Sengaja Bikin Daerah Kekeringan, Begini Kisah Sunan Bonang Ditolak Warga Kediri
Wali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Wali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Sengaja Bikin Daerah Kekeringan, Begini Kisah Sunan Bonang Ditolak Warga Kediri
Sunan Bonang adalah tokoh penting dalam sejarah Islam di Nusantara. Sebelum cara dakwahnya melegenda, ada kisah kelam di baliknya. Ia pernah ditolak warga Kediri karena berdakwah dengan cara kekerasan.
-
Kapan Sunan Bonang wafat? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Di mana Sunan Bonang lahir? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Apa wirid favorit Sunan Bonang? Semasa hidupnya, Sunan Bonang memiliki wirid favorit berupa surah Al-Fatihah 50 kali, Al-Ikhlas 50 kali, dan selawat 300 kali.
-
Bagaimana Sunan Bonang menyebarkan ajaran Islam? Salah satu cara dakwah yang dilakukan oleh Sunan Bonang adalah melalui seni dan budaya Jawa yang kental dengan nilai-nilai kearifan lokal. Beliau menggunakan seni tari, musik, dan cerita-cerita rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada masyarakat.
-
Bagaimana Sunan Bonang menggunakan alat musik untuk berdakwah? Sunan Bonang sering menggunakan alat musik tradisional yang disebut bonang untuk menyampaikan dakwah.Bonang adalah sejenis gamelan yang terbuat dari besi atau kuningan dengan bagian tengah menonjol. Bila tonjolan itu dipukul dengan kayu lunak maka akan timbul suara merdu. Pada masa itu, bunyi bonang sangat memanjakan telinga. Apalagi yang membunyikan bonang itu seorang wali. Alhasil bunyinya mempunyai pengaruh luar biasa, sehingga banyak penduduk yang berbondong-bondong ingin menyaksikan dan mendengar dari dekat.
-
Siapa nama asli Sunan Bonang? Memiliki nama asli Raden Makdum Ibrahim, Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Kedatangan
Awalnya, Sunan Bonang datang ke Kediri dengan niat tulus untuk menyebarkan ajaran Islam. Saat itu, kedatangannya disambut dengan sikap skeptis karena sebagian besar penduduk Kediri masih memegang teguh agama Buddha dan Hindu. Apalagi ditambah dakwah Sunan Bonang saat itu memakai cara kekerasan, salah satunya sering menghancurkan arca yang dipuja masyarakat setempat. Hal itu membuat warga Kediri semakin getol menolak dakwah Sunan Bonang.
Tak hanya menghancurkan arca, Sunan Bonang juga sengaja mengubah aliran Sungai Brantas yang menjadi sumber kehidupan masyarakat. Akibatnya, daerah yang menolak dakwah Islam Sunan Bonang mengalami kekeringan.
Akibat berdakwah dengan cara kekerasan, Sunan Bonang ditolak warga Kediri melalui wujud konflik maupun pertarungan fisik. Setelah mendapatkan penolakan terus-menerus, Sunan Bonang pindah ke Demak.
Belajar dari Pengalaman
Penolakan yang dialami Sunan Bonang di Kediri menjadi titik balik perjalanan dakwahnya. Sunan Bonang merenungkan dan menyadari bahwa pendekatan lembut dan asimilatif jauh lebih efektif daripada cara kekerasan yang ia gunakan di Kediri. Mengutip Instagram @tuban_bercerita, berbekal pengalaman dakwahnya yang gagal di Kediri, ia lantas melakukan pendekatan asimilatif (peleburan) corak Islam dalam budaya Jawa. Dia memantapkan kepiawaiannya dalam kesusastraan dan kesenian untuk berdakwah di tempat lain.
Transformasi
Sunan Bonang memutuskan memanfaatkan kesenian dan kebudayaan Jawa sebagai sarana dakwah. Mengutip situs ejournal.iaintuban.ac.id, Dia mengubah tembang-tembang Jawa menjadi sarana penyampaian ajaran Islam. Ia menggubah gending-geding dan memainkannya dengan alat musik Bonang ciptaannya.
- Kisah Danau Cilala, Jadi Tempat Santai Warga Bogor dengan Ragam Cerita Misterius
- Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
- Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Sepulangnya dari masjid, masyarakat menghafalkan tembang itu di rumah. Sanak saudara mereka pun turut menyanyikan tembang itu karena tertarik akan kemerduan lagunya.
Demikianlah cara Sunan Bonang berdakwah sehingga santrinya tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Sunan Bonang
Keberhasilan Dakwah
Berkat pendekatan moderat dan asimilatif, Sunan Bonang berhasil memperluas pengaruh Islam di wilayah-wilayah lain, terutama di Demak. Keberhasilannya membangun Masjid Agung Demak menjadi salah satu bukti nyata dari transformasi dakwahnya.