhammad Besari:
1. Kepemimpinan Kiai Ilyas (1773 – 1800)
Putra Kiai Ageng Muhammad Besari ini meneladani sang ayah. Ia bekerja keras mengembangkan pesantren hingga meninggal dunia pada 1800. Ia kemudian digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Kiai Yahya.
2. Kepemimpinan Kiai Yahya
Kondisi Pondok Tegalsari merosot dengan tajam. Pendidikan diabaikan dan para santri dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi kiai.
Kiai Yahya memerintah para santri menanam kedelai atau memotong padi. Tindakannya kemudian diketahui pihak Keraton Solo dan ia pun diberhentikan pada 1820.
3. Kepemimpinan Kiai Kasan Besari
Sosoknya dikenal sebagai salah satu kiai yang berhasil memimpin Pondok Tegalsari.
Setelah Kiai Kasan Besari, kepemimpinan diteruskan secara berturut-turut oleh Kiai Kasan Anom, Kiai Hasan Kalipah, Kiai Kasan Anom II (1883–1903), Kiai Kasan Anom III (1903–1909), Kiai Moh. Ismangil (1909–1926), Kiai Iksan Ngalim (1926–1931), Kiai Ahmad Amin (1931–1960), dan Kiai Al Yunani (1960–1964).